Ifonti.com , JAKARTA – Meskipun laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan perlambatan, sejumlah saham berkapitalisasi besar berhasil menopang indeks sepanjang periode 8 hingga 12 September 2025, menjadi pilar utama di tengah fluktuasi pasar.
Pada pekan perdagangan yang sama, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tampil sebagai lokomotif utama yang menyokong IHSG. Dengan penguatan signifikan sebesar 4,5% dalam sepekan, BBRI berhasil menyumbangkan 29,66 poin, menjadikannya kontributor terbesar bagi indeks.
Kinerja impresif BBRI selaras dengan performa positif PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang turut memberikan dorongan signifikan. BBNI menguat 3,43% dan berkontribusi 5,34 poin bagi IHSG. Tak hanya sektor perbankan, saham PT Astra International Tbk. (ASII) juga menunjukkan penguatan 3,18%, menambahkan 7,76 poin pada pergerakan indeks. Tiga emiten besar ini, terutama dari klaster perbankan BUMN atau himbara, menjadi kunci penopang indeks.
: IHSG Sepekan Melemah 0,17%, Kapitalisasi Pasar BEI Menguap jadi Rp14.130 Triliun
Sentimen positif yang menyelimuti saham-saham himbara tak lepas dari kabar mengenai guyuran dana pemerintah sebesar Rp200 triliun. Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, lonjakan harga saham bank-bank BUMN ini dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya Yudhi Sadewa mengonfirmasi rencana penarikan dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) untuk kemudian disalurkan ke sektor perbankan. “Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi investor ritel untuk mempertimbangkan masuk ke saham bank BUMN,” ungkap Nafan kepada Bisnis pada Kamis (11/9/2025).
Di samping para penopang utama, beberapa saham lain turut memberikan kontribusi positif signifikan. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menyumbang 3,73 poin, diikuti oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan 3,59 poin, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) sebesar 3,13 poin. Selain itu, nama-nama seperti saham Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ), PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) juga berperan aktif, dengan sumbangan masing-masing 3,01 poin, 2,75 poin, 2,63 poin, hingga 2,60 poin bagi pergerakan IHSG.
Namun, tidak semua saham berkapitalisasi besar berjalan searah. Sejumlah emiten justru menjadi faktor penekan yang menahan laju penguatan IHSG. PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengalami koreksi harga saham sebesar 6,62%, menjadi penahan terbesar dengan dampak 23,19 poin. Senada, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) juga memberikan tekanan signifikan, menahan laju indeks hingga 14,76 poin.
: : Kisi-kisi Dividen dan Target Terbaru Saham BNI (BBNI)
Fenomena koreksi juga merambah sektor perbankan besar. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat sebagai penekan IHSG, masing-masing menahan laju indeks sebesar 14,00 poin dan 5,35 poin. Ini menunjukkan bahwa bahkan saham-saham papan atas sekalipun tidak imun dari tekanan pasar.
Secara agregat, data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa IHSG selama periode 8-12 September 2025 mengalami penurunan tipis 0,17%, mengakhiri pekan di level 7.854,06 dari 7.867,34 pada pekan sebelumnya. Pelemahan indeks ini juga sejalan dengan aktivitas investor asing yang membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp31,59 miliar pada pekan ini. Konsekuensinya, kapitalisasi pasar BEI ikut menyusut 0,57%, dari Rp14.211 triliun menjadi Rp14.130 triliun. Lebih lanjut, rata-rata volume transaksi harian juga mengalami kontraksi 9,87%, menjadi 33,56 miliar lembar saham dari 37,24 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Akumulasi net sell investor asing sepanjang tahun 2025 bahkan telah mencapai Rp61,72 triliun, mengindikasikan kehati-hatian di pasar.
Daftar saham penahan dan penopang laju IHSG sepekan
Kode | Harga (%) | IHSG (Poin) |
---|---|---|
BBRI | 4,5 | 29,66 |
ASII | 3,18 | 7,76 |
BBNI | 3,43 | 5,34 |
BRPT | 2,73 | 3,73 |
UNTR | 4,44 | 3,59 |
AMMN | 1,24 | 3,13 |
AMRT | 3,37 | 3,01 |
SRAJ | 9,42 | 2,75 |
MBMA | 7,94 | 2,63 |
BYAN | 0,83 | 2,60 |
DCII | -6,62 | -23,19 |
DSSA | -3,63 | -14,76 |
BMRI | -3,42 | -14 |
BBCA | -0,94 | -5,35 |
Ringkasan
Meskipun IHSG menunjukkan perlambatan pada periode 8-12 September 2025, beberapa saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, ASII, dan BBNI berhasil menopang indeks. BBRI menjadi kontributor terbesar dengan penguatan 4,5%, didorong oleh sentimen positif terkait rencana pemerintah mengucurkan dana Rp200 triliun ke sektor perbankan.
Namun, tidak semua saham besar mengalami penguatan, beberapa saham seperti DCII, DSSA, BMRI, dan BBCA justru menjadi penekan indeks. Secara keseluruhan, IHSG mengalami penurunan tipis 0,17% dan investor asing mencatatkan jual bersih (net sell), menyebabkan kapitalisasi pasar BEI menyusut.