
Ifonti.com , JAKARTA — Para emiten perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan membagikan dividen tinggi. Proyeksi ini didukung oleh kinerja cemerlang mereka sepanjang tahun, berkat stabilnya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan bahwa secara umum, prospek dividen emiten sawit untuk tahun buku 2025 menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan laba hingga kuartal III/2025, yang utamanya bersumber dari kenaikan harga CPO dan peningkatan signifikan volume penjualan domestik, termasuk efek positif dari permintaan biodiesel.
“Dengan kondisi ini, kami memperkirakan pembayaran dividen 2025 akan cenderung naik, atau setidaknya dipertahankan, terutama oleh emiten-emiten yang memiliki rekam jejak pembayaran (payout) yang stabil,” ujar Nico pada Jumat (14/11/2025).
Meski demikian, Nico menambahkan bahwa keputusan final akan sangat bergantung pada bagaimana masing-masing emiten sawit memandang prospek crude palm oil (CPO) untuk tahun berikutnya. Potensi dividen dari sektor ini memang tetap terbuka lebar, namun tantangan perekonomian global yang ada saat ini mendorong emiten untuk melakukan kalkulasi yang lebih cermat.
Lebih lanjut, dengan mempertimbangkan kinerja kuat dan potensi dividen yang menarik, Nico menilai saat ini merupakan momen yang tepat bagi investor untuk mencermati emiten-emiten sawit yang menawarkan strategi dividend play. Peningkatan margin dan laba, sebagai hasil dari kenaikan harga CPO dan tingginya permintaan biodiesel, menjadi fondasi kuat untuk pembagian dividen yang lebih besar. Beberapa emiten juga telah terbukti rutin membagikan dividen, sehingga investor income berpotensi memperoleh yield ekstra jika harga saham belum sepenuhnya merefleksikan laba perusahaan.
Namun, Nico juga mengingatkan tentang risiko-risiko yang perlu diwaspadai, antara lain volatilitas harga komoditas, potensi perubahan kebijakan biodiesel atau ekspor, faktor musim panen yang memengaruhi produksi Tandan Buah Segar (FFB), serta kebutuhan investasi dan penyelesaian utang yang bisa menahan rasio pembayaran dividen.
Oleh karena itu, Nico menyimpulkan bahwa menjelang akhir tahun, sektor komoditas dan perbankan umumnya menjadi pilihan menarik yang kerap menawarkan dividen yang menguntungkan bagi para investor.
Dalam konteks ini, tiga saham pilihan Nico di sektor kelapa sawit adalah AALI, SIMP, dan LSIP.
Sebagai informasi, beberapa emiten sawit telah menunjukkan komitmennya dengan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2025. Salah satunya adalah emiten sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), yang membagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp123 per saham.
Jumlah dividen tunai interim AALI untuk tahun buku 2025 ini tercatat lebih tinggi secara signifikan dibandingkan tahun buku 2024 yang sebesar Rp84 per saham. Nilai dividen per saham tersebut bahkan melampaui dividen interim AALI dalam periode tahun buku 2018-2024, mengindikasikan performa yang membaik.
Selain AALI, emiten sawit milik TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), juga telah mengumumkan pembagian dividen interim dengan total nilai mendekati Rp1 triliun untuk tahun buku 2025, tepatnya sebesar Rp992,6 miliar.
Pembagian dividen interim TAPG ini sejalan dengan pencapaian laba bersih perusahaan yang mengesankan. Hingga akhir September 2025, TAPG mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,68 triliun. Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 65,67% secara Year-on-Year (YoY) dibandingkan dengan Rp1,61 triliun pada periode Januari-September 2024. Dengan demikian, dividen interim TAPG sebesar Rp992,62 miliar setara dengan 36,94% dari laba bersih perusahaan per kuartal III/2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.