Asing Borong Saham BBCA, BRMS hingga CUAN di Tengah Jebloknya IHSG

Ifonti.com , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja yang kurang menggembirakan pada perdagangan kemarin, Senin (27/10/2025). Namun, di tengah koreksi pasar saham domestik, Indonesia justru banjir oleh arus masuk dana asing yang signifikan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, IHSG pada perdagangan Senin lalu ditutup terkoreksi tajam sebesar 1,87%, bertengger di level 8.117,15. Pergerakan indeks sepanjang hari tersebut cukup fluktuatif, berada di kisaran 7.959,17 hingga 8.354,67.

Pelemahan IHSG ini terutama dipicu oleh anjloknya sejumlah saham kakap atau berkapitalisasi besar. Beberapa di antaranya adalah PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA) yang ambruk 12,83%, disusul PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan penurunan 9,34%, PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) yang tergerus 6,19%, dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang melemah 3,00%.

Kendati demikian, kinerja IHSG sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 masih menunjukkan tren positif yang kokoh. Indeks kebanggaan pasar modal Indonesia ini masih berada di zona hijau, dengan penguatan mencapai 14,65%.

Lebih menarik lagi, dana asing justru mengalir deras saat IHSG mengalami koreksi signifikan. Tercatat, nilai beli bersih atau net buy asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp1,19 triliun hanya dalam satu hari perdagangan kemarin. Berkat akumulasi ini, nilai jual bersih atau net sell asing di pasar saham Indonesia secara ytd pun menyusut drastis menjadi Rp46,12 triliun.

Beberapa saham menjadi incaran utama investor asing pada perdagangan kemarin. Saham bank jumbo PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya, mencatatkan net buy asing fantastis sebesar Rp338,43 miliar. Ini menegaskan daya tarik sektor perbankan di mata investor global.

: : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Selasa 28 Oktober 2025

Selain itu, saham besutan taipan Prajogo Pangestu, yakni BRPT dan BREN, juga banyak diborong investor asing meskipun harganya sempat susut. Tercatat, net buy asing untuk saham BRPT mencapai Rp147,11 miliar dan untuk BREN sebesar Rp144,77 miliar. Tak ketinggalan, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) juga mencatatkan net buy asing sebesar Rp99,06 miliar, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) berhasil meraup net buy asing senilai Rp92,22 miliar.

: : Ramalan Kinerja Saham Lapis Kedua di Saat IHSG Belum Bertenaga

Melihat kondisi ini, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menjelaskan bahwa IHSG pekan ini masih memiliki potensi untuk berkinerja cemerlang, didorong oleh terus masuknya arus modal asing. Selain itu, stabilnya fundamental makroekonomi serta dimulainya musim laporan keuangan emiten akan menjadi katalis utama yang menggerakkan pasar pekan ini.

“Sektor perbankan, infrastruktur, dan komoditas masih berpotensi menjadi motor penggerak utama. Jika sentimen global tetap kondusif, IHSG berpeluang menguji level 8.400 dalam jangka pendek dengan support kuat di 8.150,” ujar David optimis pada Senin (27/10/2025).

Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menyampaikan bahwa sejumlah sentimen positif berpotensi mendukung arus modal masuk pada kuartal IV/2025 dan mendorong kinerja IHSG. Beragam sentimen itu di antaranya adalah strategi window dressing dan fenomena Santa Claus rally yang selalu dinantikan.

“Untuk kuartal IV/2025, kuncinya ada pada dinamika window dressing hingga Santa Claus rally effect,” tegas Nafan.

Sebagai informasi, window dressing adalah strategi yang dilakukan manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio mereka sebelum dilaporkan kepada investor. Sementara itu, Santa Claus rally merujuk pada tren kenaikan harga saham yang lazim terjadi pada pekan terakhir bulan Desember, seringkali membawa kegembiraan bagi para investor.

Nafan menambahkan, pembagian dividen interim oleh sejumlah emiten dengan likuiditas tinggi menjelang akhir tahun juga dapat menjadi daya tarik tambahan yang signifikan bagi investor asing, semakin memperkuat optimisme terhadap prospek pasar saham Indonesia.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.