Ifonti.com, JAKARTA – Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuannya menjadi 4,75%, level terendah sejak November 2022. Penurunan ini berpotensi memengaruhi tingkat kupon Obligasi Ritel seri ORI028 yang akan datang, dengan prediksi kupon yang lebih rendah.
Martin Aditya, Investment Analyst Capital Asset Management, memperkirakan kupon ORI028 akan berada di kisaran 5,5% – 5,7%. Prediksi ini didasarkan pada *yield* obligasi pemerintah bertenor tiga dan lima tahun yang, pada perdagangan sebelumnya, berada di level 5,18% dan 5,45% masing-masing. Dengan demikian, prediksi kupon ORI028 hanya sekitar 30 bps lebih tinggi dari *yield* obligasi pemerintah tersebut. “Untuk penerbitan ORI sepertinya di level 5,5–5,7%. Kalau secara historis, penerbitan di bulan-bulan kemarin selalu turun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/9/2025).
Namun, prediksi tersebut juga mempertimbangkan potensi minat investor ritel yang mungkin berkurang pada penerbitan SBN Ritel selanjutnya. Dengan menguatnya pasar saham, Martin menilai investor ritel cenderung lebih memilih aset berisiko tinggi.
Berbeda dengan Martin, Ramdhan Ario, Head of Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, memperkirakan kupon ORI028 tidak akan jauh berbeda dengan penerbitan SBN Ritel sebelumnya, SR023, yang berada di level 5,80% – 5,95%. Bahkan, ia menyebutkan kemungkinan kupon ORI028 mendekati 5,70% jika pemerintah berani mengambil risiko. “Tapi kalau saya melihat respon pasar terhadap penjualan SR023 kemarin, mereka [pemerintah] pasti akan berpikir ulang untuk terus menekan [kupon] ke bawah. Menurut saya sih akan disamakan dengan SR023 kemarin,” jelasnya.
Ramdhan memprediksi kupon ORI028 akan berada di kisaran 5,80% – 5,95%. Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat terkait alasan penetapan kupon tersebut, baik oleh mitra distribusi maupun pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).
Penerbitan SR023 yang berakhir pada 15 September 2025 lalu menjadi sorotan, karena penyerapannya di pasar hanya mencapai 93,65% dari target penjualan, meskipun menawarkan kupon 5,80% – 5,95%. Kupon ini merupakan yang terendah dalam penerbitan SBN Ritel sepanjang tahun 2025, mencerminkan tren penurunan suku bunga acuan.
Tren penurunan kupon ini juga berdampak pada permintaan SBN Ritel. Selain SR023, penerbitan SBR014 juga tidak mencapai *oversubscribed*, hanya terserap 99,4% dengan kupon 6,25% – 6,35%. Sebaliknya, penerbitan SBN Ritel di awal tahun 2025, seperti ORI027 (kupon 6,65% – 6,75%) dan SR022, menunjukkan tingkat permintaan yang sangat tinggi, bahkan melebihi target penjualan yang telah dinaikkan pemerintah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75%, berpotensi mempengaruhi kupon ORI028. Analis memprediksi kisaran kupon berbeda; Martin Aditya memperkirakan 5,5% – 5,7%, berdasarkan *yield* obligasi pemerintah, sementara Ramdhan Ario memprediksi 5,80% – 5,95%, mengingat respon pasar terhadap SR023 yang penyerapannya hanya 93,65% dari target.
Prediksi kupon ORI028 yang lebih rendah mencerminkan tren penurunan suku bunga dan berkurangnya minat investor ritel pada SBN Ritel, dengan beberapa penerbitan sebelumnya seperti SR023 dan SBR014 tidak mencapai target penyerapan penuh. Sebaliknya, penerbitan di awal tahun 2025 menunjukkan permintaan yang tinggi.