
Ifonti.com, JAKARTA — Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan performa yang kurang memuaskan, mengalami penurunan sepanjang pekan perdagangan 10 – 14 November 2025.
Berdasarkan data resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup pada level 8.370,43 pada Jumat (14/11/2025). Angka ini menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,29% jika dibandingkan dengan posisi penutupan pekan sebelumnya di level 8.394,59. Menariknya, meskipun indeks saham melemah, kapitalisasi pasar atau market cap tidak menunjukkan perubahan signifikan.
“Kapitalisasi pasar BEI tercatat tetap stabil pada level Rp15.316 triliun, sama persis seperti pada pekan sebelumnya,” jelas Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (15/11/2025). Stabilitas ini memberikan gambaran kondisi pasar yang unik di tengah fluktuasi indeks.
Sejumlah saham unggulan turut menjadi pemberat utama laju IHSG sepanjang sepekan perdagangan. Di posisi teratas, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menekan indeks secara signifikan dengan pelemahan 8,8% selama sepekan, memberikan bobot negatif sebesar 32,27 poin. Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga membayangi dengan beban 23,37 poin, diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) sebesar 13,48 poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang berkontribusi negatif 13,04 poin.
Namun, tidak semua saham memberikan sentimen negatif. Beberapa saham justru tampil sebagai kontributor positif yang menahan laju penurunan indeks komposit. Saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) atau Moratelindo menyumbang 21,81 poin, sedangkan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) turut memperkuat dengan kontribusi 19,75 poin.
Di sisi lain, Kautsar menyoroti adanya peningkatan aktivitas perdagangan saham di BEI selama periode 10—14 November 2025. Tren positif ini menunjukkan partisipasi pasar yang lebih aktif meskipun indeks utama melemah.
Rata-rata volume transaksi harian bursa tercatat melonjak tajam sebesar 99,35%, mencapai 53,95 miliar lembar saham, dibandingkan dengan 27,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Peningkatan ini juga sejalan dengan rata-rata nilai transaksi harian yang menguat 33,04%, dari Rp17,54 triliun menjadi Rp23,34 triliun. Lebih lanjut, rata-rata frekuensi transaksi harian turut menanjak 24,84%, dari 2,16 juta kali transaksi menjadi 2,7 juta kali transaksi.
Meskipun aktivitas perdagangan meningkat, investor asing membukukan nilai jual bersih sebesar Rp73,42 miliar pada perdagangan kemarin. Angka ini menambah total nilai jual bersih investor asing menjadi Rp34,48 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date), mencerminkan sentimen hati-hati dari pasar global terhadap pasar modal domestik.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.