Ifonti.com, JAKARTA — Kabar baik bagi pasar keuangan Indonesia! Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing yang kembali masuk ke Tanah Air pada pekan ketiga November 2025. Nilai investasi yang masuk mencapai Rp2,29 triliun, memberikan angin segar bagi perekonomian.
Data transaksi yang dihimpun dari tanggal 17 hingga 20 November 2025 menunjukkan bahwa investor asing aktif melakukan aksi beli bersih (beli neto) sebesar Rp2,29 triliun. Aktivitas ini terutama didorong oleh pembelian neto di pasar saham sebesar Rp3,93 triliun dan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp2,66 triliun.
Namun, perlu dicatat bahwa investor asing juga melakukan jual neto pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp4,3 triliun selama periode yang sama. Fenomena ini menunjukkan dinamika pasar yang terus bergerak dan perlu diwaspadai.
Meski demikian, jika melihat data setelmen secara keseluruhan hingga 20 November 2025, investor asing masih mencatatkan jual neto yang cukup signifikan, yaitu Rp31,17 triliun di pasar saham, Rp6,52 triliun di pasar SBN, dan Rp143,83 triliun di SRBI sepanjang tahun 2025. Data ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pergerakan modal asing secara keseluruhan.
Menanggapi situasi ini, Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Tujuannya adalah mengoptimalkan strategi bauran kebijakan yang ada, demi menjaga dan mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Pernyataan ini disampaikan melalui siaran pers pada Minggu (23/11//2025).
Sementara itu, premi credit default swap (CDS) lima tahun, yang menjadi indikator persepsi investor terhadap risiko gagal bayar, menunjukkan sedikit peningkatan. Per 20 November 2025, angkanya berada di 75,27 bps, naik dibandingkan dengan pekan sebelumnya (14 November) yang sebesar 73,90 bps. Kenaikan ini perlu dicermati sebagai sinyal potensi perubahan sentimen pasar.
Dari sisi nilai tukar, rupiah menunjukkan stabilitas. Pada Kamis (20/11/2025), mata uang Garuda ditutup pada level (bid) Rp16.725 per dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar terpantau stabil di level (bid) yang sama, yaitu Rp16.725 per dolar AS, saat pembukaan perdagangan pada Jumat (21/11/2025).
Terakhir, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun juga mengalami fluktuasi tipis. Pada Kamis (20/11/2025), yield naik ke 6,15%, kemudian turun sedikit menjadi 6,13% pada Jumat (21/11/2025). Pergerakan yield ini mencerminkan dinamika permintaan dan penawaran di pasar obligasi.
Ringkasan
Bank Indonesia mencatat aliran modal asing masuk sebesar Rp2,29 triliun pada pekan ketiga November 2025. Dana tersebut terutama masuk ke pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN), masing-masing sebesar Rp3,93 triliun dan Rp2,66 triliun. Meskipun demikian, terdapat jual neto pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp4,3 triliun.
Secara keseluruhan hingga 20 November 2025, investor asing masih mencatatkan jual neto yang signifikan. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga ketahanan eksternal ekonomi. Rupiah terpantau stabil dan yield SBN 10 tahun mengalami fluktuasi tipis.