Bukit Asam (PTBA) Aktif Garap Proyek Hilirisasi Batubara, Simak Rekomendasi Analis

Ifonti.com JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) semakin giat melangkah dalam strategi diversifikasi bisnis, dengan memusatkan perhatian pada berbagai proyek hilirisasi yang menghasilkan produk turunan batubara. Langkah ini menandai upaya signifikan emiten untuk memperkuat fundamental usahanya di tengah dinamika pasar komoditas.

Direktur Hilirisasi dan Produk Diversifikasi, Turino Yulianto, mengungkapkan bahwa PTBA belum lama ini memulai proyek ambisius, yaitu pengembangan Kalium Humate. Produk inovatif ini memanfaatkan batubara berkalori rendah, menegaskan komitmen perusahaan terhadap pemanfaatan sumber daya secara optimal. Dalam pengembangan proyek ini, PTBA menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai mitra strategis untuk mendukung riset dan pengembangan.

Meskipun saat ini masih berstatus pilot plant, kapasitas produksi Kalium Humate PTBA tercatat sekitar 150 ton per tahun. Namun, potensi pengembangannya sangat besar, dengan target peningkatan kapasitas produksi mencapai 235.000 ton per tahun di masa mendatang. Turino menambahkan bahwa produk Kalium Humate telah menarik minat banyak pelaku usaha di sektor pertanian dan perkebunan, termasuk perusahaan besar seperti PTPN dan PT Agrinas. “Dalam waktu beberapa bulan ke depan, kami bisa komersialisasikan produk ini secara penuh,” ujar Turino dalam paparan publik yang diselenggarakan pada Kamis (11/9).

Hadapi Risiko Pelemahan Harga Batubara, Bukit Asam (PTBA) Fokus Kontrol Biaya

Selain Kalium Humate yang mendukung sektor pertanian, PTBA juga berekspansi ke hilirisasi batubara menjadi Artificial Graphite. Produk turunan batubara ini memiliki peran krusial dalam mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat. Untuk proyek Artificial Graphite, PTBA bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memanfaatkan keahlian riset nasional dalam pengembangan material canggih.

PTBA memiliki kapasitas untuk memproduksi Artificial Graphite sebanyak 200 ton per bulan. Namun, untuk skala pilot plant yang sedang berjalan, produksi Artificial Graphite PTBA dipatok pada level 41 ton per bulan. Proyek ini menyoroti visi PTBA untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasok industri masa depan.

Dukung Swasembada Pangan, PTBA dan UGM Hadirkan Produk dari Hilirisasi Batu Bara

Tidak hanya itu, sejak tahun lalu PTBA telah menggarap proyek pengembangan Wood Pellet. Bahan bakar biomassa ini berasal dari tumbuhan Kaliandra Merah yang ditanam di area pasca tambang emiten tersebut di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Dalam proyek ini, PTBA bermitra dengan UPN Veteran Yogyakarta untuk memastikan praktik terbaik dalam pengelolaan dan pengembangan.

Untuk tahap awal, PTBA memproduksi Wood Pellet sebanyak 96 ton per bulan. Produk ini tidak hanya menjadi sumber alternatif biomassa, tetapi juga berperan penting dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon, khususnya di kawasan pertambangan perusahaan.

Ini 5 Proyek Hilirisasi Batubara yang Digarap Bukit Asam (PTBA)

Dihubungi secara terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menggarisbawahi pentingnya hilirisasi batubara sebagai strategi vital bagi PTBA dalam mengantisipasi tren penurunan harga komoditas global. “Proyek-proyek ini berpotensi menjadi katalis jangka panjang PTBA, karena dapat mengurangi ketergantungan harga batubara mentah,” kata Wafi, Kamis (11/9).

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tersandung Penurunan Harga Batubara

Namun, ekspansi ini juga tidak luput dari tantangan, terutama dari aspek pendanaan dan eksekusi proyek hilirisasi itu sendiri. Wafi menekankan bahwa proyek-proyek diversifikasi ini jangan sampai menjadi beban bagi arus kas PTBA. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor krusial seperti pemilihan mitra strategis, keekonomian proyek yang solid, dan kecepatan progres implementasi hilirisasi. Jika dikelola dengan baik, upaya hilirisasi ini dapat menjadi titik balik positif bagi kinerja PTBA di masa mendatang.

Bukit Asam (PTBA) Genjot Lini Bisnis Non-Batubara

Sejalan dengan potensi positif tersebut, Wafi merekomendasikan trading buy untuk saham PTBA dengan target harga di level Rp 2.800 per saham, mencerminkan keyakinan akan prospek cerah PTBA melalui strategi diversifikasi dan hilirisasi yang berkelanjutan.

Ringkasan

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) aktif mengembangkan proyek hilirisasi batubara untuk diversifikasi bisnis, termasuk pengembangan Kalium Humate, Artificial Graphite, dan Wood Pellet. PTBA menggandeng berbagai mitra seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan UPN Veteran Yogyakarta dalam pengembangan proyek-proyek ini. Tujuan utama hilirisasi adalah untuk menciptakan produk turunan batubara yang bernilai tambah dan mendukung berbagai sektor, termasuk pertanian, industri baterai kendaraan listrik, dan energi biomassa.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia merekomendasikan trading buy untuk saham PTBA dengan target harga Rp 2.800 per saham, melihat potensi hilirisasi sebagai katalis jangka panjang yang mengurangi ketergantungan pada harga batubara mentah. Meskipun menjanjikan, proyek hilirisasi ini perlu dikelola dengan hati-hati, terutama dalam hal pendanaan dan pemilihan mitra strategis, agar tidak membebani arus kas perusahaan. Keberhasilan hilirisasi diharapkan dapat menjadi titik balik positif bagi kinerja PTBA.