Warren Buffett Cuan Gede Jual Semua Saham BYD usai 17 Tahun Investasi

Berkshire Hathaway, konglomerat investasi besutan Warren Buffett, secara resmi telah menuntaskan divestasi seluruh sahamnya di produsen kendaraan listrik (EV) raksasa asal China, BYD. Langkah ini menandai berakhirnya periode investasi yang fenomenal selama 17 tahun. Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa kepemilikan Berkshire atas saham BYD kini bernilai nol per akhir Maret 2025, setelah sebelumnya tercatat sebesar 415 juta dolar AS (sekitar Rp6,9 triliun) pada akhir tahun 2024.

Kisah sukses investasi ini bermula pada September 2008, ketika Berkshire mengakuisisi 225 juta saham BYD dengan nilai 230 juta dolar AS (sekitar Rp3,8 triliun), yang kala itu setara dengan 10 persen kepemilikan. Seiring waktu, investasi tersebut meroket lebih dari 20 kali lipat, dengan nilai saham melonjak fantastis hingga melampaui 4.500 persen per 31 Maret 2025. Dari lonjakan luar biasa ini, Berkshire Hathaway berhasil mengantongi keuntungan bersih sekitar 7 miliar dolar AS (setara Rp116,6 triliun), sebuah angka yang setara dengan 30 kali lipat dari modal awal yang mereka tanamkan.

Menanggapi kabar divestasi ini, Li Yunfei, General Manager Branding dan Public Relations BYD, melalui unggahan di media sosial Weibo pada Senin (22/9/2025) menyatakan, “Dalam investasi saham, membeli dan menjual adalah praktik yang normal.” Ia juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Charlie Munger dan Warren Buffett atas dukungan yang tak tergoyahkan selama 17 tahun. Sementara itu, BYD sendiri memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut saat dihubungi oleh media.

Sejatinya, proses pelepasan saham BYD oleh Berkshire Hathaway bukanlah hal yang baru. Warren Buffett dan timnya telah memulai aksi jual sejak Agustus 2022, tak lama setelah nilai kepemilikan mereka mencapai puncaknya hingga 9 miliar dolar AS (sekitar Rp149,9 triliun) pada Juni 2022. Hingga Juli 2024, Berkshire telah secara signifikan mengurangi kepemilikannya sebesar 76 persen, menurunkannya di bawah ambang batas 5 persen. Strategi ini memungkinkan Berkshire untuk menyelesaikan penjualan saham BYD tanpa harus mengajukan laporan tambahan yang diwajibkan oleh Bursa Efek Hong Kong, memberikan fleksibilitas dalam proses divestasi mereka.

Kabar divestasi penuh oleh Berkshire Hathaway sontak memberikan tekanan signifikan pada harga saham BYD. Di Bursa Efek Hong Kong, saham BYD anjlok 3,6 persen pada Senin (22/9), menandai penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir. Penurunan ini memperparah tren, mengingat saham BYD telah jatuh sekitar 30 persen dari level tertingginya empat bulan lalu, di tengah kekhawatiran serius terhadap persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik China. Rival-rival agresif seperti Geely dan Leapmotor terus meluncurkan model-model baru dengan harga yang lebih kompetitif, memperketat tekanan pasar.

Selain faktor persaingan, performa penjualan domestik BYD, yang menyumbang 80 persen dari total pengiriman global, juga menunjukkan pelemahan selama empat bulan beruntun hingga Agustus 2025, sebagaimana dilaporkan oleh CNN mengutip Reuters. Perusahaan bahkan membukukan penurunan laba kuartalan pertama dalam tiga setengah tahun terakhir, sebuah kondisi yang diperparah oleh kebijakan pemerintah China yang berupaya menindak praktik “perang harga” di sektor EV. Akibatnya, BYD terpaksa memangkas target penjualan tahunan mereka sebesar 16 persen, menjadi 4,6 juta unit pada 2025.

Lei Xing, seorang analis independen pasar otomotif China, turut menyoroti perubahan dinamika ini. “BYD sudah tidak lagi berada dalam fase pertumbuhan tinggi seperti periode 2022 hingga 2024,” ujarnya. Ia juga menilai bahwa target awal penjualan 5,5 juta kendaraan pada 2025 akan sulit tercapai mengingat agresifnya persaingan dari para kompetitor.

Di balik keputusan investasi yang luar biasa ini, ada sosok Charlie Munger, mitra setia Warren Buffett yang berpulang pada November 2023 di usia 99 tahun. Dilansir dari Business Insider, masuknya Berkshire ke BYD pada tahun 2008 dianggap tidak biasa, mengingat Buffett dikenal lebih suka berinvestasi pada perusahaan mapan di industri yang stabil seperti asuransi. Dorongan kuat untuk investasi pada BYD datang sepenuhnya dari Munger, yang sangat mengagumi pendiri sekaligus CEO BYD, Wang Chuanfu.

Kekaguman Munger begitu besar hingga ia menyamakan Wang Chuanfu dengan inovator legendaris Thomas Edison dan CEO visioner Jack Welch, menjadikannya alasan utama di balik keputusan investasi tersebut. Munger bahkan pernah menegaskan betapa pentingnya investasi ini bagi Berkshire. “Saya tidak pernah membantu melakukan apa pun di Berkshire yang sebaik BYD,” katanya pada tahun 2023. Ia juga secara terbuka menilai bahwa BYD jauh lebih unggul dibandingkan Tesla di pasar China, mencatat pertumbuhan nilai perusahaan dari kurang dari 3 miliar dolar AS (sekitar Rp49,9 triliun) menjadi lebih dari 130 miliar dolar AS (sekitar Rp2.165,8 triliun) pada tahun 2025.