Ifonti.com JAKARTA — Saham PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), emiten perkebunan sawit dan CPO milik Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, mencatat performa luar biasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2025. Kenaikannya yang spektakuler menjadikannya salah satu saham paling moncer tahun ini.
Secara year-to-date (YtD), saham PGUN melesat hingga 2.918,86%, dari Rp424 per saham pada 30 Desember 2024 menjadi Rp12.800 per saham pada akhir sesi I perdagangan Kamis (25/9/2025). Lonjakan fantastis ini bahkan mencapai auto reject atas (ARA) pada hari Kamis, dengan kenaikan 2.125 poin atau 19,91% dalam satu hari saja.
Tren positif ini berlanjut sejak beberapa hari sebelumnya. PGUN juga mengalami ARA pada Rabu (24/9/2025) dengan kenaikan 19,94%, dan pada Selasa (23/9/2025) melonjak 19,86%. Secara kumulatif, saham ini melesat 89,63% hanya dalam lima hari terakhir.
Jika dilihat sejak pencatatan perdananya di BEI pada 7 Juli 2020, saham PGUN telah mengalami kenaikan yang luar biasa, mencapai 11.030% dari harga initial public offering (IPO) Rp115 per saham. Performa impresif ini tak lepas dari sosok Haji Isam, pemilik perusahaan yang dikenal dekat dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pengakuan atas kontribusi Haji Isam terhadap perekonomian nasional terlihat dari penganugerahan Bintang Mahaputera Utama yang diterimanya dari Presiden Prabowo pada Senin (25/8/2025) di Istana Negara. Dalam upacara tersebut, Haji Isam disebut berjasa besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional.
Namun, kesuksesan PGUN bukan hanya karena faktor ‘sentuhan Midas’ Haji Isam. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit terpadu ini juga menorehkan kinerja keuangan dan operasional yang sangat mengesankan. Laba bersih PGUN pada semester I/2025 melonjak 690,14% menjadi Rp83,5 miliar, dibandingkan Rp10,5 miliar pada semester I/2024.
Meskipun laba bersih PGUN masih relatif kecil dibandingkan emiten sawit raksasa seperti PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dengan laba Rp1,69 triliun, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) Rp915,77 miliar, dan PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR) Rp825,3 miliar (semua data semester I/2025), pertumbuhannya sangat signifikan. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang mencapai 48,92%, menjadi Rp385,17 miliar dari Rp258,6 miliar.
Pendapatan PGUN terutama berasal dari penjualan minyak kelapa sawit (Rp332,19 miliar, naik 39,62%), dengan kontribusi signifikan dari penjualan inti kelapa sawit (Rp52,40 miliar, naik 181,47%). PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), perusahaan afiliasi PGUN, menjadi pelanggan terbesar, dengan peningkatan penjualan hingga 39,62% secara tahunan.
Hingga akhir Juni 2025, PGUN memiliki total aset senilai Rp2,64 triliun. Dari sisi operasional, Direktur PGUN, Tamlikho, melaporkan progres replanting yang telah mencapai 66% dan penanaman baru 48% hingga 3 September 2025. PGUN mengalokasikan belanja modal Rp191 miliar untuk tahun 2025, mayoritas untuk investasi tanaman.
Tamlikho juga menjelaskan bahwa PGUN menerapkan strategi diversifikasi pendapatan dan telah melaksanakan hilirisasi produk kelapa sawit melalui afiliasinya, JARR, untuk menghasilkan produk turunan seperti biodiesel dan produk pangan berbasis sawit. Hal ini sebagai upaya peningkatan nilai tambah dan diversifikasi usaha.
Andrey Wijaya, Head of Research RHB Sekuritas, menilai kinerja semester I/2025 emiten CPO, termasuk PGUN, berada di atas ekspektasi. Ia menyebutkan bahwa kenaikan harga CPO, yang di Bursa Malaysia mencapai 4.419 ringgit per ton untuk kontrak Desember 2025, antara lain dipengaruhi oleh penerapan tarif dagang AS yang menyebabkan impor soy oil menjadi lebih mahal.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Saham PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) milik Haji Isam mengalami kenaikan spektakuler hingga 2.918,86% secara year-to-date (YtD) di tahun 2025, mencapai Rp12.800 per saham. Kenaikan ini didorong oleh kinerja keuangan dan operasional yang mengesankan, dengan laba bersih semester I/2025 melonjak 690,14% menjadi Rp83,5 miliar dan pendapatan naik 48,92% menjadi Rp385,17 miliar.
Pertumbuhan signifikan ini berasal dari peningkatan penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit, serta strategi diversifikasi pendapatan dan hilirisasi produk melalui afiliasinya, JARR. Faktor eksternal seperti kenaikan harga CPO di Bursa Malaysia juga berkontribusi pada kesuksesan PGUN. Meskipun laba bersih masih relatif kecil dibanding emiten sawit besar lainnya, pertumbuhannya sangat signifikan dan menjanjikan.