Sepi Pencatatan Saham di BEI, Ini Kata BRI Danareksa Sekuritas

JAKARTA — Meskipun aktivitas penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan tren yang relatif sepi sepanjang tahun berjalan, optimisme terhadap pertumbuhan pasar modal tetap mengemuka. Perusahaan sekuritas, yang berperan sebagai penjamin emisi efek, mencermati berbagai pertimbangan strategis yang melandasi keputusan para calon emiten untuk menunda atau melanjutkan rencana pencatatan sahamnya.

PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), salah satu pemain kunci di industri, menyatakan optimismenya bahwa tren IPO akan terus bertumbuh positif hingga akhir 2025. Direktur Utama BRIDS, Laksono Widodo, mengungkapkan bahwa perseroan saat ini masih memegang tiga mandat IPO dari sektor prospektif seperti konsumer, manufaktur, dan teknologi. Ia menambahkan, hingga kini, BRIDS telah berhasil mengawal satu perusahaan untuk sukses melantai di BEI pada tahun ini.

Laksono Widodo lebih lanjut menjelaskan bahwa ada beberapa faktor fundamental yang kerap memengaruhi keputusan penundaan IPO. Di antaranya adalah valuasi yang kurang optimal sebagai konsekuensi dari rendahnya likuiditas pasar, fluktuasi kondisi ekonomi makro baik di kancah global maupun domestik, serta berbagai faktor internal perusahaan yang membutuhkan waktu persiapan lebih panjang untuk memastikan kesiapan penuh sebelum melantai di bursa.

Menatap prospek ke depan, BRIDS melihat potensi daya tarik IPO yang semakin meningkat, terutama seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI). Penurunan suku bunga tersebut diyakini akan memicu gairah dan appetite para investor terhadap penawaran saham perdana. Lebih dari itu, kondisi ini juga membuka peluang bagi para emiten untuk mencetak pertumbuhan kinerja yang lebih optimal. Untuk menjaga animo pasar dan memastikan performa perusahaan yang baru melantai tetap solid pasca-IPO, BRIDS telah merancang strategi kolaboratif bersama regulator, yakni BEI, melalui berbagai kegiatan edukasi yang berkesinambungan di pasar modal.

Dari sisi regulator, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi adanya tujuh perusahaan yang telah masuk dalam pipeline IPO per 29 Agustus 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pada Senin, 1 September 2025. Meskipun demikian, Nyoman mengakui bahwa aktivitas pencatatan saham di BEI sepanjang tahun berjalan tergolong sepi, menjadi yang paling rendah setidaknya dalam delapan tahun terakhir. Hingga tanggal tersebut, baru 22 perusahaan yang resmi melantai di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp10,39 triliun.

Lebih lanjut mengenai tujuh calon emiten dalam pipeline IPO tersebut, Nyoman merinci bahwa tiga di antaranya merupakan perusahaan dengan skala aset besar, yaitu di atas Rp250 miliar. Sementara itu, empat perusahaan lainnya tergolong beraset skala menengah, dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Adapun, berdasarkan sektornya, dari tujuh perusahaan yang menanti giliran untuk IPO, dua perusahaan berasal dari sektor industrial, satu dari sektor basic materials, satu dari sektor consumer non-cyclicals, dan satu lagi dari sektor finansial. Keragaman sektor ini menunjukkan potensi pertumbuhan di berbagai lini ekonomi.

Deretan perusahaan dalam pipeline IPO ini diharapkan dapat menyusul jejak sejumlah perusahaan lain yang telah sukses melantai di Bursa pada tahun ini. Sebagai contoh, pada Juli 2025, BEI telah menyambut PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) yang berhasil menyelesaikan proses penawaran umum perdana saham mereka.

Disclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini semata-mata bersifat edukatif dan bukan merupakan ajakan untuk melakukan aktivitas jual beli saham. Setiap keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Penerbit tidak bertanggung jawab atas segala potensi kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.

Ringkasan

Meskipun aktivitas IPO di BEI relatif sepi, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) tetap optimis terhadap pertumbuhan pasar modal hingga akhir 2025 dan masih memegang tiga mandat IPO dari sektor konsumer, manufaktur, dan teknologi. Beberapa faktor yang memengaruhi keputusan penundaan IPO antara lain valuasi yang kurang optimal, fluktuasi kondisi ekonomi makro, dan persiapan internal perusahaan yang belum matang.

BEI mencatat ada tujuh perusahaan dalam pipeline IPO per 29 Agustus 2025, dengan variasi skala aset dan sektor industri. BRIDS melihat potensi peningkatan daya tarik IPO seiring ekspektasi penurunan suku bunga BI dan merancang strategi kolaborasi dengan BEI melalui edukasi pasar modal untuk menjaga animo pasar.