IHSG Dekati 8.000: Analis Revisi Target Harga Saham

Ifonti.com, JAKARTA – Reli indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menyentuh angka 7.965 pada sesi I perdagangan Kamis (14/8/2025) telah mendorong sejumlah analis untuk merevisi target IHSG akhir tahun. Penguatan signifikan ini sejalan dengan derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar saham Indonesia. Dalam tiga hari perdagangan berturut-turut, investor asing mencatatkan aksi beli bersih mencapai Rp4,43 triliun.

BRI Danareksa Sekuritas, melalui riset yang diterbitkan pada 12 Agustus 2025, menaikkan target IHSG akhir 2025 menjadi 7.960. Kenaikan ini didasarkan pada ekspektasi pemulihan laba emiten dan momentum arus modal yang positif, mengarah pada perubahan peringkat valuasi. Tim riset, yang terdiri dari Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi, menjelaskan bahwa reli IHSG didorong oleh kinerja saham-saham konglomerasi dan saham-saham kurang likuid seperti DCII, DSSA, dan BRPT yang berperan sebagai motor penggerak dalam jangka pendek.

Sentimen positif ini juga direspons oleh Kiwoom Sekuritas, yang sebelumnya menargetkan IHSG di kisaran 7.200–7.300. Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia, menyatakan revisi target menjadi lebih konservatif, yaitu di kisaran 7.500–7.800. Meskipun target sebelumnya telah terlampaui, Kiwoom Sekuritas masih bersikap hati-hati. Keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga masih berpotensi mempengaruhi pasar saham Indonesia. Liza menambahkan, “Walaupun saat ini dana asing mulai masuk, foreign net sell sepanjang tahun 2025 masih lebih dari Rp50 triliun. Jika The Fed menurunkan suku bunga dan diikuti BI, kami akan lebih optimis di kisaran 7.800–8.000.”

Lebih lanjut, Liza menjelaskan bahwa reli IHSG saat ini sebagian besar disebabkan oleh rebalancing MSCI beberapa waktu lalu. Namun, kinerja IHSG jangka panjang akan lebih dipengaruhi oleh yield Treasury AS. Ia menekankan peran saham-saham konglomerasi pasca-masuknya dalam MSCI sebagai pendorong utama penguatan IHSG. “Dengan masuknya perusahaan Indonesia seperti CUAN dan PTRO, sangat disukai oleh funds karena perusahaan dengan market caps besar menyediakan likuiditas,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Infovesta Utama, yang merevisi target IHSG dari 7.622 menjadi 8.099. Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menjelaskan optimisme mereka terhadap IHSG yang akan menyentuh angka 8.000, meskipun potensi profit taking oleh investor tetap dipertimbangkan. Ekky menilai, sentimen kembalinya investor asing, rebalancing MSCI, nilai tukar rupiah yang stabil dan menguat, serta potensi penurunan suku bunga menjadi pemicu utama reli IHSG belakangan ini. Namun, ia mengingatkan bahwa penguatan ini belum sepenuhnya didorong oleh perbaikan fundamental perusahaan, sehingga potensi koreksi jangka pendek tetap ada. “Dari Infovesta, proyeksi kami optimis IHSG di akhir tahun di level 8.099,” tegasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

IHSG mencapai 7.965 pada sesi pertama perdagangan Kamis (14/8/2025), mendorong analis merevisi target IHSG akhir tahun. Aliran modal asing yang signifikan, mencapai Rp4,43 triliun dalam tiga hari, menjadi pendorong utama. Beberapa analis, seperti BRI Danareksa Sekuritas dan Infovesta Utama, menaikkan target IHSG masing-masing menjadi 7.960 dan 8.099, didorong oleh kinerja saham konglomerasi dan rebalancing MSCI.

Kiwoom Sekuritas merevisi targetnya menjadi 7.500-7.800, meskipun sebelumnya lebih tinggi. Mereka tetap waspada terhadap keputusan The Fed terkait suku bunga dan foreign net sell yang masih tinggi di tahun 2025. Meskipun reli IHSG sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal, potensi koreksi jangka pendek tetap ada karena penguatan belum sepenuhnya didukung oleh perbaikan fundamental perusahaan.