BI Target Kredit 2025: Bankir Ungkap Optimisme dan Tantangan

Ifonti.com, JAKARTA – Industri perbankan menanggapi target pertumbuhan kredit tahun depan yang ditetapkan antara 8-12%. Prospek dan tantangan pertumbuhan ini menjadi perhatian utama para pelaku sektor keuangan.

Henry Widjaja, Chief of Commercial Banking PT Bank Permata Tbk. (BNLI), menyatakan bahwa target pertumbuhan kredit Bank Permata akan selaras dengan dinamika pasar. Ia menekankan bahwa pertumbuhan yang jauh di bawah pasar dapat merugikan posisi bank. “Kami akan bergerak sesuai dengan industri,” ujarnya saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/12/2025).

Baca Juga: Kredit Korporasi Bank Mandiri (BMRI) Sentuh Rp557 Triliun, Sumbang 32% dari Total

Lebih lanjut, Henry menyoroti sejumlah faktor yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan kredit di tahun mendatang. Menurutnya, tantangan utama saat ini lebih banyak berasal dari sisi permintaan. Permintaan pembiayaan dari sektor industri sangat bergantung pada perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan kredit, penghimpunan dana, dan penjualan produk keuangan akan sejalan dengan aktivitas bisnis yang ada.

Baca Juga: Ini Isi POJK Lembaga Keuangan Terdampak Bencana, Berpotensi Keringanan Kredit saat Banjir Sumatra

Oleh karena itu, Bank Permata akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. “Kami tidak bisa agresif tanpa perhitungan. Kami akan berhati-hati, mengikuti perkembangan produk,” tegasnya.

Secara terpisah, CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, meyakini bahwa pertumbuhan kredit perbankan berpotensi lebih tinggi pada tahun depan. Keyakinan ini didorong oleh insentif pemerintah dan prospek penurunan suku bunga, baik secara global maupun domestik. Insentif dan pelonggaran kebijakan moneter diharapkan dapat menstimulasi permintaan kredit secara signifikan. “Pesan yang perlu ditekankan adalah kondisi yang lebih kondusif tahun depan karena kita akan berada dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah (lower interest rate environment),” kata Batara usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).

Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank Diprediksi Lebih Agresif Tahun Depan, Ini Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam sambutannya, menyampaikan harapan untuk pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, menargetkan kisaran 8%-12% pada tahun depan. Untuk mencapai target tersebut, BI akan terus mendorong kebijakan makroprudensial yang longgar pada tahun 2026. Bank sentral berencana menyalurkan insentif likuiditas makroprudensial bagi bank-bank yang lebih cepat menurunkan suku bunga mereka. “Kebijakan makroprudensial longgar diperkuat tahun 2026 untuk mendorong kredit perbankan lebih tinggi lagi,” ungkap Perry dalam PTBI 2025. Kebijakan ini diharapkan menjadi katalisator bagi pertumbuhan kredit perbankan yang berkelanjutan.

Ringkasan

Industri perbankan menanggapi target pertumbuhan kredit tahun depan sebesar 8-12% dengan optimisme dan kehati-hatian. Bank Permata akan menyesuaikan pertumbuhan kreditnya dengan dinamika pasar dan berfokus pada prinsip kehati-hatian karena tantangan utama berasal dari sisi permintaan dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Sementara itu, CEO Citi Indonesia meyakini pertumbuhan kredit berpotensi lebih tinggi didorong oleh insentif pemerintah dan prospek penurunan suku bunga. Gubernur BI juga menargetkan pertumbuhan kredit 8-12% dan akan mendorong kebijakan makroprudensial yang longgar serta memberikan insentif likuiditas untuk bank yang menurunkan suku bunga.