Rencana kepergian desainer legendaris Giorgio Armani pada 4 September 2025, di usianya yang ke-91 tahun, telah memicu diskusi luas. Terlebih, sang maestro mode diketahui tidak menikah dan tidak memiliki keturunan, sementara kerajaan bisnisnya ditaksir mencapai nilai fantastis, mulai dari USD 5,9 miliar hingga USD 14 miliar. Oleh karena itu, pertanyaan mengenai siapakah yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan menjadi perbincangan hangat di kancah global.
Mengutip laporan Reuters pada Sabtu (13/9), isi surat wasiat Giorgio Armani akhirnya terungkap. Dalam wasiat tersebut, ia secara spesifik mengamanatkan para ahli warisnya untuk menjual saham di Giorgio Armani Group secara bertahap atau, sebagai alternatif, mengajukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) di pasar saham jika tidak ditemukan pembeli yang cocok.
Menurut sumber lain, Forbes, terungkap bahwa Giorgio Armani telah menyerahkan 40 persen kendali bisnisnya kepada kolaborator lamanya, Pantaleo Dell’Orco, yang juga merupakan pemimpin divisi pakaian pria di perusahaan tersebut. Penunjukan ini menunjukkan kepercayaan besar Armani terhadap Dell’Orco untuk menjaga visi dan arah merek.
Selain itu, Yayasan Giorgio Armani, sebuah entitas krusial yang bertanggung jawab menunjuk CEO baru perusahaan, akan menerima 30 persen saham dan hak suara. Hal yang terpenting, kepemilikan saham yayasan ini tidak boleh turun di bawah level tersebut, menjamin stabilitas dan keberlangsungan filosofi merek.
Anggota keluarga Armani juga mendapatkan peran dalam warisan ini. Keponakan perempuannya, Silvana Armani, yang saat ini mengawasi lini pakaian wanita, dan keponakan laki-laki, Andrea Cameana, direktur pelaksana keberlanjutan, masing-masing akan menerima 15 persen saham. Sementara itu, saudara perempuannya, Rosanna, dan keponakan perempuannya yang lain, juga menerima saham, meskipun tanpa hak suara, menunjukkan inklusi namun dengan batasan dalam pengambilan keputusan.
Dalam surat wasiatnya, Armani juga secara detail menetapkan jadwal penjualan saham. Setelah minimal satu tahun dan maksimal 18 bulan, para ahli waris dapat menjual hingga 15 persen saham perusahaan. Kemudian, setelah rentang waktu tiga hingga lima tahun, penjualan bagian kedua sebesar 30 persen hingga 54,9 persen saham dapat dilakukan, idealnya kepada pembeli yang sama untuk memastikan kesinambungan.
Surat wasiat tersebut bahkan menyebutkan daftar pembeli pilihan Armani, termasuk raksasa pasar barang mewah global seperti grup LVMH, mitra lisensi EssilorLuxottica, dan perusahaan kosmetik terkemuka L’Oréal. Pilihan ini mengindikasikan preferensi Armani terhadap entitas yang memiliki reputasi dan kemampuan untuk melestarikan esensi mereknya.
Meski demikian, Armani juga menyediakan alternatif strategis jika pembeli yang cocok tidak ditemukan. Saham perusahaan dapat ditawarkan melalui penawaran umum di bursa saham publik, dengan preferensi di Italia atau bursa saham lain yang sejenis. Syaratnya, minimal 30,1 persen saham tetap harus dipertahankan oleh Yayasan Giorgio Armani, menegaskan peran sentral yayasan dalam menjaga integritas merek.
Sejak mendirikan merek Giorgio Armani pada tahun 1975, sang desainer dikenal karena mempertahankan kendali yang sangat ketat atas perusahaannya. Ia berulang kali menolak tawaran dari calon pembeli dan menolak untuk melantai di bursa saham. Keputusan ini diambil demi tetap setia pada visi artistiknya dan membangun warisan abadi di dunia mode mewah, sebuah prinsip yang kini tercermin dalam pengaturan wasiatnya.
Pada tahun 2016, Armani telah mengukuhkan warisan ini dengan mendirikan Yayasan Giorgio Armani. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi aset tata kelola Armani Group dan memastikan stabilitas aset-aset tersebut seiring berjalannya waktu, sebuah langkah antisipatif yang kini memegang peran vital dalam transisi kepemimpinan.
Pada saat pendiriannya, yayasan tersebut hanya memiliki kurang dari 1 persen saham perusahaan. Namun, setelah kepergian Armani, yayasan ini akan menerima 30 persen saham dan hak suara yang signifikan, dengan Pantaleo Dell’Orco ditunjuk sebagai ketua yayasan. Perubahan ini secara drastis meningkatkan pengaruh yayasan dalam menjaga arah strategis perusahaan.
Kutipan penting di surat wasiat Giorgio Armani
“Surat wasiat tersebut menetapkan bahwa semua keputusan strategis jangka pendek dan menengah akan berada di tangan Bapak Dell’Orco dan keluarganya, dengan dukungan dari yayasan; namun, keputusan-keputusan ini dipandu oleh Armani sendiri, baik dalam hal misi merek maupun dalam kemungkinan tindakan yang berimplikasi pada struktur jangka menengah dan panjang grup,” demikian pernyataan komite eksekutif Giorgio Armani.
“Dalam hal ini, surat wasiat tersebut merujuk pada pencatatan di pasar saham serta pembukaan mitra minoritas yang memiliki reputasi yang diakui dan memiliki minat yang tulus terhadap merek tersebut. Tanggung jawab atas keputusan dan pengelolaan proses ini akan tetap berada di tangan Bapak Dell’Orco dan keluarganya, di bawah arahan yayasan, tetapi selalu dalam prinsip dan aturan yang ditetapkan oleh Bapak Armani,” tambahnya.