Suku Bunga Turun! Bank Mega Syariah Siap Pacu Pembiayaan Syariah

Ifonti.com JAKARTA. PT Bank Mega Syariah menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 5,50% menjadi 5,25% per Juli 2025. Penurunan suku bunga ini diproyeksikan akan membawa angin segar bagi perekonomian nasional, memicu peningkatan konsumsi serta akselerasi pembiayaan, dan membuka peluang bagi perbankan untuk memperbesar laba melalui ekspansi kredit.

Meskipun Bank Mega Syariah beroperasi tanpa menggunakan sistem bunga (interest) sebagai dasar, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menegaskan bahwa kebijakan suku bunga Bank Indonesia tetap menjadi acuan penting dalam penentuan bagi hasil di Bank Mega Syariah. Hal ini menunjukkan adaptasi bank syariah terhadap dinamika kebijakan moneter.

Untuk menjaga daya saing di tengah perubahan tersebut, Hanie menjelaskan bahwa Bank Mega Syariah secara konsisten memperkuat fundamental bisnisnya. Strategi utamanya adalah dengan menjaga komposisi dana murah atau CASA (Current Account Savings Account) tetap optimal. Pendekatan ini memungkinkan perseroan untuk menawarkan produk pembiayaan yang lebih kompetitif dan menarik bagi nasabah.

Tren penurunan suku bunga saat ini menjadi momentum strategis bagi Bank Mega Syariah untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih agresif. Melalui pendekatan B2B2C (Business to Business to Consumer), bank ini aktif menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan. Kerjasama ini bertujuan tidak hanya untuk menjaring dana institusi, tetapi juga individu-individu yang berada di dalam ekosistem tersebut. Dengan kekuatan ekosistem B2B2C yang terintegrasi, Bank Mega Syariah optimis dapat menghasilkan Net Interest Margin (NIM) yang lebih optimal.

Selain fokus pada ekspansi ekosistem, inovasi produk juga menjadi pilar penting bagi Bank Mega Syariah. Berbagai program unggulan terus dikembangkan dan disesuaikan secara cermat untuk memenuhi kebutuhan spesifik nasabah, memastikan relevansi dan daya tarik di pasar.

Hingga Juli 2025, kinerja Bank Mega Syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Penyaluran pembiayaan tercatat mencapai lebih dari Rp 9,18 triliun, melonjak 25,6% dibandingkan periode yang sama di Juli 2024. Pertumbuhan impresif ini didorong oleh peningkatan pembiayaan korporasi yang naik 16,88%, mencapai lebih dari Rp 3,9 triliun, atau setara dengan 43% dari total portofolio pembiayaan bank.

Selain segmen korporasi, Bank Mega Syariah juga aktif memperkuat produk pembiayaan konsumer. Produk unggulan seperti pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) ditujukan khusus untuk nasabah payroll. Sementara itu, untuk nasabah non-payroll, tersedia beragam pilihan produk seperti pembiayaan pemilikan rumah (Flexi Home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna). Total pembiayaan konsumer per Juli 2025 mencapai Rp 523 miliar, menunjukkan peningkatan substansial sebesar 46,09% secara tahunan (YoY).

Dari sisi pengumpulan dana, Bank Mega Syariah terus memperkuat Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya pada komponen dana murah atau CASA. Inovasi produk terus digencarkan, seperti melalui program Tabungan Mesya Berkah yang menawarkan beragam hadiah dan reward menarik. Selain itu, ada juga Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya yang dirancang sebagai tabungan berjangka dengan imbal hasil yang kompetitif.

Hingga Juli 2025, total dana murah yang berhasil dihimpun bank mencapai Rp 3,4 triliun, menunjukkan peningkatan 8,58%. Angka ini mencakup 37,38% dari total pembiayaan yang disalurkan. Kenaikan dana murah ini turut mendongkrak total DPK Bank Mega Syariah yang naik 10,8% menjadi Rp 10,86 triliun.

Upaya Bank Mega Syariah dalam mendorong pertumbuhan dana murah juga didukung oleh penguatan ekosistem digital. Aplikasi mobile banking M-Syariah telah menjadi motor penggerak utama pertumbuhan transaksi ritel. Hingga pertengahan tahun ini, jumlah pengguna aktif M-Syariah telah meningkat lebih dari 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tak hanya itu, volume transaksi QRIS pun melonjak lebih dari 120%, menandakan adopsi digital yang masif. Inovasi produk dan program loyalitas seperti Balapan QRIS, Tabungan Haji iB, serta Deposito Berkah Digital juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan dana pihak ketiga.

Menyikapi tren penurunan suku bunga, Hanie Dewita menegaskan komitmen Bank Mega Syariah. “Dengan tren penurunan suku bunga, Bank Mega Syariah tetap menjaga daya saing dengan menghadirkan produk pembiayaan yang kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah,” pungkasnya, menandaskan fokus berkelanjutan pada layanan yang relevan dan bernilai bagi masyarakat.

Ringkasan

Bank Mega Syariah menyambut baik penurunan suku bunga acuan BI, meskipun beroperasi secara syariah. Penurunan ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan pembiayaan. Bank Mega Syariah beradaptasi dengan kebijakan moneter dan memperkuat fundamental bisnis dengan menjaga komposisi dana murah (CASA) agar tetap optimal, sehingga dapat menawarkan pembiayaan yang lebih kompetitif.

Bank Mega Syariah fokus pada penguatan ekosistem B2B2C dengan menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan. Penyaluran pembiayaan hingga Juli 2025 mencapai Rp 9,18 triliun, meningkat 25,6%. Bank juga aktif memperkuat DPK, terutama dana murah, melalui inovasi produk dan penguatan ekosistem digital, dengan aplikasi M-Syariah sebagai penggerak utama pertumbuhan transaksi ritel.