
Ifonti.com , JAKARTA — Indeks saham royal tebar dividen atau IDX High Dividend 20 menjadi salah satu indeks yang paling jeblok di pasar saham Indonesia pada 2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX High Dividend 20 mencatatkan pelemahan 0,19% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai perdagangan jelang akhir tahun, Rabu (24/12/2025).
Kinerja IDX High Dividend berbanding terbalik dengan pasar saham Indonesia yang sedang mekar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) misalnya menguat 20,59% ytd. Saham-saham lapis kedua yang tergabung di IDX SMC Liquid naik 16,31% dan IDX SMC Composite naik 51,65%.
: Pipeline IPO BEI, Enam Perusahaan Skala Jumbo Antre di Akhir Tahun
Lesunya IDX High Dividend itu didorong oleh melemahnya saham sejumlah konstituen. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 17,05% ytd, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 11,4%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 7,6% ytd.
Selain bank jumbo, harga saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) melemah 22,22% ytd dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melemah 17,6% ytd.
: : Kaleidoskop 2025 dari Pasar Modal: Kala Saham Teknologi jadi Primadona
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusti menjelaskan kinerja IDX High Dividend 20 lesu seiring dengan gerak saham konstituen yang melemah karena fundamental tidak sesuai dengan ekspektasi.
“Jadinya, dikhawatirkan sejumlah emiten juga bakalan mencatatkan penurunan yield [imbal hasil dividen],” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (24/12/2025).
: : KALEIDOSKOP 2025: Perjalanan Rekor ATH IHSG 23 Kali Sepanjang 2025
Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata juga mengatakan kinerja IDX High Dividend 20 pada tahun ini lesu didorong oleh melemahnya sejumlah sektor saham konstituen. Saham ADRO dan ITMG misalnya tertekan siklus melemahnya batu bara. Kondisi tersebut membuat investor khawatir terjadinya penurunan dividend per share.
“Namun, dividend theme tetap menarik,” ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Menurutnya terdapat peluang penguatan IDX High Dividend 20 ke depan, yakni dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Kondisi tersebut diproyeksikan mampu mendorong kinerja saham-saham bank jumbo seperti BBCA dan BMRI yang juga menjadi penopang indeks.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.