Bursa Suspensi Saham Futura Energi Global (FUTR) Akibat Harga Terus Melambung

Ifonti.com , JAKARTA — PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR) menjadi sorotan utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat (26/9/2025) setelah perdagangannya disuspensi. Langkah ini diambil oleh BEI menyusul lonjakan harga saham FUTR yang signifikan dan kumulatif, memicu kekhawatiran akan pergerakan yang tidak wajar di pasar.

Penghentian sementara perdagangan saham FUTR, yang berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, merupakan bentuk perlindungan konkret bagi investor. BEI menegaskan bahwa suspensi ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan kembali setiap keputusan investasi mereka dengan informasi yang lebih matang, menghindari keputusan yang terburu-buru di tengah volatilitas tinggi.

Sebelum disuspensi, harga saham FUTR memang menunjukkan performa yang mencengangkan. Pada penutupan perdagangan Kamis (25/9/2025), saham ini melonjak 25% hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) di level Rp500 per lembar. Performa jangka pendeknya pun fantastis, dengan kenaikan 171,74% dalam sebulan terakhir dan meroket 222,58% sepanjang tahun berjalan 2025. Reli luar biasa ini sebelumnya telah menarik perhatian BEI, yang pada 11 Agustus 2025 sempat memasukkan FUTR ke dalam daftar pemantauan aktivitas pasar yang tidak biasa (Unusual Market Activity/UMA) karena pergerakan harga dan transaksi di luar kebiasaan.

Di balik gejolak harga saham FUTR yang dramatis ini, tersimpan kabar akuisi FUTR strategis yang diyakini menjadi pemicu utama. PT Futura Energi Global Tbk. kini telah resmi berada di bawah kendali PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara), sebuah entitas yang berkomitmen kuat pada sektor energi hijau.

Ardhantara merampungkan akuisisi 45%, atau setara dengan 2,29 miliar saham, dari pengendali sebelumnya, PT Digital Futurama Global, dengan nilai Rp11 per saham pada Selasa (9/9/2025). Akusisi ini bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari visi jangka panjang Ardhantara untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Saat ini, Ardhantara tengah gencar mengembangkan proyek panas bumi (geothermal) berkapasitas 220 MW di kawasan Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang telah mengantongi Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Komitmen Ardhantara melampaui geothermal; mereka juga berencana ekspansi ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), LPG, dan green methanol, menjadikannya pilar penting dalam mencapai target net zero emission 2060. Untuk mewujudkan ambisi besar ini, investasi awal lebih dari US$80 juta, atau sekitar Rp1,2 triliun, telah digelontorkan untuk eksplorasi dan pembangunan infrastruktur awal. Tahap pengeboran dijadwalkan dimulai pada 2026–2027, dengan menggandeng mitra global ternama seperti PetroChina, Sinopec, Ormat, dan Norinco International, menunjukkan keseriusan dalam menggarap potensi energi hijau.

Perjalanan FUTR di lantai bursa sendiri tidak selalu mulus. Setahun lalu, saham FUTR pernah dihargai hanya Rp18 per saham dan masuk dalam papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (FCA). Emiten ini juga tercatat telah dua kali berganti kepemilikan sebelum akhirnya diakuisisi oleh Ardhantara, menandai babak baru dalam sejarah perusahaan.

Menyikapi perkembangan ini, BEI senantiasa mengingatkan para pihak berkepentingan untuk terus memantau keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan. Keputusan suspensi saham ini diharapkan memberikan ruang bagi pasar untuk mencerna informasi dan kembali pada fundamental yang rasional, terutama mengingat prospek bisnis PT Futura Energi Global Tbk. di bawah kendali baru yang berfokus pada energi bersih.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Ifonti.com dan tim editorial tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.