Ifonti.com, JAKARTA — Tiga pejabat tinggi Federal Reserve (The Fed) telah secara terbuka menyuarakan kekhawatiran mendalam atas kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat, sebuah sinyal kuat yang mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan pada September mendatang. Berita ini datang di tengah perlambatan ekonomi yang semakin nyata.
Melansir Bloomberg pada Kamis (7/8/2025), Mary Daly, Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, menegaskan bahwa bank sentral kemungkinan besar perlu segera menyesuaikan kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Penyesuaian ini krusial untuk mencegah pelemahan lebih lanjut dalam perekrutan tenaga kerja di AS, sebuah kondisi yang ia anggap tidak diinginkan.
“Pasar tenaga kerja telah menunjukkan pelemahan, dan saya melihat perlambatan tambahan sebagai hal yang tidak kita inginkan. Semua ini menunjukkan bahwa kita mungkin perlu melakukan penyesuaian kebijakan dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Daly dalam pidatonya di Anchorage, Alaska, menekankan urgensi tindakan The Fed.
Pernyataan Daly ini muncul tak lama setelah komentar senada dari Gubernur The Fed, Lisa Cook, di Boston, terkait laporan ketenagakerjaan bulan Juli. Laporan tersebut mencakup revisi signifikan terhadap data tiga bulan terakhir, yang menurut Cook, merupakan indikator khas saat ekonomi berada di titik balik. Ini menunjukkan adanya pergeseran fundamental dalam dinamika pasar tenaga kerja.
Senada dengan pandangan tersebut, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, juga mengungkapkan keprihatinannya. Ia mencatat adanya perlambatan yang tercermin dari berbagai indikator ekonomi di Amerika Serikat. Dalam wawancara dengan CNBC International, Kashkari secara lugas menyatakan bahwa perekonomian AS kini tengah melambat.
“Dalam jangka pendek, akan tepat kiranya untuk mulai menyesuaikan suku bunga federal,” kata Kashkari, merujuk pada suku bunga acuan bank sentral. Ia bahkan menambahkan ekspektasinya bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali sebelum akhir tahun 2025, memberikan gambaran jelas tentang arah kebijakan moneter ke depan.
: Harga Emas Melemah, Pasar Fokus ke Gubernur The Fed Pilihan Trump
Data terbaru memang mendukung kekhawatiran para pejabat The Fed. Pekan lalu, rilis data menunjukkan pelambatan tajam di pasar kerja AS dalam beberapa bulan terakhir. Jumlah penambahan lapangan kerja pada Juli hanya mencapai 73.000, jauh di bawah ekspektasi pasar. Lebih lanjut, data ketenagakerjaan untuk dua bulan sebelumnya juga direvisi turun hampir 260.000 pekerjaan, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Akibatnya, tingkat pengangguran pun mengalami kenaikan menjadi 4,2% dari 4,1% pada Juni, semakin memperkuat argumen untuk penyesuaian kebijakan.
: : Trump Kantongi Empat Nama Calon Bos The Fed Baru Pengganti Jerome Powell
Daly menjelaskan bahwa penyesuaian suku bunga ini merupakan bentuk kalibrasi ulang kebijakan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik terhadap risiko terhadap mandat inflasi dan pengangguran The Fed, yang menurutnya saat ini cukup seimbang. Ia menekankan bahwa The Fed tetap memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan inflasi ke target 2%, meskipun tarif impor dapat mendorong harga dalam jangka pendek, dampak tersebut diperkirakan tidak akan cukup persisten untuk memicu respons kebijakan moneter yang agresif.
Sebelumnya, Daly juga sempat menyatakan bahwa dua kali penurunan suku bunga kemungkinan akan menjadi kebijakan yang tepat pada tahun ini. Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa The Fed bisa saja memangkas suku bunga lebih dari dua kali, menunjukkan fleksibilitas dalam pendekatan bank sentral.
: : Pejabat The Fed Ungkap Waktu Pemangkasan Suku Bunga Semakin Dekat, Ini Sebabnya
Sebagai informasi tambahan, dalam pertemuan akhir Juli, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga. Mereka dijadwalkan akan bertemu kembali pada September, dan dua kali lagi setelahnya hingga akhir tahun 2025, di mana keputusan penting mengenai arah suku bunga akan diambil.