Emas Antam Meroket! Harga Buyback Naik 53,69%

JAKARTA — Harga buyback emas Antam kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) pada Senin (6/10/2025). Kenaikan signifikan ini mencapai 53,69% untuk periode berjalan 2025, menunjukkan geliat pasar emas yang luar biasa.

Berdasarkan data resmi dari Logam Mulia, harga pembelian kembali emas oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) untuk ukuran 1 gram, mengalami penguatan sebesar Rp11.000. Dengan demikian, harga buyback emas Antam saat ini mencapai Rp2.098.000 per gram, posisi yang belum pernah tercapai sebelumnya.

Buyback emas sendiri adalah proses transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan, kepada pihak penjual. Meskipun harga yang ditawarkan biasanya sedikit lebih rendah dari harga jual saat itu, transaksi ini tetap bisa mendatangkan keuntungan yang substansial. Keuntungan tersebut dapat direalisasikan apabila terdapat selisih yang besar antara harga saat emas dibeli dan harga saat emas dijual kembali.

Penting untuk diingat bahwa transaksi jual kembali emas batangan ke Antam dengan nominal di atas Rp10 juta akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Ketentuan ini sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017. Pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) akan dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen, sementara bagi non-NPWP, tarifnya adalah 3 persen. Pajak ini akan langsung dipotong dari total nilai buyback yang diterima.

Lonjakan pada harga buyback emas Antam ini tidak terlepas dari tren positif di pasar emas global. Harga komoditas logam mulia internasional terus menunjukkan penguatan yang solid, menciptakan sentimen bullish di seluruh dunia.

Sebelumnya, dalam pemberitaan Bisnis, HSBC bahkan memperkirakan bahwa harga emas berpotensi diperdagangkan di atas US$4.000 per ons dalam waktu dekat. Proyeksi ini mengindikasikan prospek yang sangat cerah bagi investor emas.

Menurut keterangan resmi HSBC, kenaikan harga emas selanjutnya akan dipicu oleh beberapa faktor krusial. Ini termasuk meningkatnya risiko geopolitik global, ketidakpastian fiskal di berbagai negara, dan potensi ancaman terhadap independensi Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.

Bank investasi global tersebut menambahkan bahwa reli harga emas diperkirakan dapat berlanjut hingga tahun 2026. Momentum ini akan didorong kuat oleh pembelian dari sektor resmi, seperti bank sentral, serta permintaan institusional terhadap emas yang berfungsi sebagai instrumen diversifikasi portofolio. Namun demikian, HSBC juga memberikan catatan penting. Jika The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga lebih sedikit dari yang diproyeksikan, baik tahun ini maupun tahun depan, hal tersebut berpotensi menghambat laju reli harga emas.

Menjelang tahun 2026, HSBC memperkirakan bahwa bank sentral di seluruh dunia akan tetap menjadi pembeli emas yang kuat. Dorongan utama di balik keputusan ini adalah kebutuhan untuk melakukan diversifikasi dari dolar AS dan mitigasi risiko geopolitik yang berkelanjutan. Meskipun demikian, HSBC juga memprediksi bahwa volume pembelian mungkin sedikit berkurang jika dibandingkan dengan level puncak yang terlihat antara tahun 2022 dan 2024.

Ringkasan

Harga buyback emas Antam mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 6 Oktober 2025, dengan kenaikan mencapai 53,69% untuk tahun berjalan. Harga pembelian kembali emas Antam naik Rp11.000 menjadi Rp2.098.000 per gram. Transaksi buyback emas di atas Rp10 juta dikenakan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% untuk pemegang NPWP dan 3% untuk non-NPWP.

Kenaikan harga buyback emas Antam sejalan dengan tren positif pasar emas global. HSBC memperkirakan harga emas berpotensi melampaui US$4.000 per ons karena risiko geopolitik, ketidakpastian fiskal, dan ancaman terhadap independensi The Fed. Bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan terus membeli emas untuk diversifikasi dari dolar AS dan mitigasi risiko geopolitik.