7 Perusahaan Antre IPO: Peluang Investasi Menggiurkan Setelah COIN & CDIA?

Ifonti.com , JAKARTA — Pasar modal Indonesia terus menunjukkan dinamikanya dengan adanya deretan perusahaan yang mengantre untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Minat investor terhadap peluang investasi ini tetap solid, mencerminkan optimisme yang berlanjut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengonfirmasi bahwa saat ini terdapat tujuh perusahaan yang masuk dalam daftar tunggu IPO untuk melantai di Bursa. Dari jumlah tersebut, tiga perusahaan merupakan entitas berskala besar dengan nilai aset di atas Rp250 miliar, sementara empat perusahaan lainnya tergolong berskala menengah, memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Secara sektoral, dua perusahaan dalam antrean IPO berasal dari sektor basic materials, dua dari sektor industrial, satu dari sektor keuangan, satu dari sektor teknologi, dan satu lainnya dari sektor transportasi dan logistik. Keberagaman sektor ini mengindikasikan potensi pertumbuhan di berbagai lini ekonomi.

Menanggapi kondisi pasar, Joe Lai, EY Indonesia Financial Accounting Advisory Services Leader, berpandangan bahwa sisa tahun 2025 menawarkan peluang unik bagi perusahaan yang siap beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini dan memiliki visi strategis ke depan. “Kami mengantisipasi bahwa investor dan calon kandidat IPO akan terus mengambil pendekatan yang lebih hati-hati karena adanya ketidakpastian kapan volatilitas saat ini akan mereda,” ujarnya dalam keterangan tertulis belum lama ini. Meski demikian, kehati-hatian tersebut menurutnya bukanlah penghalang, melainkan justru membuka peluang baru dalam strategi IPO.

Senada, Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, mengakui bahwa tren jumlah perusahaan yang melantai di Bursa pada tahun ini memang menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, animo investor untuk berpartisipasi dalam peluang IPO justru tetap tinggi. “Investor masih tertarik sama IPO, tapi makin selektif, hanya masuk kalau valuasinya masuk akal dan prospeknya jelas,” terang Sukarno. Ia menambahkan, meskipun jumlah IPO berkurang, total dana yang berhasil dihimpun justru meningkat, didorong oleh partisipasi emiten-emiten besar.

Data BEI mencatat, hingga 8 Agustus 2025, telah terdapat 22 perusahaan yang berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp10,39 triliun. Sejumlah perusahaan besar baru-baru ini juga telah sukses melantai di Bursa pada bulan sebelumnya, termasuk PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN).

Kinerja saham emiten-emiten baru ini pun menunjukkan hasil yang impresif pasca-IPO. Harga saham CDIA, misalnya, melesat 731,58% sejak IPO pada bulan lalu, ditutup di level Rp1.580 per lembar pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/8/2025). Sementara itu, harga saham MERI melonjak 117,19% sejak melantai di Bursa, ditutup di level Rp278 pada perdagangan terakhirnya. Bahkan, harga saham COIN mencetak kenaikan fantastis 1.500% sejak IPO, ditutup di level Rp1.600 per lembar. Performa gemilang ini turut menyokong optimisme pasar terhadap peluang IPO di Indonesia.

Ringkasan

Tujuh perusahaan sedang mengantre untuk melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiga perusahaan bernilai aset di atas Rp250 miliar, sementara empat lainnya bernilai aset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, termasuk basic materials, industri, keuangan, teknologi, dan transportasi & logistik.

Meskipun jumlah IPO tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu, minat investor tetap tinggi, namun lebih selektif. Hingga 8 Agustus 2025, 22 perusahaan telah IPO dengan total dana Rp10,39 triliun. Suksesnya beberapa IPO baru-baru ini, seperti CDIA, MERI, dan COIN, dengan kenaikan harga saham yang signifikan, semakin meningkatkan optimisme pasar terhadap peluang investasi di IPO.