Ifonti.com JAKARTA — Kinerja penjualan sektor otomotif domestik masih menunjukkan pelemahan signifikan hingga kuartal III/2025. Namun, anomali terjadi pada saham-saham terkait otomotif, di mana emiten-emiten besar seperti PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) justru mencatatkan performa kokoh di zona hijau.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-September 2025 hanya mencapai 561.819 unit. Angka ini menandai penurunan sebesar 11,3% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, yang kala itu menorehkan 633.660 unit. Senada, penjualan mobil secara ritel (langsung ke konsumen) juga turut menyusut 10,9% yoy menjadi 585.917 unit per kuartal III/2025, turun dari 657.448 unit yang tercatat pada sembilan bulan pertama 2024.
Di tengah tekanan kinerja penjualan otomotif yang lesu ini, saham-saham di sektor tersebut justru menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Misalnya, harga saham ASII telah menguat 19,9% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) mencapai level Rp5.875 per lembar hingga perdagangan sesi pertama Senin, 20 Oktober 2025. Tak kalah impresif, harga saham IMAS juga melonjak 19,34% ke level Rp1.080 per lembar. Emiten pendukung komponen otomotif pun merasakan dampak positif, dengan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) naik 2,17% ke Rp2.350 per lembar dan PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menguat 6,52% ke Rp980 per lembar.
Analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, mengemukakan bahwa pemulihan sektor otomotif secara keseluruhan sangat bergantung pada kebangkitan kepercayaan belanja konsumen. Hal ini menuntut adanya pembiayaan yang lebih terjangkau dan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Ia menambahkan bahwa konsumen, terutama dari segmen berpenghasilan menengah, masih cenderung menahan diri untuk membeli barang tahan lama di tengah ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan. “Mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung, kami juga memperkirakan permintaan [otomotif] akan tetap terbatas,” tulis Akhmad dalam risetnya, dikutip Bisnis pada Senin, 20 Oktober 2025.
Meskipun demikian, masing-masing emiten otomotif mampu mempertahankan pangsa pasar mereka di tengah badai penurunan penjualan. Astra, sebagai contoh, berhasil meningkatkan pangsa pasarnya sebesar 456 basis poin pada September 2025, didorong oleh kinerja penjualan yang kuat dari merek-merek populer seperti Toyota dan Daihatsu. Lonjakan ini terjadi kontras dengan pelemahan signifikan di segmen non-Astra, yang ditandai oleh penurunan penjualan tajam dari para pesaing utama.
Lebih lanjut, Akhmad mencatat bahwa merek mobil Kendaraan Listrik (EV) seperti BYD mengalami kemunduran, dengan penjualan yang turun tajam pada September 2025. Kendati adanya prakiraan erosi persaingan, khususnya di sektor EV, Astra diproyeksikan siap mempertahankan dominasinya secara keseluruhan dan terus memimpin segmen hybrid yang krusial, berkat popularitas Innova Zenix Hybrid. Berdasarkan analisis ini, KB Valbury Sekuritas menyematkan rekomendasi overweight untuk saham-saham di sektor otomotif, dengan target harga ASII Rp5.825 per lembar, AUTO Rp2.830 per lembar, dan DRMA Rp1.280 per lembar.
Faktor lain yang turut mendorong penguatan harga saham emiten otomotif adalah kebijakan moneter longgar dari Bank Indonesia (BI). Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pelonggaran moneter ini mengoptimalkan kinerja pertumbuhan kredit kendaraan. “Akan tumbuh penjualan [otomotif]. Apalagi, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan stabil,” ujar Nafan kepada Bisnis beberapa waktu lalu. Kebijakan ini terwujud dengan penurunan BI Rate ke level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17 September 2025, yang merupakan pemangkasan kelima kalinya dalam tahun ini, sekaligus mencapai level terendah sejak Oktober 2022.
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.