Bentuk KUB, Bank Jatim (BJTM) Borong Saham Bank Banten (BEKS) Rp742,82 Juta

Ifonti.com , JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), atau yang dikenal luas sebagai Bank Jatim, secara resmi telah mengakuisisi saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS), atau Bank Banten, dalam sebuah transaksi bernilai Rp742,82 juta yang terealisasi pada 5 November 2025. Aksi korporasi ini menandai langkah penting Bank Jatim dalam memperkuat posisinya di industri perbankan nasional.

Pembelian saham Bank Banten ini, sebagaimana diungkapkan Bank Jatim dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), merupakan bagian dari strategi penyertaan modal untuk pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Melalui inisiatif ini, Bank Jatim dan Bank Banten berupaya menciptakan sinergi yang lebih kuat guna mengoptimalkan layanan dan jangkauan pasar.

Manajemen Bank Jatim menjelaskan bahwa pembelian saham BEKS dilakukan melalui pasar reguler (secondary market) dengan harga Rp27 per saham. Total saham yang berpindah tangan mencapai 275.119 lot, atau setara dengan 27.511.900 lembar saham, dengan nilai total yang memvalidasi angka transaksi awal yakni Rp742,82 juta. Akuisisi ini secara langsung menjadikan Bank Jatim sebagai salah satu pemegang saham utama Bank Banten.

Menyusul transaksi strategis ini, Bank Banten dijadwalkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 November 2025. Rapat krusial ini akan membahas dua agenda utama yang berpotensi mengubah lanskap operasional dan kepemilikan perseroan.

Agenda pertama RUPSLB adalah persetujuan penetapan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) Kedua dan Bank Induk Kelompok Usaha Bank (KUB) Bank Banten. Langkah ini sejalan dengan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, yang bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan tata kelola bank.

Selanjutnya, agenda kedua akan membahas persetujuan atas rencana aksi pemulihan perseroan, sebuah inisiatif vital sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana ini menjadi krusial mengingat kondisi permodalan Bank Banten. Hingga kuartal III/2025, laporan keuangan menunjukkan modal inti (tier 1) Bank Banten tercatat sebesar Rp1,29 triliun, dengan modal pelengkap (tier 2) senilai Rp38,31 miliar, menjadikan total modal perseroan mencapai Rp1,33 triliun. Menariknya, pada periode yang sama, Bank Banten (BEKS) berhasil membukukan laba bersih senilai Rp10,7 miliar, menunjukkan adanya upaya pemulihan kinerja.

Di sisi lain, Bank Jatim menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Hingga pengujung kuartal III/2025, Bank Jatim berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp1,148 triliun, melonjak 23,51% secara tahunan (YoY) dibandingkan Rp930,06 miliar pada periode sembilan bulan sebelumnya. Kinerja impresif ini juga didukung oleh penyaluran kredit Bank Jatim yang tembus Rp80,2 triliun pada kuartal III/2025, menggarisbawahi ekspansi bisnis yang agresif dan terukur.

Peningkatan laba bersih Bank Jatim didorong oleh pertumbuhan signifikan pendapatan bunga bersih yang mencapai 29,25%, melonjak dari Rp3,94 triliun per September 2024 menjadi Rp5,1 triliun. Secara rinci, pendapatan bunga Bank Jatim tumbuh 28,36% YoY mencapai Rp7,42 triliun, dibandingkan dengan Rp5,78 triliun pada akhir kuartal III/2024. Meskipun demikian, beban bunga juga terkerek 26,52% YoY, dari Rp1,83 triliun menjadi Rp2,32 triliun hingga September 2025, menunjukkan dinamika pasar yang tetap dikelola dengan baik.

Kekuatan finansial Bank Jatim semakin dipertegas dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) individu yang tercatat sebesar 23,14%, meningkat dari posisi sebelumnya 23,06%. Angka ini jauh melampaui ketentuan minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengindikasikan tingkat permodalan yang sangat kuat dan kapasitas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan serta ekspansi bisnis ke depan, termasuk inisiatif KUB dengan Bank Banten.