IHSG Melonjak 2%! BMRI, BBCA & Saham Unggulan Lainnya Menguat

IHSG Melonjak 1,91% Sentuh 7.750, Didorong Sentimen Positif Geopolitik dan Antisipasi Data Inflasi AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan kinerja positif pada perdagangan sesi kedua, Selasa (12/8/2025), dengan kenaikan signifikan mencapai 1,91% dan menembus level 7.750 pada pukul 13.35 WIB. Kenaikan ini didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik dan antisipasi rilis data inflasi AS yang akan mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed. Kondisi pasar menunjukkan optimisme, tercermin dari 366 saham yang menguat, berbanding 248 saham yang melemah dan 183 saham yang stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia pun tercatat mencapai Rp13.974,52 triliun, dengan IHSG menyentuh level tertinggi 7.758 dan terendah 7.646 sepanjang perdagangan.

Kenaikan IHSG ini juga diwarnai oleh pergerakan saham-saham lapis dua yang mencuri perhatian. Saham PT PP Presisi Tbk. (PPRE), emiten BUMN, memimpin top gainers dengan lonjakan fantastis 34,18%, mencapai harga Rp106 per lembar pada akhir sesi I. Perusahaan ini dikabarkan mendapatkan kontrak baru yang meningkatkan pendapatan hingga 60%.

Tidak hanya PPRE, emiten rumah sakit swasta PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) juga menunjukkan performa impresif dengan kenaikan 29,49% ke level Rp101 per lembar. Di posisi ketiga, PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 25%, mencapai Rp825 per lembar, sekaligus menunjukan apresiasi hingga 65% dalam sepekan terakhir.

Saham-saham blue chip, khususnya perbankan, juga turut berkontribusi pada penguatan IHSG. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 3,60% ke Rp4.890, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 3,94% ke Rp3.960, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) meningkat 2,63% ke Rp8.775.

Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, kenaikan IHSG hari ini menunjukkan korelasi positif antara kondisi geopolitik dan pasar modal domestik. Ia menunjuk perpanjangan gencatan tarif AS-China selama 90 hari dan rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai katalis positif. Namun, Nafan juga mengingatkan bahwa pelaku pasar tengah menantikan data Consumer Price Index (CPI) AS yang diperkirakan akan meningkat seiring kebijakan tarif Trump.

Selain sentimen eksternal, Nafan mengamati peningkatan aksi beli asing (net foreign buy) sejak awal Agustus 2025, sesuai tren historis di paruh kedua tahun ini. Ia juga optimistis terhadap potensi IHSG sepanjang Agustus, mengingat tren bullish dalam lima tahun terakhir. Lebih lanjut, Nafan menekankan pentingnya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan realisasi investasi dengan memberikan kemudahan perizinan dan regulasi.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

IHSG mengalami kenaikan signifikan 1,91% pada Selasa (12/8/2025), mencapai level 7.750. Kenaikan ini didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik dan antisipasi data inflasi AS. Saham-saham lapis dua seperti PPRE, DKHH, dan IMPC mencatatkan kenaikan signifikan, sementara saham-saham blue chip perbankan seperti BMRI, BBRI, dan BBCA juga turut menguat.

Kenaikan IHSG juga dipengaruhi oleh perpanjangan gencatan tarif AS-China dan rencana pertemuan antara Presiden AS dan Rusia. Selain itu, peningkatan aksi beli asing sejak awal Agustus 2025 juga berkontribusi. Namun, analis mengingatkan pentingnya memperhatikan data Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis.