Kredit Seret, BI Ungkap Pengusaha Masih Wait and See: Ada Apa?
Permintaan kredit masih rendah meski BI Rate turun, pengusaha wait and see. Suku bunga tinggi dan pemanfaatan dana internal jadi alasan utama.
Permintaan kredit masih rendah meski BI Rate turun, pengusaha wait and see. Suku bunga tinggi dan pemanfaatan dana internal jadi alasan utama.
Pemerintah mengalirkan Rp200 triliun ke bank BUMN, memicu euforia pasar. Bagaimana prospek saham bank-bank Himbara ke depan?
Menkeu Purbaya alirkan Rp200 triliun ke perbankan, diprediksi dorong IHSG uji resistance 7.700. Saham bank besar menguat, sentimen positif pasar.
Sepanjang 2025, asing jual bersih BBCA Rp23,3 triliun & BMRI Rp13,2 triliun Namun, potensi inflow asing diprediksi kembali menopang kinerja duo bank jumbo ini.
Penurunan BI Rate menjadi sentimen positif bagi saham perbankan, terutama bank BUMN. Analis rekomendasikan akumulasi sejumlah saham emiten bank.
Bank Mandiri mendukung penurunan BI Rate 25 bps ke 5%, mendorong pertumbuhan ekonomi RI dengan kredit sehat dan inovasi digital untuk inklusivitas.
Perbanas menyebutkan alasan mengapa pertumbuhan kredit belum optimal meski BI Rate telah dipangkas hingga ke level 5%.
Saham properti dan konsumer naik setelah BI turunkan suku bunga jadi 5%, mendorong IHSG menguat 1,03% ke 7.943,83 pada 20 Agustus 2025.
Investor asing Ifonti.com buy Rp1,48 triliun di pasar saham Indonesia, dengan saham BBCA, TLKM, dan ASII menjadi incaran utama pada 13 Agustus 2025.
Saham bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI menguat, menarik arus dana asing. Ifonti.com sell asing tinggi ytd, prospek pasar saham Indonesia tetap positif.