JAKARTA – Setelah bulan sebelumnya mengalami pemangkasan, kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) diperkirakan akan tetap stabil di level 5%. Prediksi ini disampaikan oleh Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Andry Asmoro, yang melihat adanya kebutuhan untuk menahan laju penurunan demi memantau dampak transmisi kebijakan moneter.
Keputusan untuk menahan BI Rate pada posisi 5% ini datang setelah Bank Indonesia pada Agustus 2025 lalu secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,25%. Langkah penahanan tersebut, menurut Andry Asmoro, esensial untuk mengamati transmisi kebijakan moneter yang telah berjalan, khususnya terhadap bunga dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit (loan) di sektor perbankan.
Meski demikian, pandangan Andry Asmoro tidak menutup kemungkinan adanya pergerakan lebih lanjut di penghujung tahun. Ia memprediksi bahwa Bank Indonesia masih berpeluang untuk kembali memangkas suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi sebesar 25 bps pada tiga bulan terakhir 2025, sehingga menurunkannya ke level 4,75%.
Proyeksi Andry Asmoro ini selaras dengan konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, di mana nilai median perkiraan menunjukkan suku bunga BI akan ditahan di level 5%. Sejalan dengan dinamika ini, Gubernur BI Perry Warjiyo, sebelumnya telah menegaskan bahwa keputusan penurunan suku bunga acuan pada Agustus didasarkan pada asesmen proyeksi dan arah kebijakan ke depan.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 dan 20 Agustus 2025, bank sentral resmi menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Penurunan ini turut diikuti oleh penyesuaian suku bunga Deposit Facility yang turun 25 basis poin menjadi 4,25%, serta suku bunga Lending Facility yang juga berkurang 25 basis poin menjadi 5,75%.