Ifonti.com, JAKARTA – Pergerakan harga emas global kembali menunjukkan pelemahan signifikan. Kondisi ini terpantau setelah Lorie Logan, Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, mengeluarkan pernyataan yang menekankan pentingnya kehati-hatian dalam kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut.
Menurut laporan Reuters pada Jumat (3/10/2025), harga emas di pasar spot tercatat melemah 0,5%, berada di level US$3.845,78 per troy ounce. Tidak hanya itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga mengalami koreksi, turun 0,8% menjadi US$3.868,1 per troy ounce.
Logan menjelaskan bahwa keputusan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga pada bulan lalu merupakan langkah yang tepat, bertujuan sebagai perlindungan terhadap potensi pelemahan tajam di pasar tenaga kerja. Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap langkah kebijakan lanjutan perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati dan cermat.
“Harga emas langsung bereaksi turun setelah pernyataan Logan,” ujar Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures. Ia menambahkan, “Meskipun komentar dari satu gubernur The Fed tidak lantas mendikte seluruh arah kebijakan, namun pernyataan ini secara signifikan menambah tingkat kehati-hatian di pasar terkait seberapa agresif The Fed akan mengambil langkah pada pertemuan berikutnya.”
: Stabilisasi Harga Emas, Impor hingga Kebijakan DMO Bisa Jadi Solusi
Kendati demikian, para pelaku pasar masih sangat yakin, dengan perkiraan 99% kemungkinan The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan bulan ini. Emas, yang sejak lama diakui sebagai aset lindung nilai utama di tengah gejolak dan ketidakpastian ekonomi, secara inheren cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah. Sepanjang tahun ini saja, harga emas telah menunjukkan performa luar biasa, melonjak hingga 47%.
Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga emas di pasar spot bahkan sempat mencetak rekor baru yang mengesankan, menembus level US$3.896,49 per troy ounce. Kenaikan historis ini terjadi di tengah berlanjutnya penutupan (shutdown) pemerintahan AS, yang memicu ketidakpastian pasar.
: : IHSG Ditutup Menguat ke 8.071, Saham EMAS, MBMA, hingga RAJA Kinclong
Penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki hari kedua pada Kamis ini berpotensi besar menunda rilis sejumlah data ekonomi krusial. Di antaranya adalah laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls (NFP) yang sangat dinantikan, sedianya dijadwalkan pada hari Jumat. Selain itu, rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang seharusnya terbit Kamis juga terpaksa dibatalkan.
: : Harga Emas Hari Ini, Kamis (2/10) di Pasar Spot usai Tembus Rekor ATH
Melihat kondisi global, perusahaan jasa keuangan StoneX dalam catatannya menegaskan, “Dengan ketegangan dagang dan kebijakan tarif yang terus membentuk lanskap ekonomi global, ditambah lagi dengan berbagai ‘hotspot’ geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian, lingkungan saat ini secara konsisten tetap mendukung tingginya permintaan terhadap aset lindung nilai.”
Senada dengan pandangan tersebut, Goldman Sachs melalui riset terbarunya secara tegas menempatkan emas sebagai komoditas utama dengan keyakinan tertinggi untuk prospek jangka panjang. Bank investasi global ini bahkan melihat risiko kenaikan harga yang jauh lebih besar dibandingkan proyeksi awal mereka, dengan estimasi US$4.000 per troy ounce pada pertengahan tahun 2026 dan US$4.300 per troy ounce pada Desember 2026.
Sementara itu, pergerakan harga logam mulia lainnya pada perdagangan Kamis menunjukkan tren yang bervariasi. Perak spot tercatat turun 1,4% menjadi US$46,67 per troy ounce. Platinum berhasil mempertahankan stabilitas harganya di US$1.558,55 per troy ounce, sedangkan paladium mengalami koreksi sebesar 1% dan ditutup di level US$1.231,94 per troy ounce.