Ifonti.com – JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan taringnya, menembus level US$ 120.000. Kenaikan ini juga menyeret sejumlah Altcoin ke zona hijau, memberikan angin segar bagi para investor kripto.
Menurut data dari Coinmarketcap pada hari Jumat (3/10/2025) pukul 18.20 WIB, harga Bitcoin saat ini berada di US$ 120.247. Angka ini mencerminkan kenaikan signifikan sebesar 10,53% dalam sepekan terakhir. Momentum positif ini tentu menjadi sorotan pelaku pasar dan analis.
Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, menjelaskan bahwa melonjaknya harga Bitcoin dipicu oleh *shutdown* pemerintah AS yang disebabkan oleh kebuntuan Kongres dalam menyetujui pendanaan. Situasi ini berpotensi menunda rilis data ekonomi krusial, seperti laporan *nonfarm payrolls*. Akibatnya, The Fed mungkin akan mengambil langkah yang lebih *dovish* dan melanjutkan pemangkasan suku bunga.
Lebih lanjut, kondisi di Amerika Serikat ini dianggap sebagai pemicu *impulse* likuiditas positif. The Fed berpotensi memangkas suku bunga 25 bps lagi di bulan Oktober, disertai sinyal pelonggaran pengetatan kuantitatif (QT). Hal ini dapat menekan *yield* dari instrumen *risk-off* seperti obligasi pemerintah dan melemahkan dolar AS, yang secara historis mendukung reli aset berisiko (*risk-on*) seperti Bitcoin.
Jumlah Miliarder Bitcoin Melonjak pada Kuartal III 2025, Ini Faktor Pendorongnya
“Shutdown pemerintah AS kali ini justru dilihat sebagai dorongan likuiditas positif oleh sebagian pelaku pasar kripto,” ungkap Fahmi kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).
Seiring dengan penguatan Bitcoin, Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto, mencatat bahwa sejumlah Altcoin juga mengalami kenaikan harga yang signifikan hingga kuartal III 2025. MYX menjadi bintang dengan kenaikan fantastis, mencapai puluhan hingga ratusan kali lipat. Kenaikan ini didorong oleh antisipasi *upgrade* protokol ke versi V2 dengan fitur *zero-slippage* dan *cross-chain*. Selain itu, efek *listing* di bursa besar, *short squeeze*, serta lonjakan volume perdagangan turut berkontribusi. Secara keseluruhan, MYX mencatat kenaikan harga hingga 16.440,62% hingga kuartal III 2025.
“Meski begitu, token ini tetap menghadapi risiko manipulasi harga dan tekanan jual dari *unlock* token mendatang,” imbuh Fyqieh kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).
Selain MYX, MemeCore (M) juga mencuri perhatian. Minimnya informasi publik mengenai proyek ini membuat kenaikannya lebih banyak didorong oleh spekulasi komunitas, potensi *listing* baru, atau kabar kolaborasi yang belum banyak diketahui. Token ini mencatatkan kenaikan sebesar 3.795,93%.
ASTER juga tak ketinggalan, berhasil menarik perhatian melalui peluncuran token, insentif dari Binance Wallet, serta lonjakan TVL dan volume perdagangan *perpetual*. Dukungan dari figur publik seperti CZ turut meningkatkan kepercayaan pasar, meskipun risiko *token unlock* dan aksi jual *whale* tetap membayangi. ASTER mengalami kenaikan hingga 2.135,56%.
Selanjutnya, XPL didorong oleh peluncuran *mainnet beta*, integrasi *neobank* Plasma One, serta adopsi DeFi yang kuat, dengan *tokenomics* yang dinilai sehat karena *supply* terkendali dan utilitas yang luas. XPL mengalami kenaikan harga sampai 379,81%.
Prediksi Harga Bitcoin Oktober 2025: Sampai Mana BTC Bisa Terbang?
Adapun OKB, token milik OKX, menguat berkat pembakaran besar yang memangkas *supply* secara signifikan, pembatasan pasokan di angka 21 juta token, serta perannya sebagai token inti di ekosistem X Layer yang memperkuat utilitas dalam produk OKX. Kenaikan OKB tercatat mencapai 295,53%.
Lebih lanjut, Fyqieh memberikan pandangannya terhadap masing-masing Altcoin. Untuk MYX, ia melihat adanya sinyal bahwa kenaikan besar selama kuartal III berpotensi mengalami koreksi atau bahkan kontestasi. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa MYX bisa turun sekitar 25% dari posisi puncak menjelang akhir tahun 2025.
