Ifonti.com, JAKARTA — Pasar saham Indonesia tengah menunjukkan performa yang memukau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak, menembus rekor all time high (ATH) baru, disertai lonjakan signifikan pada rerata nilai transaksi harian (RNTH). Pencapaian ini kian menarik mengingat fenomena tersebut terjadi saat investor asing justru masih mencatatkan aksi net sell sejak awal tahun.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi geliat tersebut. Sepanjang pekan lalu, nilai transaksi harian bursa melonjak drastis. Sebagai gambaran, pada Jumat (19/9/2025), transaksi bahkan menembus angka Rp69 triliun, sebagian besar didominasi oleh aktivitas crossing atau transaksi blok besar. Tren positif ini berlanjut pada awal pekan. Nilai transaksi harian Bursa tercatat meningkat menjadi Rp22 triliun, dan kembali melesat pada Selasa (23/9/2025) hingga mencapai Rp31 triliun.
Puncaknya, pada Rabu (24/9/2025), nilai transaksi bursa mencapai Rp38 triliun. Angka-angka ini sangat kontras jika dibandingkan dengan rata-rata transaksi harian BEI yang biasanya berkisar antara Rp13 triliun hingga Rp14 triliun, menandakan adanya partisipasi yang luar biasa dari pelaku pasar.
Nilai Transaksi Bursa Melonjak, Investor Institusi Ikutan Gesit
Di tengah lonjakan transaksi ini, IHSG sendiri menunjukkan performa yang mengesankan. Indeks terpantau menguat 14,76% secara year-to-date (ytd), mencapai level 8.125. Pencapaian ini menempatkan IHSG sebagai indeks komposit dengan kinerja terbaik kedua di kawasan Asia Pasifik, sebuah prestasi yang patut diperhitungkan.
Menanggapi fenomena menarik ini, Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, memberikan penjelasannya. Ia mengungkapkan bahwa meskipun investor asing masih membukukan net sell sebesar Rp52,8 triliun sejak awal tahun, IHSG justru terus mencetak rekor penguatan baru belakangan ini. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran dinamis di pasar modal Indonesia.
“Ini artinya, institusi dalam negeri kembali aktif bergerak,” jelas Nico pada Rabu (24/9/2025). Menurutnya, kondisi ini menjadi cerminan bahwa bursa saham Indonesia kini tidak lagi sepenuhnya bergantung pada inflow atau aliran dana masuk dari investor asing, meskipun peran inflow tetap penting dalam menjaga momentum pergerakan pasar.
Nico menambahkan, dengan kekuatan IHSG yang berkelanjutan dan peningkatan drastis pada nilai transaksi harian, pasar modal Indonesia semakin menunjukkan daya tariknya di mata pelaku pasar global maupun domestik.
Berbagai sentimen positif turut menopang kinerja IHSG. Kehadiran Menteri Keuangan yang baru beserta program-programnya memberikan optimisme. Selain itu, kebijakan pro-pertumbuhan dari Bank Indonesia (BI) yang berani memangkas tingkat suku bunga juga menjadi katalis kuat. Nico juga menyoroti harapan yang kian besar akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang berpotensi membuka ruang lebih lebar bagi BI untuk melakukan pemangkasan suku bunga lanjutan menjelang akhir tahun.
Kendati demikian, Nico mengingatkan adanya tantangan. “IHSG sudah cukup tinggi, dan beberapa saham unggulan juga telah bergerak signifikan, sehingga membuat pelaku pasar dan investor cenderung wait and see, menanti potensi penurunan harga saham,” ujarnya. Kekhawatiran akan terjadinya koreksi juga menjadi perhatian utama, sebab menurut Nico, untuk dapat mencapai level yang lebih tinggi lagi, bursa kerap membutuhkan fase koreksi terlebih dahulu sebagai pijakan kuat.
Bank Central Asia Tbk. – TradingView
Disclaimer: Artikel ini tidak bertujuan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor *all time high* baru dengan nilai transaksi harian yang melonjak signifikan, meskipun investor asing mencatatkan *net sell* sebesar Rp52 triliun sejak awal tahun. Lonjakan transaksi harian mencapai puncaknya pada Rp38 triliun, kontras dengan rata-rata harian yang biasanya berkisar antara Rp13 triliun hingga Rp14 triliun.
Meskipun investor asing melakukan penjualan bersih, IHSG tetap menguat 14,76% *year-to-date*, menandakan peran aktif investor institusi dalam negeri. Sentimen positif seperti kebijakan pro-pertumbuhan dari Bank Indonesia dan harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed turut menopang kinerja IHSG, meskipun kekhawatiran akan koreksi tetap menjadi perhatian.