IHSG Berangsur Pulih, Neraca Dagang Surplus & PMI Manufaktur Jadi Penopang
IHSG pulih didukung surplus dagang RI US$4,2 miliar dan PMI manufaktur ekspansif 51,5. Kondisi politik kondusif turut mendorong perbaikan indeks.
IHSG pulih didukung surplus dagang RI US$4,2 miliar dan PMI manufaktur ekspansif 51,5. Kondisi politik kondusif turut mendorong perbaikan indeks.
Delapan emiten Indonesia, termasuk BCAP dan CLEO, masuk FTSE Micro Cap per September 2025, meningkatkan eksposur global dan menguatkan harga saham.
Pasokan gas terbatas berdampak negatif bagi MEDC dan PGAS, namun menguntungkan GTSI dengan meningkatnya permintaan LNG. MEDC hadapi tekanan pendapatan, PGAS alami tantangan margin, sementara GTSI diuntungkan tren LNG.
Pemangkasan suku bunga BI memicu optimisme di sektor properti. Saham CTRA, BSDE, dan PWON direkomendasikan beli oleh sejumlah analis.
Batavia AM fokus pada saham konsumer dan telekomunikasi saat IHSG mendekati 8.000.
Saham bank jumbo anjlok, BBCA turun 2,30% akibat isu pengambilalihan dan reputasi, meski fundamental tetap solid. Koreksi ini dinilai jangka pendek.
Saham sektor kesehatan menarik untuk investasi jangka panjang karena defensif dan menguntungkan. Konglomerat seperti Grup Djarum dan Astra memborong saham PT Medikaloka Hermina.
BEI menggunakan notasi khusus untuk menandai kondisi emiten, membantu investor memahami situasi perusahaan sebelum berinvestasi.
Perusahaan afiliasi Prajogo Pangestu, Green Era Energy, menjual saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) untuk menambah free float di pasar.
Dana pensiun mengurangi investasi saham karena pasar sideways, beralih ke instrumen berisiko rendah. Investasi saham turun 11,11%, deposito dan SBN tumbuh.