OJK Bidik Kapitalisasi Pasar Saham 70% Terhadap PDB Akhir 2025

Ifonti.com, DENPASAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan kontribusi signifikan dari pasar saham terhadap perekonomian nasional. OJK optimis kapitalisasi pasar dapat mencapai 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada akhir tahun 2025, sebuah lonjakan yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Pencapaian ambisius ini didukung oleh performa pasar modal yang kian cemerlang. Sepanjang tahun 2025, OJK mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) sebanyak 13 kali, menunjukkan dinamika positif dan kepercayaan investor di pasar saham.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menegaskan bahwa kondisi pasar yang bergairah ini turut mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia, mencapai level yang semakin solid.

Sejalan dengan laju kencang IHSG yang terus menunjukkan performa impresif, Inarno Djajadi menyatakan harapannya agar target kapitalisasi pasar modal sebesar 70% dari PDB nasional ini dapat tercapai lebih cepat dari perkiraan semula.

“Sekarang tinggal sedikit lagi. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun 2025 sudah mencapai 70%,” ungkap Inarno dalam sebuah lokakarya pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) di Bali, pada Sabtu (15/11/2025).

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: MORA, BUMI, BRPT dan TLKM Paling Moncer

Data statistik dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, per penutupan pasar Jumat (14/11/2025), kapitalisasi pasar modal nasional telah menembus angka fantastis Rp15.316 triliun. Menurut Inarno, pencapaian ini sungguh luar biasa karena telah melampaui target kontribusi pasar modal terhadap PDB nasional yang sebelumnya ditargetkan pemerintah baru akan tercapai pada tahun 2029.

“Pemerintah menargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 bahwa kapitalisasi pasar terhadap PDB sebesar 68%. Syukur Alhamdulillah, kita tidak perlu menunggu hingga 2029; saat ini kontribusi tersebut sudah menyentuh 69,18%,” jelasnya, menyoroti kinerja impresif pasar modal Indonesia.

Di sisi lain, Eddy Manindo Harahap, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, memaparkan bahwa kapitalisasi pasar modal Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di antara negara-negara ASEAN, melampaui Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Vietnam.

Namun, kendati unggul dalam ukuran kapitalisasi pasar, kontribusi negara-negara tersebut terhadap PDB justru jauh melampaui Indonesia. Sebagai contoh, Malaysia mencatat 109,49%, Singapura 102,85%, Thailand 94,98%, dan Vietnam 72%, menunjukkan potensi besar bagi pasar modal Indonesia untuk terus berkembang.

Menurut Eddy Manindo, data perbandingan ini mengindikasikan bahwa meskipun pasar modal Indonesia telah menorehkan pencapaian yang baik, masih terdapat ruang yang sangat luas untuk pengembangan lebih lanjut demi meningkatkan perannya dalam perekonomian.

“Meskipun dari segi rasio Price-to-Earnings (PE) kita masih perlu perbaikan, kami optimis akan ada peningkatan berkelanjutan ke depan. Indonesia memiliki potensi pasar modal yang besar dan kita harus secara aktif memanfaatkan potensi tersebut,” pungkas Eddy, menegaskan komitmen OJK terhadap pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan.

Disclaimer: Artikel ini disajikan untuk tujuan informasi semata dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual efek. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi pembaca. Ifonti.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi tersebut.