BTN Pangkas Bunga KPR! Cicilan Rumah Makin Ringan, Mulai 2,65%

Ifonti.com, JAKARTA – Kabar baik bagi para debitur! PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) telah menurunkan suku bunga kreditnya, sebuah langkah responsif terhadap pelonggaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 5,00% pada Agustus 2025. Penurunan ini menjadi angin segar di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang.

Menurut Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, keputusan ini diambil setelah perseroan berhasil menurunkan biaya dana atau *cost of fund* sebanyak dua kali sepanjang tahun ini. “Penurunan sudah mulai berjalan, dan kami akan terus mendorongnya hingga akhir tahun. Kami sudah dua kali memutuskan penurunan bunga dana,” ungkap Nixon dalam Public Expose Live, Rabu (10/9/2025).

Meskipun bunga KPR Subsidi tidak dapat diturunkan lebih jauh karena sudah ditetapkan sebesar 5% oleh pemerintah, BTN tetap berupaya melakukan penyesuaian pada produk kredit lainnya. Langkah ini menunjukkan komitmen BTN untuk memberikan yang terbaik bagi nasabahnya.

Untuk segmen komersial dan korporasi, Nixon menjelaskan bahwa suku bunga kredit sudah lama berada di level *single digit*. Sementara itu, untuk KPR non-subsidi, BTN menawarkan bunga rendah pada periode 3-5 tahun pertama, dari sebelumnya di atas 3% menjadi hanya 2,65%. “Kami bahkan memiliki program dengan bunga *fixed rate* 2,65% selama 3 tahun,” imbuhnya.

Direktur Finance & Strategy BTN, Nofry Rony, menambahkan bahwa penurunan suku bunga kredit ini mempertimbangkan berbagai faktor. Selain suku bunga acuan, BTN juga memperhatikan strategi bank dalam mendorong pertumbuhan kredit, menghadapi persaingan, dan pengelolaan struktur biaya dana. “Dengan penurunan suku bunga acuan, kami berharap bunga DPK juga turun, sehingga kami dapat menurunkan suku bunga kredit,” jelas Nofry.

Pada semester I/2025, BTN mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp376,11 triliun. Realisasi ini tumbuh 6,8% secara tahunan (*year on year*/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp352,06 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja positif BTN dalam mendukung perekonomian.

Kinerja positif ini didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang tumbuh 6,2% menjadi Rp317,77 triliun, serta sektor non-perumahan (*non-housing loan*) yang naik 10,5% YoY menjadi Rp58,34 triliun. Sektor perumahan menjadi fokus utama BTN dalam mendukung program pemerintah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Secara rinci, KPR subsidi naik 6,5% menjadi Rp182,17 triliun, sedangkan KPR non-subsidi secara keseluruhan tumbuh 8,8% menjadi Rp110,72 triliun. Pertumbuhan kredit BTN hingga semester I/2025 menghasilkan pendapatan bunga kredit (*interest income*) yang naik 23,5% (YoY) menjadi Rp18,50 triliun hingga Juni 2025. Angka ini melampaui pertumbuhan biaya bunga yang sebesar 2,3% (YoY), berkat upaya BTN mengatur ulang struktur pendanaannya.

Hasilnya, hingga semester I/2025, BTN mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp9,34 triliun atau naik 55,1% (YoY). Margin bunga bersih (*net interest margin*/NIM) juga tercatat naik 139 basis poin (bps) menjadi 4,4% per akhir Juni 2025. Peningkatan ini mencerminkan efisiensi dan profitabilitas BTN.

Dengan capaian tersebut, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada paruh pertama 2025. Realisasi ini meningkat 13,6% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Kinerja solid ini menegaskan posisi BTN sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia.

Ringkasan

Bank BTN menurunkan suku bunga kreditnya setelah Bank Indonesia menurunkan BI Rate menjadi 5,00%. Penurunan ini dimungkinkan karena BTN berhasil menurunkan *cost of fund* sebanyak dua kali. Suku bunga KPR non-subsidi ditawarkan mulai dari 2,65% untuk periode 3-5 tahun pertama, sementara KPR subsidi tetap 5% sesuai ketentuan pemerintah.

Pada semester I/2025, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 6,8% YoY menjadi Rp376,11 triliun, didorong oleh sektor perumahan dan non-perumahan. Hal ini menghasilkan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 55,1% YoY dan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun, naik 13,6% YoY.