Saham BBCA Naik: Fundamental Kuat, Pasar Antusias

Ifonti.com – Setelah beberapa hari mengalami pelemahan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kinerja positif yang signifikan pada perdagangan Rabu (10/9/2025), melejit hingga 3,65%. Tren positif ini berlanjut hingga Kamis (11/9), dengan kenaikan tambahan 0,64% dan harga mencapai Rp7.850 per saham.

Penguatan saham BBCA ini erat kaitannya dengan penurunan tekanan jual dari investor asing. Pada Rabu (10/9), net foreign sell tercatat sebesar Rp83 miliar, penurunan drastis dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai Rp2,1 triliun. Volume perdagangan saham BBCA pada hari Rabu tercatat sebesar 2,47 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp1,91 triliun, menjadikan BBCA sebagai saham dengan top value di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Abdul Azis, analis dari Kiwoom Sekuritas, pergerakan harga saham BBCA mencerminkan valuasi yang kini dianggap menarik oleh pasar. Ia menjelaskan bahwa price to book value (PBV) BBCA saat ini berada di kisaran 3,6–3,7 kali, lebih rendah daripada rata-rata historisnya yang biasanya di atas 4 kali. “Secara valuasi, BBCA saat ini tergolong murah. Dengan PBV di kisaran 3,6–3,7 kali, level ini relatif jarang terjadi untuk bank sekelas BBCA yang memiliki fundamental kuat. Investor melihat momentum untuk kembali melakukan akumulasi,” jelas Azis.

Pendapat Azis diperkuat oleh kinerja fundamental BBCA yang tetap solid. Pada semester I-2025, penyaluran kredit mencapai Rp959 triliun, tumbuh 12,9% secara tahunan (yoy), jauh melampaui rata-rata pertumbuhan industri yang hanya 7,3% yoy. Laba bersih juga tercatat naik 8% yoy menjadi Rp29 triliun, ditopang oleh pendapatan bunga Rp42,5 triliun dan pendapatan non-bunga Rp13,7 triliun. Lebih lanjut, rasio beban terhadap pendapatan (CIR) berhasil diperbaiki menjadi 29,1%.

Keberhasilan BBCA dalam menjaga likuiditas di tengah ketatnya pasar dana pihak ketiga juga menjadi faktor pendukung. “Berbeda dengan beberapa bank lain, BBCA berhasil mempertahankan Loan to Deposit Ratio (LDR) di kisaran 76–78%. Proporsi dana murah atau CASA juga sangat dominan, mencapai 82,5%. Kombinasi ini membuat NIM BBCA relatif stabil dan memberikan ruang untuk ekspansi lebih lanjut,” tambah Azis.

Sentimen positif terhadap kenaikan saham BBCA juga terlihat dari konsensus pasar. Data Bloomberg menunjukkan 34 analis merekomendasikan buy untuk saham BBCA, hanya tiga analis yang merekomendasikan hold. Target harga rata-rata yang diberikan oleh para analis mencapai Rp10.824 per saham.

Ringkasan

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami kenaikan signifikan pada 10 dan 11 September 2025, mencapai Rp7.850 per saham. Kenaikan ini didorong oleh penurunan tekanan jual investor asing dan valuasi yang dianggap menarik oleh pasar, dengan price to book value (PBV) di kisaran 3,6-3,7 kali, lebih rendah dari rata-rata historisnya.

Fundamental BBCA yang kuat turut mendukung kenaikan saham ini. Pertumbuhan kredit yang tinggi (12,9% yoy), laba bersih yang naik 8% yoy menjadi Rp29 triliun, dan rasio beban terhadap pendapatan (CIR) yang membaik menjadi 29,1% menjadi faktor kunci. Selain itu, likuiditas yang terjaga baik, dengan LDR di kisaran 76-78% dan CASA 82,5%, juga memberikan sentimen positif. Konsensus pasar menunjukkan rekomendasi beli dari sebagian besar analis.