Sementara itu, prospek token M sangat bergantung pada faktor spekulatif dan adopsi mendadak, mengingat minimnya informasi publik. Fyqieh mewaspadai risiko yang sangat tinggi, likuiditas yang rendah, transparansi yang minim, serta potensi *pump and dump* yang tinggi. Skenario optimistisnya adalah token M tetap naik, tetapi skenario yang lebih realistis adalah penurunan atau stagnasi jika *hype* mereda.
ASTER, di sisi lain, tampak memiliki fundamental yang lebih kuat dibandingkan beberapa token lainnya. Hal ini didukung oleh perhatian yang besar, volume perdagangan yang tinggi, dan dugaan fungsi proto-DEX/perpetual yang menarik. “Prediksi kami menyebutkan bahwa ASTER dapat mencapai harga rata-rata sekitar $1,383 di tahun 2025, dengan potensi puncak hingga $2,074, jika adopsinya terus kuat,” jelas Fyqieh.
Untuk token XPL (dengan asumsi merujuk ke token Plasma / jaringan *stablecoin*), beberapa prediktor memproyeksikan harga rata-rata di tahun 2025 sekitar $1,68 (meskipun ada proyeksi penurunan sekitar 6,15% tergantung skenario). Rentang harga prediksi XPL berada antara US$ 0,90 sampai US$1,74, tergantung pada keberlanjutan momentum adopsi.
OKB, di antara kelima token ini, memiliki prospek yang lebih “stabil” karena merupakan token utilitas *exchange* dengan dukungan ekosistem yang mapan. “Prediksi OKB pada tahun 2025 bisa berada di kisaran antara US$ 182,99 hingga US$ 391,83, dengan potensi kenaikan sekitar 104% dari harga saat ini jika momentum positif terus berlanjut,” terang Fyqieh.
Terkait Bitcoin, Fyqieh menyoroti bahwa dalam 24 jam terakhir, mata uang kripto ini berhasil mencapai level di atas US$ 120.000, didorong oleh data *on-chain* yang menunjukkan akumulasi BTC baru. Lebih dari US$ 313 juta posisi *bearish* Bitcoin dilikuidasi, memberikan sinyal *short squeeze*. Selain itu, momentum pencarian alternatif investasi oleh investor diperkuat oleh ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed.
Ke depan, arah harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh durasi *shutdown* pemerintah AS. Jika berlangsung singkat, kemungkinan besar Bitcoin hanya akan bergerak konsolidatif dalam rentang sempit. Namun, jika *shutdown* berkepanjangan, potensi aliran modal dari pasar tradisional dapat mendorong harga ke level yang lebih tinggi, bahkan mendekati US$ 125.000 – US$ 128.000.
Sebaliknya, jika sentimen memburuk dan investor memilih untuk beralih ke aset yang lebih aman, tekanan jual dapat menekan harga Bitcoin ke bawah US$ 110.000.
“Dengan kata lain, tren jangka pendek akan tetap *range bound* dengan volatilitas yang meningkat, sementara arah jangka menengah sangat bergantung pada reaksi pasar global, kebijakan The Fed, dan ketahanan sentimen investor,” pungkas Fyqieh.
Ringkasan
Harga Bitcoin melonjak hingga menembus US$ 120.000, memicu kenaikan pada sejumlah altcoin. Kenaikan Bitcoin dipicu oleh shutdown pemerintah AS yang menyebabkan potensi penundaan data ekonomi dan ekspektasi The Fed untuk mengambil langkah yang lebih dovish dengan pemangkasan suku bunga. Kondisi ini memicu impulse likuiditas positif dan melemahkan dolar AS, yang mendukung reli aset berisiko seperti Bitcoin.
Selain Bitcoin, beberapa altcoin juga mengalami kenaikan signifikan, seperti MYX, MemeCore (M), ASTER, XPL, dan OKB. Kenaikan masing-masing altcoin didorong oleh berbagai faktor seperti upgrade protokol, spekulasi komunitas, peluncuran token baru, dan fundamental yang kuat. Meskipun demikian, beberapa analis memperingatkan tentang risiko manipulasi harga, tekanan jual, dan volatilitas yang tinggi pada beberapa altcoin tersebut.