Rekor Baru! S&P 500 dan Nasdaq Cetak Sejarah di Wall Street

Ifonti.com – Indeks-indeks utama Wall Street dibuka menguat signifikan pada Rabu (13/8/2025), dengan S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi bersejarah. Kenaikan pasar saham ini didorong oleh optimisme kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) berpotensi memulai kembali siklus pelonggaran kebijakan moneter pada bulan depan.

Melansir Reuters, pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik 112,9 poin atau 0,25% ke level 44.571,53. Sementara itu, S&P 500 melonjak 16,9 poin atau 0,26% mencapai 6.462,67, dan Nasdaq Composite bertambah 82,6 poin atau 0,38% menjadi 21.764,55, keduanya mencetak puncak baru.

Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed Tekan Dolar, Rupiah Bisa Menguat?

Kenaikan signifikan ini tak terlepas dari keyakinan pasar yang kian menguat bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga acuan pada bulan September. Data sebelumnya menunjukkan bahwa pajak impor AS belum sepenuhnya tercermin dalam harga konsumen, memicu reli kelegaan di Wall Street, dengan S&P 500 bahkan mencatat penutupan tertinggi dalam dua minggu terakhir.

Meskipun data inflasi inti mencatat lonjakan terbesar sejak awal tahun, investor tampak lebih fokus pada indikator lain. Melemahnya pasar tenaga kerja baru-baru ini dan adanya perubahan di jajaran The Fed telah memicu ekspektasi akan langkah dovish bank sentral pada bulan depan. Data LSEG kini mencerminkan peluang 97,3% bagi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, meningkat dari 88,8% pada hari Selasa. Sebagai catatan, The Fed terakhir kali menurunkan suku bunga pada Desember lalu.

Dolar AS Melemah Rabu (13/8), Pasar Taruhan Pemangkasan Suku Bunga The Fed September

“Ada laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) yang ramah, ditambah data tenaga kerja yang lemah, semakin memperkuat kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada September,” ujar Nikos Tzabouras, analis senior di Tradu.com.

Namun, Tzabouras menambahkan peringatan, “Euforia pasar bisa menghadapi tantangan karena risiko stagflasi tetap ada, yang berpotensi menekan konsumsi dan merugikan iklan, sumber pendapatan utama bagi banyak perusahaan teknologi.”

Di tengah optimisme ini, Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang populer disebut sebagai pengukur ketakutan Wall Street, turun ke level 14,46, yakni level terendah sejak Januari, menandakan berkurangnya kecemasan di kalangan investor.

Saham-saham perbankan yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Bank of America dan Citigroup, mencatat kenaikan tipis dalam perdagangan pra-pasar. Sektor perbankan sebelumnya telah mencatat kenaikan harian terbesar dalam tiga bulan pada hari Selasa. Analis menilai bahwa kurva imbal hasil yang mengerucut pasca-laporan inflasi dapat menguntungkan laba bank, karena memungkinkan pinjaman murah dan pemberian kredit dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Wall Street Naik, Perombakan The Fed Memicu Spekulasi Kebijakan yang Lebih Dovish

Sepanjang hari ini, investor juga akan mencermati pernyataan sejumlah pembuat kebijakan penting, terutama Presiden Chicago Fed, Austan Goolsbee, yang merupakan anggota pemungutan suara Federal Open Market Committee (FOMC) tahun ini. Pernyataan mereka akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

Ringkasan

Pada Rabu, S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi di Wall Street karena optimisme The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter pada bulan depan. Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan signifikan pada pembukaan perdagangan.

Keyakinan pasar meningkat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada bulan September, didorong oleh data pajak impor dan melemahnya pasar tenaga kerja. Analis memperingatkan euforia pasar bisa terancam risiko stagflasi, sementara Indeks Volatilitas CBOE turun ke level terendah sejak Januari.