PJAA: Analis Ungkap Prospek dan Rekomendasi Saham Ancol 2026

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kendati tekanan biaya operasional terasa cukup signifikan, kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menunjukkan resiliensi yang solid sepanjang tahun 2025.

Muhammad Wafi, Head of Research KISI Sekuritas, mengungkapkan bahwa kinerja pendapatan dan laba PJAA hingga kuartal IV-2025 selaras dengan target yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Analisis ini memberikan gambaran positif tentang kemampuan PJAA dalam menghadapi tantangan ekonomi.

“Kinerja PJAA sebenarnya sangat solid. Pendapatan dan laba masih inline dengan target yang diharapkan, didorong oleh pemulihan signifikan dalam traffic wisata, penyelenggaraan event musiman yang sukses, serta kontribusi dari sektor properti yang mulai menunjukkan aktivitas,” jelas Wafi kepada Kontan, pada hari Rabu, 3 Desember 2025. Pemulihan sektor pariwisata dan diversifikasi pendapatan menjadi kunci keberhasilan PJAA.

Lebih lanjut, Wafi menyoroti bahwa margin perseroan mengalami fluktuasi akibat kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan fasilitas. Meskipun demikian, kondisi arus kas perusahaan tetap terjaga dalam posisi yang aman, menunjukkan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

Ancol (PJAA) Dibayangi Pelemahan Kinerja 2025, Ini Prospek 2026 Menurut Analis

Wafi menegaskan bahwa segmen rekreasi tetap menjadi fondasi utama bisnis PJAA. Ancol, Dufan, dan SeaWorld terus menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, menyumbang proporsi pendapatan terbesar bagi perusahaan.

“Kontributor utama masih berasal dari segmen rekreasi, seperti Ancol, Dufan, dan SeaWorld. Sektor properti memang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan melalui penjualan lahan dan kolaborasi pengembangan, namun porsinya masih lebih kecil dibandingkan dengan rekreasi,” imbuhnya. Ketergantungan pada rekreasi menunjukkan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam segmen ini.

Menatap tahun 2026, Wafi menilai bahwa target manajemen, termasuk proyek reklamasi seluas 65 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp3 triliun, masih tergolong realistis. Keyakinan ini didasarkan pada beberapa faktor pendukung.

“Target untuk tahun 2026 relatif realistis, dengan asumsi bahwa tren wisata domestik tetap kuat, peningkatan belanja leisure terus berlanjut, dan monetisasi lahan berjalan sesuai rencana. Industri pariwisata diperkirakan akan memasuki fase ekspansi ringan pada tahun 2026, sementara sektor properti masih akan bersikap selektif,” paparnya. Optimisme ini mencerminkan harapan terhadap pemulihan ekonomi dan pertumbuhan sektor pariwisata.

Menurutnya, pertumbuhan kinerja PJAA berpotensi untuk tetap positif, meskipun peningkatan margin mungkin tidak akan terjadi secara signifikan dalam waktu dekat. Stabilitas trafik wisata, penyelenggaraan event berskala besar, dan monetisasi lahan menjadi pendorong utama pertumbuhan.

Dari sisi peluang, momentum stabilnya trafik wisata, penyelenggaraan event berskala besar, monetisasi lahan, serta peluang kolaborasi pengembangan kawasan menjadi penopang utama. Namun, Wafi mengingatkan akan sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Akan Memulai Proyek Reklamasi pada Kuartal I-2026

“Risiko utama yang perlu diperhatikan berasal dari potensi cuaca ekstrem, biaya perawatan fasilitas yang terus meningkat, persaingan yang semakin ketat antar destinasi urban, serta kebutuhan capex (belanja modal) yang dapat menekan arus kas perusahaan,” tegasnya. Manajemen risiko yang efektif akan menjadi krusial bagi PJAA.

Mengenai prospek saham PJAA, Wafi melihat adanya potensi menarik dalam jangka menengah, terutama karena PJAA mengusung tema reopening dan asset-play. Kombinasi ini dapat menarik minat investor.

“Valuasi PBV (Price to Book Value) saat ini masih berada di kisaran rendah untuk emiten dengan landbank yang besar. Target harga yang kami tetapkan adalah Rp 650 per saham,” pungkasnya. Prospek ini memberikan harapan bagi investor yang mencari peluang investasi di sektor pariwisata dan properti.

Ringkasan

Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) di tahun 2025 dinilai solid dengan pendapatan dan laba sesuai target, didorong pemulihan pariwisata, event sukses, dan kontribusi properti. Meskipun margin tertekan biaya operasional, arus kas perusahaan tetap aman. Segmen rekreasi seperti Ancol, Dufan, dan SeaWorld masih menjadi penyumbang pendapatan utama.

Untuk tahun 2026, target manajemen PJAA, termasuk proyek reklamasi, dianggap realistis dengan asumsi tren wisata domestik kuat dan monetisasi lahan berjalan lancar. Potensi pertumbuhan kinerja PJAA tetap positif, meski peningkatan margin mungkin tidak signifikan. Analis memberikan target harga saham PJAA sebesar Rp 650 per saham, melihat potensi menarik dalam jangka menengah karena tema reopening dan asset-play.