Ifonti.com – , JAKARTA — PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), bank digital inovatif dari BRI Group, menegaskan komitmennya untuk tidak melakukan penyesuaian suku bunga tabungan digital. Keputusan strategis ini diambil di tengah dinamika pasar keuangan, khususnya setelah Bank Indonesia berulang kali menurunkan suku bunga acuan.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia telah empat kali memangkas suku bunga acuannya hingga mencapai 5% tahun ini. Meskipun demikian, Bank Raya melalui Direktur Bisnisnya, Kicky Andrie Davetra, menjelaskan bahwa langkah mereka justru berfokus pada penguatan strategi penghimpunan dana. Ini dilakukan melalui produk tabungan digital andalannya, Saku Jaga.
Kicky merinci bahwa konsep Saku Jaga dirancang menyerupai deposito, memberikan fleksibilitas kepada nasabah dengan pilihan dana yang dapat dikunci atau fleksibel. Untuk opsi dana yang dikunci, Bank Raya menawarkan bunga kompetitif yang saat ini berkisar antara 4% hingga 6%. “Kami sepertinya belum melihat bahwa kami akan menyesuaikan itu,” tegas Kicky dalam pernyataannya pada Jumat baru-baru ini di Menara BRIlian. Ini menunjukkan keyakinan Bank Raya terhadap daya tarik produk mereka.
Keberhasilan strategi Bank Raya tercermin dari lonjakan kinerja transaksi. Per Juni 2025, penggunaan transaksi melalui Aplikasi Raya mencapai 2,1 juta, menunjukkan peningkatan signifikan 42,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tak hanya itu, jumlah pengguna aplikasi juga telah menembus angka lebih dari 1,05 juta nasabah, membuktikan penerimaan positif dari masyarakat terhadap layanan tabungan digital mereka.
Perebutan Dana antarBank Kian Ketat
Kicky Andrie Davetra mengakui bahwa kompetisi dalam perebutan dana antarbank masih sangat sengit. Oleh karena itu, Bank Raya secara proaktif berupaya menekan biaya dana melalui strategi efisiensi, salah satunya dengan meningkatkan porsi dana murah atau CASA (current account saving account). Dana ini bersumber dari tabungan dan giro, dengan fokus utama pada instrumen tabungan digital.
“Artinya, kami memang harus terus mendorong porsi CASA. Salah satu instrumen utamanya adalah digital saving,” jelas Kicky. Ia menambahkan bahwa itulah mengapa produk Saku Jaga menjadi sorotan utama, karena merupakan bagian integral dari konsep tabungan digital Bank Raya yang beragam. Penekanan pada digital saving ini merupakan pilar penting dalam menopang pertumbuhan dana murah perusahaan.
Strategi ini membuahkan hasil positif. Pertumbuhan tabungan digital tercatat mencapai Rp1,5 triliun, melonjak 66,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kenaikan ini secara langsung mendorong pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 7,6% (YoY) menjadi Rp2,5 triliun. Dampaknya, rasio CASA Bank Raya turut meningkat ke level 29,72% pada kuartal II/2025, dari 26,77% pada kuartal II/2024, menunjukkan efektivitas strategi Bank Raya dalam mengelola struktur pendanaan.
Menurut Kicky, pertumbuhan impresif ini selaras dengan visi dan strategi perusahaan untuk terus menghadirkan inovasi digital yang tidak hanya mendukung transaksi keuangan, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, memperkuat posisi Bank Raya sebagai pelopor bank digital.
Ringkasan
Bank Raya tetap mempertahankan suku bunga tabungan digitalnya, khususnya pada produk Saku Jaga, meskipun Bank Indonesia telah beberapa kali menurunkan suku bunga acuan. Saku Jaga menawarkan bunga kompetitif antara 4% hingga 6% untuk dana yang dikunci. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat penghimpunan dana dan meningkatkan porsi dana murah (CASA).
Pertumbuhan tabungan digital Bank Raya mencapai Rp1,5 triliun, meningkat 66,6% YoY, mendorong CASA naik 7,6% menjadi Rp2,5 triliun. Peningkatan ini juga menaikkan rasio CASA Bank Raya menjadi 29,72% pada kuartal II/2025. Jumlah pengguna aplikasi Bank Raya telah menembus angka lebih dari 1,05 juta nasabah, menunjukkan penerimaan positif dari masyarakat.