Saham IPO RATU, CDIA Cs Terbang 15 Kali Lipat, Intip Proyeksinya hingga Akhir Tahun

Ifonti.com, JAKARTA — Pasar modal Indonesia kembali diwarnai fenomena menarik dengan melonjaknya harga saham sejumlah perusahaan pendatang baru yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nama-nama seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) telah mencatatkan kenaikan fantastis sejak listing pada tahun 2025. Pertanyaan besar yang kini menghantui investor adalah, bagaimana prospek saham-saham emiten baru ini hingga akhir tahun?

Data dari BEI menunjukkan geliat pasar yang signifikan, di mana hingga saat ini telah ada 22 perusahaan yang sukses mencatatkan sahamnya di Bursa, atau melakukan IPO (Initial Public Offering), dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp10,39 triliun. Lebih lanjut, terdapat tujuh perusahaan lainnya yang masih dalam antrean (pipeline) untuk melantai di pasar modal, menandakan aktivitas listing saham yang cukup padat.

Dari deretan 22 saham pendatang baru yang melantai di BEI pada 2025 tersebut, beberapa di antaranya menorehkan performa yang luar biasa. Misalnya, harga saham RATU yang tercatat melesat tajam sebesar 510,87% sejak listing pada Januari 2025, hingga mencapai level Rp7.025 pada penutupan perdagangan pekan lalu, 15 Agustus 2025. Tak ketinggalan, saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, naik 44,09% sejak Januari 2025 dan ditutup di level Rp5.850 per lembar.

Euforia IPO ini tidak berhenti di situ. Emiten yang baru listing pada Juli 2025 juga turut menyumbangkan kejutan. Harga saham CDIA, misalnya, berhasil terbang setinggi 721,05% sejak debutnya, kini bertengger di level Rp1.560 per lembar. Perusahaan lain seperti PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) mencatatkan kenaikan 73,33% ke Rp1.560 per lembar, PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) melonjak 115,62% ke Rp276 per lembar, dan PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) menguat 100% ke Rp500 per lembar. Bahkan, saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) mencetak rekor fantastis dengan melejit 1.450% atau lebih dari 15 kali lipat sejak melantai bulan lalu, ditutup di level Rp1.550 per lembar pada perdagangan terakhirnya.

Mengurai fenomena lonjakan harga saham ini, Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus, mengungkapkan bahwa apresiasi pasar terhadap saham-saham seperti COIN, CDIA, MERI, dan RATU pasca IPO didorong oleh narasi kuat yang dibangun oleh emiten kepada pelaku pasar. Selain narasi, fundamental saham juga memegang peranan krusial. Pasar akan secara cermat menilai kinerja bisnis, valuasi perusahaan, serta performa secara sektoral. “Ada ekspektasi terhadap saham baru. Karena kalau bicara narasi yang dibangun kuat, fundamental mendukung, otomatis ekspektasi tinggi. Misal CDIA semuanya kuat,” jelas Nico kepada Bisnis beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, dukungan dari sosok konglomerat atau entitas induk yang kuat di belakang emiten juga menjadi faktor pendorong.

Melihat ke depan, Maximilianus Nicodemus menilai bahwa prospek saham CDIA, RATU, dan emiten sejenis lainnya masih menyimpan potensi penguatan hingga akhir tahun. Namun, potensi ini harus senantiasa diimbangi dengan pertimbangan valuasi di masa mendatang. “Kalau sektornya bagus, bisnisnya bagus, apalagi unik. Kemudian fundamentalnya mesti dilihat. Kalau jangka pendek saat ini memang sudah mahal. Tapi kalau jangka panjang fundamental masih meyakinkan bisa saja masih ada penguatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memberikan pandangan yang lebih berhati-hati. Menurutnya, meskipun harga saham emiten pendatang baru seperti RATU, CDIA, dan COIN telah diapresiasi dengan sangat baik oleh pasar, euforia IPO tidak dapat berlangsung selamanya. Ada titik di mana harga dapat menjadi overvalued, yang kemudian memicu aksi profit taking dan depresiasi harga. Oleh karena itu, investor disarankan untuk selalu melihat prospek fundamental dalam jangka panjang.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.