5 Sektor Top Dongkrak Ekonomi RI: Peluang Saham INDF, ANTM?

Ifonti.com , JAKARTA — Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru mengungkapkan bahwa lima sektor utama telah menjadi tulang punggung signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II/2025. Menurut para analis, beberapa di antara sektor-sektor ini masih menawarkan prospek menarik untuk dikoleksi investor.

Muhammad Wafi, seorang analis dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menguraikan bahwa kelima sektor penopang ekonomi tersebut adalah manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan tambang. Ia memandang bahwa peluang pertumbuhan masing-masing sektor ini masih sangat menjanjikan memasuki semester II/2025.

“Peluangnya masih sangat baik di paruh kedua 2025, namun dengan dinamika yang berbeda di setiap sektor. Sektor manufaktur dan perdagangan, misalnya, berpotensi besar terbantu oleh pemulihan konsumsi masyarakat yang kian kuat, ditambah momentum positif di akhir tahun,” jelas Wafi, pada Jumat (8/8/2025).

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa sektor konstruksi akan menerima dorongan signifikan dari berbagai proyek APBN dan inisiatif swasta, terutama di awal pemerintahan baru. Di sisi lain, sektor tambang diprediksi akan terus diuntungkan oleh harga komoditas strategis seperti nikel dan emas yang tetap stabil dan cukup baik sepanjang tahun ini. Sementara itu, prospek sektor pertanian diharapkan dapat menjaga stabilitasnya, asalkan kondisi cuaca tetap mendukung.

Untuk paruh kedua tahun 2025, Wafi menyebutkan bahwa pilihan sektor KISI akan lebih condong pada komoditas tertentu seperti nikel dan emas, serta sektor konstruksi dan consumer staples. Mengacu pada pandangan tersebut, KISI telah merekomendasikan beberapa saham pilihan. Untuk segmen consumer staples, KISI mengunggulkan INDF dan ICBP. Di sektor konstruksi, SMGR menjadi pilihan menarik, sementara NCKL atau ANTM direkomendasikan untuk segmen nikel dan emas. Menariknya, UNVR juga masuk daftar sebagai saham defensif yang prospektif hingga akhir tahun.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per 7 Agustus 2025 menunjukkan performa positif di sejumlah indeks sektoral. Indeks energi mencatat penguatan 9,94%, basic materials melonjak 33,4%, industrials naik 1,10%, healthcare menguat 10,34%, properties & real estate naik 4,58%, technology meroket 128,29%, infrastructures menguat 25,43%, dan transportation & logistic naik 14,56%.

Namun demikian, ada beberapa indeks sektoral yang masih menunjukkan kinerja underperform. Sejak awal tahun, consumer non-cyclicals melemah 3,64%, consumer cyclicals turun 5,79%, dan financials terkoreksi 0,45%.

Sebagai informasi tambahan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 ini berhasil melampaui proyeksi awal dari para ekonom dan analis. Berdasarkan kompilasi proyeksi dari 30 ekonom dan lembaga oleh Bloomberg, nilai tengah atau median pertumbuhan PDB pada kuartal tersebut adalah 4,8% (YoY), dengan estimasi tertinggi mencapai 5% dan terendah 4,6%.

Secara keseluruhan, lima sektor utama—manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan tambang—terbukti menjadi pilar fundamental yang menopang solidnya pertumbuhan ekonomi nasional di periode ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lima sektor utama yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025, yaitu manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) memandang peluang pertumbuhan di masing-masing sektor ini masih menjanjikan pada semester II/2025, dengan dinamika yang berbeda.

KISI merekomendasikan saham INDF dan ICBP di sektor consumer staples, SMGR di sektor konstruksi, serta NCKL atau ANTM di sektor pertambangan nikel dan emas. Beberapa indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan performa positif, sementara beberapa lainnya masih underperform. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 melampaui proyeksi awal para ekonom.