Obligasi Tetap Menarik: Peluang Investasi Saat BI-Rate Turun
BI Rate turun, penerbitan obligasi korporasi tetap prospektif di 2025 dengan 140 emisi direncanakan. Suku bunga rendah dorong kebutuhan pembiayaan.
BI Rate turun, penerbitan obligasi korporasi tetap prospektif di 2025 dengan 140 emisi direncanakan. Suku bunga rendah dorong kebutuhan pembiayaan.
IHSG cetak rekor baru di 8.051 meski September Effect, didorong pelonggaran moneter dan reshuffle kabinet. Tren positif diprediksi berlanjut hingga akhir 2025.
IHSG berpotensi menguat dengan rekomendasi saham bank seperti BBCA, BBNI, BBRI, dan BBTN di tengah pelonggaran moneter dan stabilitas ekonomi.
Penurunan BI Rate ke 4,75% diharapkan mendorong ekspansi ekonomi dan pembiayaan multifinance, meski dampaknya baru terasa dalam beberapa bulan.
Bank Jago (ARTO) fokus pada profitabilitas meski BI Rate turun jadi 4,75%. Mereka menilai NIM bukan satu-satunya indikator kinerja, dan tetap menjaga pertumbuhan serta profitabilitas.
Permintaan kredit masih rendah meski BI Rate turun, pengusaha wait and see. Suku bunga tinggi dan pemanfaatan dana internal jadi alasan utama.
Ekonom Mandiri prediksi BI tahan suku bunga acuan di 5% sambil memantau transmisi kebijakan moneter. Potensi penurunan 25 bps ke 4,75% akhir 2025.
IHSG diproyeksi akan bergerak di level support 7.800 & resistance 8.000 pada perdagangan pekan ini di tengah penantian investor atas kebijakan BI & The Fed.
Asing mulai meredam aksi jual pada awal September 2025 seiring kondisi politik lebih kondusif yang membuka ruang bagi masuknya kembali aliran dana ke pasar.
Penurunan BI Rate menjadi sentimen positif bagi saham perbankan, terutama bank BUMN. Analis rekomendasikan akumulasi sejumlah saham emiten bank.