Ifonti.com – , JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025. Prediksi optimis ini datang dari analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, yang melihat sinyal positif dari analisis teknikal.
Herditya Wicaksana menjelaskan bahwa secara teknikal, posisi IHSG saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave 5 pada label hitam. Kondisi ini menjadi indikasi kuat bagi laju indeks untuk terus menguat ke depannya. Dengan demikian, IHSG berpotensi menembus target harga di rentang 8.294 hingga 8.365.
Untuk menopang pergerakan tersebut, level support IHSG diproyeksikan berada pada 8.217 dan 8.166. Sementara itu, level resistance yang perlu dicermati ada pada 8.260 dan 8.303, yang menjadi batas penguatan dalam waktu dekat.
Kondisi pasar yang bullish ini sejalan dengan kinerja impresif IHSG sepanjang pekan 6—10 Oktober 2025, yang berhasil menguat 1,72% ke level 8.257,85. Level penutupan tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) dalam sejarah bursa saham Indonesia, sebuah capaian yang juga dikonfirmasi oleh Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, pada Sabtu (11/10/2025).
Dalam kondisi positif ini, Herditya merekomendasikan sejumlah saham pilihan untuk perdagangan Senin. Beberapa di antaranya adalah PT Blue Bird Tbk. (BIRD), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM).
Terhadap saham BIRD, meskipun emiten layanan transportasi ini telah menguat 3,06% pada perdagangan terakhir, Herditya menilai volume pembelian masih mendominasi. Oleh karena itu, rekomendasi buy on weakness diberikan pada level Rp1.805–Rp1.835, dengan target harga Rp1.865 dan Rp1.895. Sementara itu, level stop loss untuk BIRD direkomendasikan kurang dari Rp1.775 per lembar.
: : Saham CUAN, AMMN hingga PGUN Jadi Penopang saat IHSG Tembus Rekor ATH Pekan Ini
Untuk saham MYOR, analis merekomendasikan speculative buy pada area Rp2.120–Rp2.150, dengan target harga Rp2.250 dan Rp2.300. Level stop loss ditetapkan di bawah Rp2.100 per lembar. Herditya menjelaskan, MYOR sempat terkoreksi 1,83% ke Rp2.150 dengan tekanan jual yang masih dominan. Namun, selama MYOR mampu bertahan di atas Rp2.100 sebagai stop loss-nya, posisi saat ini dianggap berada di akhir wave i dari wave (iii), mengindikasikan potensi kenaikan lanjutan.
: : Stock Market Outlook: IHSG Rally Continues to Gain Momentum
Selanjutnya, saham PGEO mendapatkan rekomendasi buy on weakness pada kisaran Rp1.430–Rp1.450. Dengan target harga yang diharapkan mencapai Rp1.530 dan Rp1.570, investor disarankan menetapkan stop loss di bawah level Rp1.410 untuk membatasi risiko.
Terakhir, saham TKIM juga direkomendasikan buy on weakness di level Rp7.075–Rp7.175. Target harga yang ditetapkan untuk TKIM adalah Rp7.425 dan Rp7.575 per lembar, dengan level stop loss kurang dari Rp7.000. Herditya mengamati bahwa TKIM menguat 3,24% ke Rp7.175 yang disertai dengan volume pembelian yang signifikan, bahkan berhasil menembus MA20. Ia memperkirakan posisi TKIM saat ini berada pada bagian awal dari wave c dari wave (b), menunjukkan momentum positif yang sedang dibangun.
Ringkasan
IHSG diperkirakan akan melanjutkan penguatan pada Senin, 13 Oktober 2025, dengan target menembus rentang 8.294-8.365. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, melihat sinyal positif secara teknikal dan memproyeksikan level support IHSG berada pada 8.217 dan 8.166, serta resistance pada 8.260 dan 8.303.
Herditya merekomendasikan beberapa saham pilihan, yaitu BIRD (buy on weakness), MYOR (speculative buy), PGEO (buy on weakness), dan TKIM (buy on weakness) dengan target harga dan stop loss yang telah ditentukan. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis teknikal masing-masing saham dan momentum positif yang sedang dibangun.