BEI Siapkan Roadmap Kerek Minimum Free Float Saham 10%, Ini Rinciannya
Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menaikkan minimum free float saham menjadi 10% untuk meningkatkan likuiditas pasar.
Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menaikkan minimum free float saham menjadi 10% untuk meningkatkan likuiditas pasar.
OJK berencana menaikkan aturan free float saham di BEI dari 7,5% menjadi 25% secara bertahap hingga 2026, untuk menarik lebih banyak investor global.
OJK, SRO, dan Kemenkeu membentuk satgas untuk menertibkan saham gorengan guna mengatasi manipulasi pasar dan meningkatkan transparansi di pasar modal.
OJK berencana menaikkan free float saham dari 7,5% menjadi 10% secara bertahap, dengan target akhir 25% untuk memperdalam pasar modal Indonesia.
IHSG sesi I naik 0,26% ke 8.263,12 usai ekonomi tumbuh 5,04% di Q3/2025. Sebanyak 266 saham menguat, dipimpin COIN, GOTO, dan BRMS.
Sejumlah saham seperti BBCA dan BUKA menguat akibat buyback, namun dampaknya sementara. Buyback meningkatkan EPS dan ROE, tapi bisa menghambat ekspansi bisnis.
Green Era Energy milik Prajogo Pangestu menjual saham BREN senilai Rp827,85 miliar untuk meningkatkan likuiditas pasar pada Oktober 2025.
Saham FKS Multi Agro (FISH) melonjak 24,81% setelah BEI membuka suspensi karena telah memenuhi ketentuan free float dengan stock split 1:10.
Bank Maspion (BMAS) tingkatkan saham free float jadi 10,52% usai divestasi yang dilakukan Alim Investindo.
BEI buka kode domisili investor, tingkatkan transparansi dan likuiditas pasar saham. Kebijakan ini mendukung strategi investasi dan kepercayaan investor.