Gelombang optimisme melanda pasar kripto, dengan sejumlah bank investasi global terkemuka memproyeksikan kelanjutan reli besar Bitcoin (BTC) hingga akhir tahun 2025. Momentum ini didorong oleh lonjakan signifikan arus dana masuk ke produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin, serta potensi pergeseran modal strategis dari pasar emas.
Mengutip laporan dari Cointelegraph pada Sabtu (4/10/2025), harga Bitcoin saat ini telah mencapai sekitar US$122.000, menunjukkan kenaikan impresif lebih dari 13% dalam sepekan terakhir dan semakin mendekati rekor tertingginya di US$124.500. Data dari Coinmarketcap pada pukul 18.43 WIB juga mengkonfirmasi pergerakan positif ini, dengan Bitcoin diperdagangkan di level US$122.125, menandai kenaikan 1,44% dalam 24 jam terakhir.
Citigroup: Proyeksi Ambisius Menuju US$133.000
Salah satu bank investasi global, Citigroup, memperkirakan Bitcoin akan mencetak rekor baru, berpotensi menembus kisaran US$133.000 pada akhir tahun 2025. Proyeksi ini menunjukkan kenaikan sekitar 8,7% dari level harga Bitcoin saat ini.
Dalam laporan riset mendalamnya, Citigroup mengidentifikasi aliran dana yang konsisten ke Bitcoin ETF sebagai motor utama pertumbuhan. Selain itu, peningkatan porsi alokasi Bitcoin dalam portofolio aset digital lembaga keuangan global juga dipandang sebagai katalisator kuat. Hingga akhir pekan ini, total aset yang dikelola oleh semua ETF Bitcoin di AS telah melampaui US$163,5 miliar, dengan Citi memproyeksikan adanya tambahan arus dana baru hingga US$7,5 miliar hingga akhir tahun.
Meskipun demikian, Citigroup juga menyajikan skenario pesimistis. Jika tekanan resesi global kembali menguat dan minat risiko investor menurun, harga Bitcoin berpotensi terkoreksi tajam hingga US$83.000.
JPMorgan: Potensi Reli Lebih Lanjut ke US$165.000
Sementara itu, para analis dari JPMorgan Chase berpendapat bahwa Bitcoin masih tergolong undervalued dibandingkan emas, terutama setelah disesuaikan dengan tingkat volatilitasnya. Tim JPMorgan, yang dipimpin oleh Direktur Pelaksana Nikolaos Panigirtzoglou, menyoroti bahwa rasio volatilitas Bitcoin terhadap emas kini telah turun di bawah 2,0, mengindikasikan bahwa risiko Bitcoin telah relatif seimbang dibandingkan logam mulia tersebut.
Berdasarkan perbandingan ini, kapitalisasi pasar Bitcoin yang saat ini berada di sekitar US$2,3 triliun perlu meningkat sekitar 42% untuk setara dengan kepemilikan emas pribadi global senilai US$6 triliun. Kenaikan ini mengisyaratkan potensi harga Bitcoin dapat mencapai sekitar US$165.000.
JPMorgan juga mengamati adanya potensi rotasi modal dari emas ke Bitcoin, mengingat harga emas telah naik 48% sepanjang tahun dan berada pada level overbought tertinggi sejak 2012. “Jika tren rotasi modal dari emas ke Bitcoin berlanjut, prospek reli akhir tahun semakin kuat,” tegas laporan tersebut.
Standard Chartered: Paling Optimistis, Target US$200.000
Di antara berbagai bank besar, Standard Chartered tampil sebagai yang paling bullish. Bank asal Inggris ini memproyeksikan Bitcoin dapat menembus angka US$200.000 pada Desember 2025.
Menurut analis Standard Chartered, arus masuk ETF Bitcoin yang konsisten, dengan rata-rata US$500 juta per minggu, akan menjadi katalis utama yang mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin mendekati US$4 triliun. Selain itu, pelemahan dolar AS dan peningkatan likuiditas global juga dinilai menciptakan kondisi ideal yang mengulang reli parabolis serupa yang pernah terjadi pada periode 2020–2021.
VanEck: Proyeksi US$180.000 Didukung Efek Halving
Manajer aset VanEck menargetkan harga Bitcoin mencapai US$180.000 pada tahun 2025. Proyeksi optimis ini didasarkan pada pola siklus pasca-halving, di mana pasokan Bitcoin berkurang secara signifikan sementara permintaan dari ETF terus meningkat.
VanEck mencatat bahwa harga Bitcoin cenderung mencapai puncaknya antara 365 hingga 550 hari setelah peristiwa halving. Hingga awal Oktober ini, sudah 533 hari berlalu sejak halving terakhir pada April 2024, menempatkan Bitcoin dalam “zona historis” yang siap untuk memicu reli besar.
Saad Ahmed, Head of APAC Gemini, menambahkan pandangannya bahwa siklus empat tahunan Bitcoin kemungkinan besar masih akan berlanjut hingga tahun 2026. “Siklus ini lebih digerakkan oleh emosi investor daripada perhitungan matematis murni,” ujarnya, menggarisbawahi peran sentimen pasar dalam dinamika harga kripto terbesar di dunia ini.
Ringkasan
Beberapa bank investasi global memprediksi Bitcoin akan terus mengalami reli hingga akhir 2025, didorong oleh arus dana masuk ke Bitcoin ETF dan potensi pergeseran modal dari emas. Harga Bitcoin saat ini berada di sekitar US$122.000, dan beberapa bank memberikan proyeksi yang berbeda, seperti Citigroup yang menargetkan US$133.000, JPMorgan Chase dengan potensi mencapai US$165.000, serta Standard Chartered yang paling optimis dengan target US$200.000.
Proyeksi-proyeksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk perbandingan dengan kapitalisasi pasar emas, efek halving, dan sentimen pasar. VanEck memprediksi US$180.000 dengan mempertimbangkan siklus pasca-halving. Meskipun demikian, Citigroup juga memberikan skenario pesimistis jika terjadi resesi global, yang berpotensi menurunkan harga Bitcoin hingga US$83.000.