Suku bunga The Fed jadi penentu nasib IHSG pekan ini

Ifonti.com , JAKARTA – Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan periode 8–13 November 2025 dinilai bakal lebih banyak dipengaruhi keputusan bank sentral AS The Fed dalam menentukan suku bunga pekan ini.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Hari Rachmansyah menerangkan, IHSG pada perdagangan pekan ini diprediksi masih bergerak positif dengan arah suku bunga The Fed dan rilis data ekonomi terbaru menjadi sentimennya.

Hari menegaskan bahwa konsensus pasar telah memprediksi The Fed bakal kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan 10 November mendatang. Hal itu tecermin dari kinerja indeks Wall Street yang mencatatkan penguatan sepanjang pekan lalu.

: Harga Minyak Dunia Terdongkrak Sinyal The Fed dan Ketegangan Global

“Kondisi tersebut berpotensi mendorong peningkatan inflow dana asing ke pasar saham domestik, khususnya pada saham-saham yang telah menunjukkan tren naik. Secara teknikal, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 8.625–8.707,” katanya dalam keterangan resminya, dikutip Senin (8/12/2025).

Pasalnya, arah keputusan suku bunga acuan oleh The Fed dinilai bakal mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dus, kebijakan ini bakal berkorelasi dengan kinerja IHSG pekan ini.

: : Wall Street Bergerak Variatif, Investor Tunggu Arah The Fed

Belum lagi, pasar disebut bakal mencermati rilis data Consumer Confidence Index (CCI) dan data penjualan ritel yang diprediksi bakal mengalami kenaikan. Ekspektasi perbaikan pada indikator konsumsi domestik ini dinilai memberikan sentimen positif bagi pasar.

Pada perdagangan pekan ini, IPOT merekomendasikan sejumlah saham untuk diperdagangkan. Saham PT Remala Abadi Tbk. (DATA) menjadi salah satu rekomendasi analis dengan target harga Rp5.100 dan stop loss pada area Rp4.300.

: : Wall Street Ditutup Hijau, Investor Optimistis Suku Bunga The Fed Pekan Depan Turun

Menurutnya, secara teknikal saham DATA mulai menunjukkan indikasi perubahan tren setelah mencatatkan kenaikan sebesar 10% pada perdagangan Jumat lalu. Hal ini dinilai telah mengonfirmasi potensi pergeseran arah pergerakan harga saham DATA ke depan.

Belum lagi, potensi penguatan ini diperkuat oleh kemampuan harga saham DATA yang bertahan di atas garis EMA-5 sehingga membuka peluang bagi investor untuk memanfaatkan momentum sebagai area beli di tengah tren menguat harga saham ini.

Selain itu, analis juga merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dengan target harga Rp2.840 dan stop loss pada area Rp2.660 per saham. Saham ini dinilai menarik seiring dengan dorongan sentimen makro dari rilis data indeks keyakinan konsumen dan penjualan ritel.

“Secara teknikal, UNVR masih bergerak dalam tren naik dan bertahan di atas area EMA-5, sehingga membuka peluang terjadinya reversal setelah saham ini berhasil menguji area support dengan potensi kelanjutan penguatan dalam jangka pendek,” katanya.

Terakhir, IPOT merekomendasikan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan target harga Rp5.100 dan stop loss pada area Rp4.850 per saham. Pada perdagangan pekan lalu, BMRI dinilai menjadi salah satu saham dengan akumulasi asing terbesar senilai Rp801 miliar.

Belum lagi, secara teknikal pergerakan saham BMRI masih bertahan di atas garis EMA-5 sehingga dinilai menjaga peluang BMRI untuk melanjutkan tren positif pada perdagangan pekan ini.

_________ 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.