
Ifonti.com , JAKARTA — JP Morgan memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menembus hingga 10.000 untuk tahun 2026 mendatang. Sejumlah sektor seperti materials, consumer staples, consumer discretionary, industrial and property menjadi sektor pilihan untuk 2026.
Dalam riset terbarunya, JP Morgan memperkirakan prospek yang lebih cerah bagi pasar modal Indonesia usai masa transisi politik 2025. JP Morgan memperkirakan belanja fiskal akan lebih tinggi, baik dari anggaran fiskal maupun Danantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konsumsi domestik, didukung oleh perbaikan kondisi makro global serta meredanya ketegangan geopolitik.
“Kami menetapkan target IHSG skenario dasar (base case) untuk akhir tahun 2026 di 9.100, dengan target Bull & Bear masing-masing di 10.000 dan 7.800,” tulis Tim Riset JP Morgan, dikutip Selasa (2/12/2025).
: Sinyal Dovish The Fed dan Window Dressing Dorong Prospek IHSG Akhir 2025
JP Morgan juga memperkirakan tren pelonggaran moneter akan berlanjut, dengan tambahan penurunan suku bunga BI sebesar 50 bps tahun depan seiring membaiknya likuiditas sistem, defisit transaksi berjalan (CA) diperkirakan tetap berada pada level yang dapat dikelola, yakni di bawah 1% dari PDB.
Sementara itu, menurut JP Morgan, risiko utama berada pada volatilitas rupiah, yang dapat melemahkan kepercayaan pelaku usaha atau konsumen. dan memicu arus keluar jika depresiasi berlanjut.
: : IHSG Sesi I Menguat 0,65% ke 8.604,59 Didorong Saham Prajogo BREN, BRPT, CDIA Cs
“Sektor-sektor yang menjadi overweight utama kami menuju tahun depan adalah Industrials, Materials, Consumer Staples, Consumer Discretionary, dan Property,” ujar JP Morgan.
JP Morgan juga memperkirakan partisipasi ritel akan tetap tinggi pada semester I/2026, dengan potensi moderasi pada semester II/2026, tergantung pada definisi Adjusted Free Float baru dari MSCI yang kemungkinan diumumkan pada kuartal I/2026 dan berlaku mulai Mei 2026.
: : IHSG Diproyeksi Sideways, Lirik Saham INET, BBRI, CDIA, hingga HRTA
Sebaliknya, JP Morgan memperkirakan aliran dana ekuitas dari investor institusi akan membaik sepanjang 2026, dengan pendorong baru yang berpotensi datang dari mandat investasi publik terbaru Danantara, serta meningkatnya alokasi aset ekuitas dari dana pensiun/ketenagakerjaan BUMN domestik.
JP Morgan juga melihat pemisahan tugas yang jelas antara perusahaan induk Danantara (BPI Danantara), unit Manajemen Aset (DAM), dan Manajemen Investasi (DIM). JP Morgan meyakini bahwa memisahkan kewajiban pelayanan publik dan target profitabilitas BUMN merupakan hal krusial.
Menurut JP Morgan, eksekusi Danantara pada 2026 akan menjadi katalis penting untuk re-rating valuasi dan dapat menjadi faktor penentu arah pasar, karena Danantara memiliki independensi dari anggaran fiskal untuk menghasilkan pendapatan, menghimpun pendanaan eksternal, menyalurkan investasi, dan mengeksekusi belanja pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun sejumlah saham yang menjadi pilihan dari JP Morgan untuk tahun 2026 adalah BBCA, ASII, ICBP, ANTM, GOTO, dan ANTM untuk saham berkapitalisasi pasar besar. Sementara itu, untuk saham-saham berkapitalisasi small dan medium cap adalah ISAT, EMTK, JSMR, MAPI, dan PWON.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.