NEW YORK. Indeks-indeks utama Wall Street mencatatkan pergerakan bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (12/11/2025). Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil menorehkan rekor penutupan tertinggi, sementara Nasdaq menunjukkan pelemahan. Pergeseran ini terjadi karena investor mulai beralih dari saham-saham teknologi yang valuasinya tinggi, sembari memfokuskan perhatian pada potensi berakhirnya penutupan pemerintah AS yang sempat menjadi sorotan.
Menurut laporan Reuters, indeks S&P 500 ditutup menguat tipis 0,06% pada level 6.850,92. Di sisi lain, Nasdaq mengalami penurunan sebesar 0,26% dan bertengger di level 23.406,46. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average tampil perkasa dengan kenaikan 0,68%, mencapai rekor penutupan 48.254,82. Aktivitas perdagangan di bursa AS mencatat volume sekitar 17,2 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20,5 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Dinamika pasar ini juga tercermin dari kinerja sektor-sektor di S&P 500, di mana enam dari 11 indeks sektor berhasil menguat. Sektor kesehatan menjadi pemimpin dengan kenaikan signifikan 1,36%, disusul oleh sektor keuangan yang juga naik 0,9%. Ini menunjukkan adanya rotasi modal investor menuju sektor-sektor tradisional yang cenderung lebih stabil.
Sentimen positif pasar sebagian besar didorong oleh harapan akan berakhirnya penutupan pemerintah AS yang terlama dalam sejarah. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) siap menggelar pemungutan suara untuk paket pendanaan sementara. Langkah ini bertujuan untuk memulihkan kembali bantuan pangan yang terganggu, membayarkan gaji ratusan ribu pegawai federal, dan mengaktifkan kembali sistem kendali lalu lintas udara yang lumpuh. Namun, penyelesaian krisis ini masih bergantung pada pengesahan kompromi tersebut oleh Presiden Donald Trump menjadi undang-undang.
Bill Northey, direktur investasi senior di U.S. Bank Wealth Management, Billings, Montana, menyatakan, “Hal itu seharusnya positif dari sudut pandang sentimen, menghilangkan salah satu risiko utama yang ada. Selain itu, berfungsinya pemerintah federal, FAA (Federal Aviation Administration), dan sistem penerbangan dengan baik sangat penting bagi operasional ekonomi riil.” Pandangan ini menggarisbawahi betapa krusialnya stabilitas pemerintahan bagi kepercayaan pasar dan aktivitas ekonomi.
Kenaikan impresif saham Goldman Sachs dan UnitedHealth Group, masing-masing sekitar 3,5%, menjadi pendorong utama bagi Dow Jones untuk mencatat rekor penutupan tertinggi selama dua hari berturut-turut. Sepanjang tahun 2025, indeks ini telah naik sekitar 13%, meskipun masih tertinggal dari kenaikan S&P 500 yang mencapai hampir 17%.
Kontras dengan kinerja Dow Jones, beberapa saham teknologi ternama di Wall Street justru melemah. Saham Tesla misalnya, turun 2,1%, Palantir anjlok 3,6%, dan Oracle kehilangan 3,9% nilainya. Namun, tidak semua saham teknologi tertekan; saham AMD justru melonjak 9% setelah perusahaan pengembang cip tersebut mengumumkan target pendapatan pusat data sebesar US$100 miliar, menunjukkan adanya pendorong spesifik di sektor ini.
Matt Stucky, kepala manajer portofolio ekuitas di Northwestern Mutual, menjelaskan fenomena ini. “Kami telah melihat adanya pergeseran dari kepemimpinan yang didominasi Nasdaq ke area lain di pasar yang berkinerja cukup baik, seperti layanan kesehatan dan keuangan,” ujarnya. Ia menambahkan, “Komponen penting untuk melihat pasar melebar adalah pendapatan yang juga melebar,” menyoroti perlunya pertumbuhan pendapatan yang lebih merata di berbagai sektor.
Kekhawatiran terhadap puncak hiruk-pikuk seputar kecerdasan buatan (AI) juga turut membebani sektor teknologi. Penjualan saham Nvidia senilai US$5,8 miliar oleh SoftBank Group pada hari Selasa mengguncang pasar, memicu spekulasi bahwa euforia AI mungkin telah mencapai puncaknya, terutama setelah peringatan dari para petinggi bank Wall Street dan penjual short selling terkemuka. Laporan kuartalan Nvidia yang akan datang pada Rabu depan diprediksi akan menjadi ujian krusial bagi sentimen investor seputar AI.
Selain itu, penutupan pemerintah AS juga berdampak pada perekonomian dengan menciptakan kesenjangan data penting bagi Federal Reserve dan para pedagang, memaksa mereka bergantung pada indikator ekonomi swasta. Pembaruan mingguan angka penggajian awal ADP pada hari Selasa menunjukkan adanya pelemahan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, dengan perusahaan swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu yang berakhir pada 25 Oktober.
Melihat data ekonomi dan sentimen pasar, para pedagang saat ini memperkirakan probabilitas 65% penurunan suku bunga seperempat poin pada pertemuan kebijakan moneter bulan Desember, sebagaimana diindikasikan oleh alat FedWatch CME Group. Ini mencerminkan antisipasi pasar terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.