Ifonti.com, JAKARTA – Di tengah bayang-bayang tekanan kinerja industri, prospek pembagian dividen dari sektor perbankan tahun ini tetap menjanjikan, bahkan cenderung optimis. Sejumlah analis terkemuka memproyeksikan bahwa bank-bank di Indonesia, khususnya yang berkapitalisasi besar, masih akan memanjakan investor dengan imbal hasil dividen yang menarik, menegaskan ketahanan fundamental mereka.
Ekky Topan, seorang Investment Analyst dari Infovesta Kapital Advisori, menekankan bahwa fondasi bank-bank raksasa di Tanah Air masih sangat kokoh. Dengan posisi permodalan (CAR) yang kuat serta profitabilitas yang terus terjaga, bank-bank ini memiliki ruang yang luas untuk tetap konsisten membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Ia secara spesifik menyoroti bank-bank milik negara atau Himbara, yang menurutnya, dengan adanya inisiatif seperti Danantara, kebijakan pembagian dividen mereka berpotensi setara atau bahkan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun pertumbuhan laba industri perbankan diperkirakan melambat, Ekky memprediksi bahwa rasio pembayaran dividen atau payout ratio kemungkinan besar akan tetap stabil. Strategi ini diambil untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan keberlanjutan daya tarik investasi di sektor perbankan. Ia juga menegaskan bahwa dividen dari bank-bank besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan terus menjadi magnet utama bagi investor jangka menengah.
Senada, Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia, juga melihat sinyal positif bagi peningkatan dividen perbankan. Menurutnya, hal ini tak lepas dari perkembangan iklim suku bunga yang semakin kondusif, didukung oleh kebijakan injeksi likuiditas dari pemerintah pusat kepada Himbara dan bank-bank regional. Selain itu, potensi masuknya aliran dana (inflow) dari pasar saham maupun obligasi negara, serta Penanaman Modal Asing (FDI) ke Indonesia di tengah dinamika suku bunga global, juga akan turut mendongkrak kinerja perbankan.
Myrdal menambahkan bahwa bank-bank yang mampu meningkatkan margin bisnisnya akan menjadi kandidat utama pencatat dividen yang lebih besar di tahun depan. Secara khusus untuk Himbara, ia meyakini rasio dividen mereka masih memiliki peluang besar untuk meningkat, terutama mengingat komitmen penuh pemerintah dalam mendukung program-program pembangunan prioritas. Prospek cerah ini semakin mengukuhkan posisi Himbara atau bank BUMN sebagai investasi yang menarik.
Mengukuhkan optimisme tersebut, Bank Mandiri (BMRI) sebelumnya telah mengisyaratkan komitmennya untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen di kisaran 60%. Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan hasil pertimbangan matang atas berbagai aspek fundamental perusahaan, termasuk kesehatan permodalan, serta rencana ekspansi bisnis ke depan demi pertumbuhan yang berkelanjutan. Meskipun opsi untuk membagikan dividen interim selalu terbuka, Novita menyatakan bahwa perseroan belum memiliki rencana spesifik terkait hal itu untuk saat ini, namun akan mengkomunikasikannya secara transparan jika ada perkembangan.
Di sisi lain, Bank Central Asia (BBCA) juga memberikan kisi-kisi serupa mengenai prospek dividennya. Wakil Presiden Direktur BCA, John Kosasih, menegaskan bahwa dalam penetapan dividen tahunan, perseroan selalu mempertimbangkan keseimbangan krusial antara kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, kepentingan pemegang saham, serta manajemen risiko dan kecukupan modal (CAR). Ia menambahkan bahwa secara historis, pembagian dividen BCA (BBCA) selalu menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan pembagian dividen interim memberikan fleksibilitas tambahan bagi investor untuk mengoptimalkan arus kas, misalnya melalui reinvestasi.
John juga menyoroti kinerja BCA yang sepanjang tahun berjalan tetap terjaga solid, terutama dari sisi rentabilitas dan kapabilitas perusahaan dalam membayar dividen. Dengan dividend payout ratio BCA yang relatif tinggi, yakni 68%, ia berharap angka tersebut dapat terus dipertahankan dengan baik. Sebagai catatan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Maret 2025, BCA telah menyepakati pembagian dividen tunai sebesar Rp300 per saham untuk tahun buku 2024. Dengan jumlah saham beredar sekitar 123,28 miliar, total nilai dividen yang dibagikan mencapai Rp36,98 triliun. Angka ini didasarkan pada laba bersih BCA sepanjang 2024 sebesar Rp54,8 triliun, yang mengindikasikan dividend payout ratio sebesar 67,4% untuk periode tersebut.
Ringkasan
Prospek dividen dari sektor perbankan, khususnya bank-bank besar di Indonesia, diperkirakan tetap menjanjikan di tahun 2025 meskipun ada tekanan kinerja industri. Analis melihat fundamental bank-bank raksasa yang kokoh, dengan posisi permodalan yang kuat dan profitabilitas terjaga, memungkinkan mereka untuk terus membagikan dividen. Bank-bank Himbara, didukung inisiatif seperti Danantara, berpotensi memiliki dividen setara atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Meskipun pertumbuhan laba industri diperkirakan melambat, rasio pembayaran dividen diharapkan tetap stabil untuk menjaga kepercayaan investor. Bank Mandiri dan BCA telah mengisyaratkan komitmen untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen yang baik. Kinerja yang solid, rentabilitas yang terjaga, dan pertimbangan kebutuhan permodalan menjadi faktor utama dalam penetapan dividen tahunan.