IDXBUMN20 Bullish! Peluang Cuan Saham BUMN Terbuka Lebar?

JAKARTA – Prospek kinerja saham perusahaan pelat merah yang tergabung dalam indeks IDXBUMN20 diproyeksikan berpotensi menguat signifikan menjelang akhir tahun, meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan. Para analis melihat adanya katalis positif yang siap mendorong momentum kenaikan ini.

Indri Liftiany Travelin Yunus, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), mengungkapkan bahwa sejak pertengahan Oktober, kinerja IDX BUMN 20 telah menunjukkan penguatan yang impresif, mencapai 10,84%. Penguatan ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendorong utama, seperti potensi pembagian dividen yang besar, berbagai aksi korporasi termasuk buyback saham, serta sensitivitas terhadap harga komoditas yang terus menunjukkan peningkatan.

“Kondisi pasar saat ini masih memberikan peluang besar bagi penguatan lanjutan, yang secara langsung akan mendongkrak kinerja indeks IDX BUMN20,” ujar Indri kepada Bisnis, dikutip Jumat (6/11/2025). Meskipun demikian, ia juga menyoroti adanya tantangan berupa potensi kebijakan tertentu yang bisa memberikan tekanan pada emiten-emiten di dalamnya. Ke depan, Indri memproyeksikan katalis utama akan berasal dari laporan kinerja masing-masing emiten, realisasi proyek-proyek strategis yang didapatkan, dinamika kondisi mikro dan makro yang memengaruhi harga komoditas, serta aksi korporasi yang mungkin dilakukan emiten untuk menjaga stabilitas harga sahamnya.

Dalam rekomendasinya, Indri secara spesifik menyarankan buy untuk saham BBRI. Ia menetapkan target masuk di level 4.810, dengan target harga mencapai 5.100, dan menetapkan level cut loss jika harga menyentuh 4.670. “Saham ini diperkirakan akan terpengaruh oleh rencana buyback saham dalam waktu dekat, yang berpotensi memicu kenaikan harga,” tambahnya.

Senada, Liza Camelia Suryanata, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, memandang prospek indeks IDXBUMN20 semakin cerah. Faktor-faktor pendukungnya meliputi tren penurunan suku bunga, kembalinya arus dana asing ke pasar domestik, dan peningkatan minat investasi strategis dari Danantara, sebuah lembaga investasi yang didesain untuk memperkuat ekosistem dan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun demikian, Liza mengingatkan bahwa tantangan tetap ada, terutama dari sisi eksekusi proyek, tata kelola perusahaan yang efektif, serta risiko fluktuasi harga di sektor energi dan komoditas yang masih tinggi.

Liza menambahkan bahwa katalis utama bagi pasar tahun depan akan datang dari kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif, dorongan stimulus infrastruktur yang berkelanjutan, serta potensi injeksi investasi Danantara pada berbagai proyek strategis BUMN. Kombinasi faktor-faktor ini diperkirakan mampu mengerek valuasi emiten-emiten besar, khususnya di sektor perbankan, telekomunikasi, dan energi.

Dalam peta rekomendasinya, Liza secara konsisten menempatkan sektor perbankan sebagai pilihan utama, dengan saham-saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Untuk saham BMRI, ia menyarankan strategi membeli saham saat berhasil menembus level resisten atau strategi average up di level 4600, dengan level support di kisaran 4460-4440 atau 4320-4300. Sementara itu, untuk BBRI, Liza merekomendasikan di rentang harga 4.200–4.270 hingga 4.450.

Selain perbankan, sektor telekomunikasi, mencakup PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), juga dipandang memiliki prospek overweight berkat arus kas yang kuat dan potensi dividen yang menarik. Meski demikian, Liza menyarankan investor untuk bersikap hati-hati dan tidak terlalu agresif dalam menambah posisi untuk saham TLKM. “Untuk saat ini, wait and see adalah pendekatan terbaik. Posisi spekulatif baru bisa dipertimbangkan dengan strategi average up di atas Rp3.410–Rp3.500, jika harga berhasil ditutup di atas level tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, sektor utilitas dan energi, yang diwakili oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO), dan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), dipandang sebagai penopang pertumbuhan jangka menengah, terutama dengan dorongan transisi menuju energi hijau (renewables). Tak hanya itu, untuk sektor komoditas, saham-saham seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tetap perlu dipantau secara selektif mengingat volatilitas harga global yang masih tinggi. “Secara keseluruhan, sektor unggulan tetap bank dan telekomunikasi karena stabilitas cashflow dan prospek dividen yang tinggi,” pungkas Liza.

Peran Danantara dinilai akan menjadi katalis krusial dalam meningkatkan efisiensi, daya saing, dan valuasi BUMN di masa depan, khususnya pada sektor infrastruktur dan energi hijau.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Indeks IDXBUMN20 diproyeksikan menguat menjelang akhir tahun, didorong oleh potensi dividen, buyback saham, dan harga komoditas yang meningkat. Analis merekomendasikan saham BBRI dengan target masuk di level 4.810 dan target harga 5.100, dipengaruhi oleh rencana buyback saham yang berpotensi menaikkan harga.

Selain itu, penurunan suku bunga, arus dana asing, dan investasi Danantara menjadi faktor pendukung, meskipun tantangan seperti eksekusi proyek dan fluktuasi harga komoditas tetap ada. Sektor perbankan dan telekomunikasi menjadi pilihan utama karena stabilitas cashflow dan prospek dividen yang tinggi, sementara sektor utilitas dan energi didukung oleh transisi energi hijau.