
Ifonti.com , JAKARTA – Sejumlah saham mengalami lambungan harga hingga ribuan persen dan masuk daftar top gainers di sepanjang 2025 saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian bergeliat.
Berdasarkan data Bloomberg per 23 Desember 2025, jawara lesatan harga paling tinggi tahun ini ditempati oleh PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) yang terbang 5.136,84%.
Ditelisik ke belakang, berbagai sentimen turut mewarnai perjalanan CBRE yang pada awal tahun masih membanderol harga sahamnya senilai Rp19 per saham.
Kenaikan harga saham CBRE sebetulnya telah terjadi sejak periode September 2025. Saat itu, CBRE mampu menyudahi September di level Rp670 per saham. Baru pada Oktober 2025, CBRE mencatatkan harga saham all time high (ATH) di level Rp1.800 per saham.
: Saham BBCA hingga INCO Kinclong Tahan Pelemahan IHSG Pagi Ini
Saat itu, investor sekaligus founder Stockwise, Andry Hakim, muncul sebagai pemegang saham di atas 5% di CBRE setelah memborong lebih dari 100 juta saham emiten pelayaran tersebut.
Andry Hakim membeli 109,90 juta saham CBRE pada 10 Oktober 2025 dengan harga Rp750 per saham. Dengan demikian, total nilai pembelian saham tersebut mencapai sekitar Rp82,43 miliar.
Suntikan tenaga CBRE kembali menguat setelah perseroan menggelontorkan sejumlah investasi jumbo untuk menjalankan bisnis. Pada Oktober, CBRE dikabarkan bakal menggelontorkan Rp1,6 triliun untuk membeli kapal sebagai bagian dari realisasi penambahan kegiatan usaha.
Jika sebelumnya kegiatan usaha CBRE berfokus pada jasa angkutan laut untuk muatan hasil tambang dalam negeri, aksi ini membuat CBRE memperluas portofolionya ke sektor jasa penunjang kegiatan lepas pantai.
Teranyar, CBRE tengah merancang aksi korporasi rights issue dengan sebanyak-banyaknya 48 miliar saham. Bisnis saat itu memberitakan bahwa rights issue CBRE akan dihargai senilai Rp25 per saham, dengan tujuan memperkuat struktur permodalan, mengundang investor baru, hingga memperbaiki posisi keuangan perusahaan.
Tak mau kalah, saham anyar PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) mengikuti di posisi kedua dengan lambungan harga 3.710%. Emiten yang baru tercatat di Bursa Efek Indonesia ini terbukti menarik minat investor sejak melantai di BEI pada 9 Juli 2025.
Saat itu, COIN menawarkan harga per sahamnya di level Rp100. Saat penawaran umum, COIN diserbu investor dan mencatatkan oversubscribed sebanyak 70 kali.
Namun, hingga Selasa (23/12/2025), harga saham COIN telah terbang hingga 3.710% sejak IPO. Artinya, hanya butuh waktu sekitar lima bulan bagi COIN untuk membawa harga sahamnya ke level Rp3.810 per saham.
Selain CBRE dan COIN, sejumlah emiten lainnya yang terafiliasi dengan konglomerat atau pengusaha Tanah Air juga mencatatkan kinerja yang melesat. Saham milik Happy Hapsoro PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) misalnya, telah terbang 2.532,17% YtD.
Sepanjang periode ini, BUVA juga mencatatkan sejumlah investasi strategis. Salah satunya, BUVA mengakuisisi aset milik PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) senilai Rp536,28 miliar. Aksi itu dilakukan guna kebutuhan investasi perseroan di Bali.
Selain BUVA, emiten milik konglomerat Haji Isam, PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) juga mengalami kenaikan harga saham yang signifikan, dengan terbang 2.184,70% YtD. Kepemilikan Haji Isam di PGUN tercatat melalui PT Citra Agro Raya sebesar 38,25% dan PT Araya Agro Lestari sebesar 38,44%. Kedua entitas ini tercatat sebagai bagian dari PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR). Kini, harga saham PGUN telah berada di level Rp9.650 per saham.
: Meramal Daya Dorong 20 Juta Investor untuk Bursa Efek Indonesia pada 2026
Selain kinerja saham-saham di atas, sejumlah saham lainnya seperti PT Folago Global Nusantara Tbk. (IRSX) mencatatkan kenaikan hingga 2.125,81% YtD, saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA) terbang hingga 2.009,09% YtD, dan saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk. (ATAP) terbang hingga 1.980% YtD.
Dua saham telekomunikasi PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) juga tercatat menguat sepanjang 2025. MORA melesat 1.985,11% YtD dan INET telah terbang hingga 1.374,85% YtD.
Kenaikan saham INET tidak terlepas dari melesatnya kinerja fundamental perseroan. Sepanjang periode Januari–September 2025, INET membukukan pendapatan yang naik 195% YoY dan laba bersih yang terbang hingga 819% YoY. Alhasil, kini harga saham INET dibanderol seharga Rp855 per saham.
Sementara MORA, baru-baru ini mengumumkan merger dengan PT Eka Mas Republik atau MyRepublic, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). MyRepublic sendiri keluar sebagai pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz yang diarahkan untuk internet murah pada regional 2 dan 3.
Berikut daftar 10 saham top gainers 2025:
Kode
Harga Saham (Rp)
Perubahan
CBRE
1.035,00
5347,37%
COIN
3.810,00
3710%
BUVA
1.320,00
2532,17%
PGUN
9.650,00
2184,70%
IRSX
690,00
2125,81%
PIPA
232,00
2009,09%
MORA
9.800,00
1985,11%
ATAP
520,00
1980%
PADA
280,00
1900%
INET
855,00
1374,85%
IBFN
182,00
1200%
PADI
114,00
1040%
*data per 23 Desember 2025