Dolar AS Terkapar! The Fed Pangkas Suku Bunga, Euro & Yen Terbang

Ifonti.com JAKARTA — Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan signifikan, melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada Rabu (17/9). Pelemahan ini terjadi pasca keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,25 poin persentase, sekaligus mengisyaratkan kelanjutan tren pemangkasan hingga akhir tahun.

Respons pasar terhadap kebijakan moneter The Fed ini segera terlihat. Mata uang euro menguat 0,2% terhadap dolar AS, mencapai level $1,1894. Di sisi lain, dolar AS semakin tertekan di hadapan yen Jepang, tercatat melemah 0,5% hingga menyentuh posisi 145,78 yen per dolar.

Pelemahan dolar AS ini, sebagaimana dilansir Reuters, merefleksikan reaksi pasar terhadap pergeseran fokus kebijakan moneter The Fed. Bank sentral AS kini lebih memprioritaskan stabilitas pasar tenaga kerja di tengah indikasi perlambatan ekonomi. Para investor membaca langkah pemangkasan suku bunga ini sebagai sinyal penurunan imbal hasil aset berbasis dolar, yang secara alami mendorong eksodus modal dan melemahkan nilai tukar mata uang tersebut, khususnya terhadap euro dan yen.

Baca Juga : BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ditutup Apresiasi ke Rp16.437 per Dolar AS

Secara resmi, The Fed menyatakan adanya perubahan signifikan pada risiko terhadap mandat ganda mereka: menjaga stabilitas inflasi dan lapangan kerja. Kini, tekanan utama beralih pada perlambatan pasar tenaga kerja. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) secara lugas mengumumkan, “Pertumbuhan lapangan kerja telah melambat, dan tingkat pengangguran meningkat,” menggarisbawahi urgensi tindakan mereka.

Baca Juga : : Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 17 September 2025

Namun, tidak semua anggota The Fed sepakat dengan keputusan tersebut. Stephen Miran, gubernur baru yang sebelumnya bertugas di Gedung Putih, secara tegas menolak pemangkasan 0,25 poin persentase. Ia justru mendesak agar dilakukan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, yakni sebesar 0,5 poin persentase, menunjukkan adanya perbedaan pandangan dalam tubuh bank sentral.

Proyeksi The Fed mengindikasikan bahwa akan ada dua kali pemotongan suku bunga tambahan, masing-masing sebesar 0,25 poin persentase, dalam dua rapat kebijakan terakhir tahun ini. Hal ini memperkuat sinyal kepada pasar bahwa fokus utama bank sentral AS telah beralih. Dari awalnya mengkhawatirkan risiko inflasi yang dipicu oleh perang dagang era pemerintahan Trump, kini perhatian sepenuhnya tertuju pada kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat dan potensi lonjakan tingkat pengangguran.

Baca Juga : : Kurs Dolar AS BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini (17/9) saat Rupiah Dibuka Menguat

Meskipun demikian, proyeksi The Fed terbaru menunjukkan bahwa inflasi di akhir tahun 2025 masih diperkirakan berada di angka 3%, yang mana masih jauh di atas target ideal 2%. Namun, ada sedikit optimisme pada sisi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan naik tipis menjadi 1,6% (dari proyeksi sebelumnya 1,4%). Sementara itu, proyeksi untuk tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,5%.

Perbandingan dengan proyeksi bulan Juni lalu menunjukkan adanya penurunan signifikan pada ancaman stagflasi. Para pejabat The Fed kini terlihat semakin yakin bahwa langkah pemotongan suku bunga yang lebih proaktif dan cepat dapat efektif menahan potensi lonjakan pengangguran, sementara inflasi diperkirakan akan melandai secara bertahap pada tahun berikutnya.

Ringkasan

Dolar AS mengalami pelemahan signifikan terhadap mata uang utama seperti euro dan yen setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,25%. Keputusan ini mengisyaratkan tren pemangkasan lanjutan hingga akhir tahun, sebagai respons terhadap perlambatan pasar tenaga kerja dan perubahan fokus kebijakan moneter The Fed.

Reaksi pasar terlihat dari penguatan euro sebesar 0,2% terhadap dolar AS, sementara dolar AS melemah 0,5% terhadap yen Jepang. The Fed mengindikasikan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja sebagai alasan utama, meskipun tidak semua anggota The Fed setuju dengan besaran pemangkasan suku bunga. Proyeksi The Fed memperkirakan dua kali pemotongan suku bunga tambahan di sisa tahun ini.