Ifonti.com, JAKARTA — Di tengah hiruk-pikuk pasar saham yang mencetak rekor baru, sejumlah saham berkapitalisasi besar atau big caps justru menjadi pemberat utama atau top laggards bagi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan 15 hingga 19 September 2025. Fenomena ini menunjukkan dinamika menarik di mana performa individu saham raksasa tidak selalu sejalan dengan tren pasar secara keseluruhan.
Berdasarkan data yang dihimpun Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menjadi kontributor terbesar yang menekan indeks komposit minggu ini. Dengan penurunan signifikan sebesar 6,12% dalam sepekan, saham AMMN membebani IHSG sebanyak 15,66 poin.
Tidak hanya itu, dominasi saham perbankan jumbo juga terlihat dalam daftar pemberat. Emiten bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menempati posisi kedua dengan koreksi 3,1% sepekan, menahan laju IHSG sebesar 12,25 poin. Diikuti oleh raksasa perbankan Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang melemah 1,58% sepekan dan memberikan beban 8,92 poin kepada IHSG.
: Saham Happy Hapsoro dan Garibaldi Thohir Masuk Radar IHSG Pekan Depan
Koreksi serupa juga dialami oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yang turun 5,53% sepekan dan berkontribusi menekan indeks komposit sebesar 8,90 poin. Selanjutnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), pengelola jaringan Alfamart, juga masuk daftar top laggards setelah sahamnya anjlok 6,98% sepekan, menyumbang beban 6,45 poin.
Sektor teknologi dan infrastruktur juga turut merasakan tekanan. Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) terkoreksi 1,45% sepekan, dengan kontribusi menahan IHSG sebesar 4,74 poin. Sementara itu, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga turut membebani IHSG dengan tambahan 4,29 poin, usai sahamnya terkoreksi 3,51% sepekan.
: : Saham Industri dan Teknologi Jadi Penggerak IHSG Sepekan, Sektor Finansial Tersendat
Di urutan selanjutnya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengalami pelemahan 5,93% sepekan, berkontribusi menahan laju IHSG sebesar 4,17 poin. Melengkapi daftar sepuluh besar top laggards adalah saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), yang masing-masing turun 4,51% dan 6,11% sepekan, dengan kontribusi menahan indeks komposit sebesar 2,59 poin dan 2,42 poin.
Berikut Daftar Top Laggards atau Saham Penekan IHSG Pekan Ini:
- AMMN: (-15,66 Poin)
- BMRI: (-12,25 Poin)
- BBCA: (-8,92 Poin)
- BBNI: (-8,90 Poin)
- AMRT: (-6,45 Poin)
- DCII: (-4,74 Poin)
- GOTO: (-4,29 Poin)
- MDKA: (-4,17 Poin)
- PANI: (-2,59 Poin)
- INKP: (-2,42 Poin)
IHSG Pecah Rekor ATH Baru
Ironisnya, di tengah tekanan dari saham-saham big caps tersebut, IHSG justru menunjukkan performa yang perkasa. Indeks acuan ini berhasil menembus rekor all time high (ATH) baru pada penutupan pekan ketiga September 2025, menandakan optimisme pasar yang didorong oleh lonjakan di sektor-sektor kunci seperti industri, teknologi, dan energi.
: : IHSG Berpotensi Tembus 8.246, Saham ASII, PGAS, hingga TLKM Jadi Favorit
Dalam periode 15-19 September 2025, IHSG menguat 2,51%, mencapai level ATH baru di 8.051. Pencapaian ini melampaui rekor penutupan tertinggi sebelumnya yang tercatat di level 8.025,17 pada Rabu (17/9/2025).
Kinerja impresif IHSG juga tercermin dari peningkatan aktivitas transaksi pasar. Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini melonjak 25,14% menjadi 42 miliar lembar saham, dibandingkan 33,56 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Frekuensi transaksi harian juga turut naik 4,42% menjadi 2,13 juta kali transaksi dari 2,04 juta kali transaksi pekan lalu.
Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar BEI juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 3,56%, mencapai Rp14.632 triliun dari Rp14.130 triliun pada sepekan sebelumnya. Pergerakan positif ini didukung oleh aksi beli investor asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp3,03 triliun, sebuah pembalikan signifikan dari net sell asing sebesar Rp6,59 triliun pada pekan lalu.
Dominasi investor asing dalam transaksi pekan ini semakin memperkuat tren positif tersebut, dengan perbandingan 55% investor asing dan 45% investor domestik. Angka ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya, di mana investor asing hanya menyumbang 36% dari total transaksi.
Menilik performa sektoral, sektor industri menjadi pemimpin penguatan dengan kenaikan tertinggi sebesar 11,01% ke level 1.507,08. Posisi kedua ditempati oleh sektor teknologi yang menguat 10,18% ke 10.896,42, diikuti oleh sektor energi yang naik 5,18% ke 3.280,14.
Kendati demikian, tidak semua sektor bergerak positif. Sektor finansial mencatat penurunan tipis 0,19% ke 1.458,44. Sementara itu, meskipun tetap tumbuh positif, sektor properti dan real estat hanya tumbuh 0,76% ke 877,28, dan sektor infrastruktur menguat 3,10% ke 1.851,35, menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan sektor-sektor unggulan lainnya.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Meskipun IHSG mencetak rekor *all time high* (ATH) pada pekan 15-19 September 2025, beberapa saham *big caps* justru menjadi pemberat. Saham AMMN, BMRI, dan BBCA menjadi kontributor terbesar dalam menekan indeks, meskipun sektor industri, teknologi, dan energi mengalami lonjakan.
AMMN mencatat penurunan signifikan sebesar 6,12%, diikuti oleh BMRI dan BBCA yang juga mengalami koreksi. Sektor finansial bahkan mencatat penurunan tipis, sementara sektor properti dan infrastruktur tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor unggulan, kendati IHSG secara keseluruhan menguat 2,51% dan mencatatkan peningkatan aktivitas transaksi serta kapitalisasi pasar.