
Ifonti.com , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengukir sejarah baru pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (7/11/2025). Dengan penguatan impresif sebesar 0,69%, IHSG menembus level 8.394,59, sekaligus mencatatkan rekor penutupan all time high (ATH) terbarunya. Pencapaian ini menjadi sinyal positif bagi prospek pasar modal Indonesia.
Berdasarkan informasi dari RTI Infokom, pergerakan IHSG hari ini cukup dinamis, berkutat pada rentang 8.332 hingga 8.398. Sepanjang hari, sebanyak 25,3 miliar saham berpindah tangan, dengan nilai transaksi mencapai Rp15,35 triliun. Data ini menggambarkan aktivitas perdagangan yang solid di tengah pencapaian rekor tertinggi.
Di tengah euforia penguatan IHSG, sebanyak 288 saham menunjukkan kinerja positif, sementara 319 saham melemah dan 202 saham lainnya stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai angka fantastis, yakni Rp15.346 triliun, merefleksikan valuasi pasar yang semakin bertumbuh.
: IHSG Cetak Rekor Beruntun, OJK Beberkan Pendorongnya
Beberapa saham turut menjadi bintang pendorong penguatan IHSG hari ini. Saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) milik konglomerat Prajogo Pangestu melesat signifikan hingga 7,89%, menutup perdagangan di level Rp8.550 per saham. Kinerja ini menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap saham-saham pilihan.
Tidak hanya itu, saham perbankan kapitalisasi besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga tercatat menguat sore ini, naik 1,46% ke level Rp8.675 per saham. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) turut menunjukkan performa cemerlang dengan melonjak 8,02% dan berakhir di Rp2.290 per saham.
: : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Jumat 7 November 2025
Deretan saham lain yang juga mencatatkan kenaikan signifikan meliputi PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) yang menguat 9,97% ke Rp1.710, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) naik 8,51% ke Rp1.275, dan PT Indosat Tbk. (ISAT) yang melesat 8,86% ke level Rp2.150. Kinerja saham-saham ini memberikan kontribusi positif terhadap sentimen pasar secara keseluruhan.
Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas telah menyuarakan optimisme. Mereka menyoroti ekspektasi membaiknya ekonomi domestik pada kuartal IV/2025 serta pengumuman review kuartalan indeks MSCI sebagai faktor-faktor pendorong positif bagi IHSG pada (7/11/2025). Optimisme ini menjadi salah satu pemicu utama di balik laju penguatan pasar.
: : IHSG Dibuka Menguat, Terdorong Laju Saham Prajogo dan Bank Jumbo
Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas juga mengungkapkan bahwa investor tengah menantikan data cadangan devisa Indonesia bulan Oktober (7/11/2025). Data ini akan diamati secara cermat di tengah depresiasi Rupiah yang terjadi dan setelah Bank Indonesia melakukan upaya stabilisasi. Penting untuk diketahui bahwa bulan lalu cadangan devisa sempat turun ke level terendah sejak Juli 2024 akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi BI untuk menjaga stabilitas Rupiah.
Sementara itu, sentimen dari luar negeri juga menjadi perhatian. Dari Amerika Serikat, data Michigan Consumer Sentiment Preliminary bulan November diperkirakan akan dirilis pada level 53,2, sedikit menurun dari 53,6 di Oktober 2025. Perkembangan data ekonomi global ini akan terus mempengaruhi keputusan investasi para pelaku pasar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
IHSG mencetak rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangan Jumat, 7 November 2025, dengan kenaikan 0,69% mencapai level 8.394,59. Aktivitas perdagangan tercatat solid dengan nilai transaksi mencapai Rp15,35 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.346 triliun.
Saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi pendorong utama penguatan IHSG. Sentimen positif juga didukung oleh ekspektasi membaiknya ekonomi domestik serta pengumuman review kuartalan indeks MSCI. Investor juga menantikan data cadangan devisa Indonesia dan perkembangan data ekonomi global.