IHSG All Time High, Intip Deretan Saham yang Sudah Multibagger Ytd

Ifonti.com JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan sejarah baru pada perdagangan Kamis (9/10/2025) setelah ditutup menguat signifikan, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.250,93. Pencapaian monumental ini mencerminkan optimisme pasar yang membara.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melonjak sebesar 1,04% atau setara dengan 84,90 poin. Sepanjang sesi perdagangan, indeks kebanggaan pasar modal Indonesia ini bergerak dinamis di rentang 8.159,94 hingga 8.272,63. Kekuatan beli mendominasi, terbukti dengan 433 saham yang mengalami penguatan, berbanding 229 saham yang melemah, serta 135 saham yang bergerak stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai angka fantastis Rp15.481 triliun, menandai kepercayaan investor yang kian meningkat.

Kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke BEI menjadi sentimen positif yang turut mendongkrak kinerja IHSG. Saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) tampil sebagai penopang utama penguatan indeks. Di antara mereka, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) memimpin dengan kenaikan 6,09% mencapai Rp7.400, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang menguat 4,06% ke level Rp4.100 per saham. Bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), juga mencatatkan kinerja impresif dengan kenaikan 3,76% ke Rp3.860, sementara PT Astra International Tbk. (ASII) tak kalah cemerlang, meningkat 3,49% ke Rp5.925.

Namun, tidak semua saham berkapitalisasi besar mampu mempertahankan momentum. Beberapa di antaranya mengalami koreksi, termasuk PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang melemah 3,9% ke Rp14.775, serta PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang turun tipis 0,26% menjadi Rp105.125 per saham.

: Harga Emas Hari Ini Jumat, 10 Oktober di Pasar Spot Setelah Tinggalkan Rekor di Atas US$4.000

Di luar saham-saham kelas kakap, daftar saham dengan kenaikan tertinggi (top gainers) harian diisi oleh PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) yang melesat 34,19% ke Rp208, disusul oleh PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) dengan kenaikan 25% ke Rp290. Sementara itu, saham dengan penurunan terdalam (top losers) pada hari yang sama adalah PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) yang anjlok 14,53% ke Rp147, dan PT Multipolar Tbk. (MLPL) yang melemah 8,13% ke Rp226.

: : IHSG Hari Ini dan Rekomendasi Saham Pilihan 9 Oktober 2025

Momentum penguatan IHSG yang memecahkan rekor ini secara luas dinilai sebagai respons positif terhadap kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke lantai bursa. Dalam dialognya dengan para pelaku pasar, Purbaya menegaskan komitmen pemerintah terhadap arah kebijakan ekonomi yang stabil serta upaya menjaga kesinambungan kebijakan fiskal dan moneter. Ia menyatakan bahwa “Pergerakan di pasar saham mencerminkan ekspektasi investor terhadap likuiditas di masa mendatang.” Meskipun pemerintah tidak menargetkan penguatan pasar modal secara langsung, Purbaya menekankan bahwa fondasi ekonomi nasional yang kuat adalah prioritas utama. Dengan keyakinan penuh, ia bahkan berujar, “Mungkin 10 tahun lagi, seperti yang saya bilang tadi, in short IHSG to the moon,” menyulut semangat optimisme jangka panjang.

: : Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Jumat, 10 Oktober

Optimisme serupa juga digaungkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, meyakini bahwa tren penguatan IHSG berpotensi berlanjut hingga akhir tahun 2025. Ia menyoroti bagaimana IHSG telah mencatat beberapa rekor all-time high sepanjang tahun ini, menunjukkan performa yang solid. “IHSG telah menguat 1,03 persen ke level 8.250,94 pada perdagangan hari ini, dan secara year to date naik 16,54 persen sejak awal tahun,” papar Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK.

Inarno Djajadi lebih lanjut menjelaskan bahwa fundamental ekonomi nasional yang kokoh menjadi penopang utama optimisme pelaku pasar, yang tercermin dari kapitalisasi pasar yang juga mencetak rekor baru, mencapai Rp15.453 triliun pada Kamis (9/10/2025). “OJK sambut baik optimisme penguatan IHSG dan optimisme ini akan berlanjut sampai akhir tahun. Ini sangat ditopang fundamental ekonomi kita,” ujarnya penuh keyakinan. Meski demikian, OJK tetap mengingatkan para investor akan pentingnya kewaspadaan. Pergerakan IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan kinerja emiten semata, melainkan juga oleh sentimen domestik dan global. “OJK selalu mengingatkan keputusan berinvestasi diiringi kewaspadaan dan pengelolaan risiko yang baik,” tegas Inarno.

IHSG Ytd. – TradingView

Di tengah euforia pasar saham, sejumlah emiten telah menunjukkan kinerja luar biasa dengan kenaikan hingga ratusan persen sepanjang tahun 2025 (year-to-date). Berdasarkan data perdagangan BEI hingga Kamis (9/10/2025), saham-saham yang menjadi penopang utama kenaikan IHSG, atau sering disebut sebagai saham multibagger, didominasi oleh perusahaan konglomerat. Beberapa di antaranya mencakup DCII yang melonjak fantastis 565,80%, DSSA dengan kenaikan 184,12%, BRPT yang melesat 347,83%, MLPT yang menggebrak dengan 937,30%, serta CDIA yang mencatat pertumbuhan luar biasa hingga 1.015,79%. Saham-saham ini secara signifikan berkontribusi pada lonjakan indeks secara keseluruhan.

Sebaliknya, beberapa saham justru bertindak sebagai pemberat bagi IHSG sepanjang tahun ini, meskipun banyak di antaranya adalah bank-bank jumbo dan perusahaan besar lainnya. Di antara emiten yang memberikan tekanan adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan penurunan 21,96%, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang terkoreksi 22,98%, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang turun 5,39%. Emiten lain seperti AMRT (-32,63%), BYAN (-10,12%), AMMN (-12,68%), GOTO (-21,43%), ADRO (-28,81%), ICBP (-20,00%), dan KLBF (-20,22%) juga turut menjadi faktor penekan pergerakan IHSG YTD.

Sumber: BEI